Hadir Virtual, Pengadilan Musik Datangkan 3 Pemuda Terancam Menggelora
Sabtu, 27 Maret 2021 - 11:28 WIB
Melalui PT Menggelora, mereka sepakat untuk menyatukan visi dan misi lewat sebuah band. Genre musik yang dimainkan mereka merupakan musik reggae dengan berbagai macam elemen nuansa Jamaican sound. "Genre kami adalah reggae dan show. 70 persen reggae dan sisanya musik yang kami hadirkan dari keresahan jiwa kami," kata Dellu.
Komitmen ketiganya pada dunia musik, telah mengantarkan mereka menjadi grup band yang tetap produktif di masa pendemi. Saat ini, PT Menggelora telah memiliki satu album yang berjudul Long Journey. Album ini mengemas 10 lagu yaitu 'Menggelora Bersama', 'Penyesalan', 'Biar Salah Tak Mengapa', 'Akhir Cerita', 'Lagu Lama', 'I’m Sorry Rabb', 'Berulang ulang', 'Hanya Untukku', 'Buruh Bukan Robot', dan 'Sahabat'.
PT. Menggelora bahkan sedang menggarap sebuah karya lainnya. Mereka sedang memproduksi album kedua dengan konsep yang berbeda. Untuk album kedua, PT Menggelora akan mengajak beberapa musisi untuk berkolaborasi, di antaranya Ipang Lazuardi, Sule, Anji dan beberapa penyanyi lintas genre lainnya.
"Ini menjadi karya kami di tengah pandemi. Selama ini kami lebih banyak cover lagu, tapi sekarang kami hadir dengan karya kami sendiri," ujarnya.
Perwakilan DCDC Agus Dhani Hartono mengatakan, setelah sempat tersendat akibat diberlakukannya pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), DCDC Pengadilan Musik kembali hadir secara virtual, menyapa para penggemarnya. DCDC mencoba terus memberikan hiburan menarik dengan menghadirkan band indie berkualitas yang sedang hits di jalurnya.
"Konsepnya kami buat dengan mengambil tapping video yang ditayangkan secara virtual, menghindari terjadinya kerumunan. Ini berbeda dengan Pengadilan Musik yang biasanya mendatangkan penonton secara langsung," katanya.
Hadirnya DCDC Pengadilan Musik Virtual tak lepas dari tuntutan netizen chanel DCDC yang jumlahnya mencapai 1,8 juta. Mayoritas netizen meminta program tersebut tetap hadir di tengah pandemi.
Pengadilan Musik Virtual adalah salah satu program spesial dari Djarum Coklat Dot Com (DCDC), terjemahan terbaru dari Pengadilan Musik yang merespon kondisi pandemi. Program ini secara rutin mengundang dan mengkaji materi-materi terbaru dari band atau musisi independen tanah air yang aktif dalam membuat karya.
Lewat program ini, kata dia, mereka akan menyandang predikat sebagai terdakwa, dan harus menghadapi berbagai tuntutan yang dilontarkan oleh Jaksa Penuntut. Jika terdakwa berhasil berbicara atas nama karya, dia akan bebas dari tuntutan dan materinya akan dinyatakan layak untuk dikonsumsi oleh publik.
Komitmen ketiganya pada dunia musik, telah mengantarkan mereka menjadi grup band yang tetap produktif di masa pendemi. Saat ini, PT Menggelora telah memiliki satu album yang berjudul Long Journey. Album ini mengemas 10 lagu yaitu 'Menggelora Bersama', 'Penyesalan', 'Biar Salah Tak Mengapa', 'Akhir Cerita', 'Lagu Lama', 'I’m Sorry Rabb', 'Berulang ulang', 'Hanya Untukku', 'Buruh Bukan Robot', dan 'Sahabat'.
PT. Menggelora bahkan sedang menggarap sebuah karya lainnya. Mereka sedang memproduksi album kedua dengan konsep yang berbeda. Untuk album kedua, PT Menggelora akan mengajak beberapa musisi untuk berkolaborasi, di antaranya Ipang Lazuardi, Sule, Anji dan beberapa penyanyi lintas genre lainnya.
"Ini menjadi karya kami di tengah pandemi. Selama ini kami lebih banyak cover lagu, tapi sekarang kami hadir dengan karya kami sendiri," ujarnya.
Perwakilan DCDC Agus Dhani Hartono mengatakan, setelah sempat tersendat akibat diberlakukannya pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), DCDC Pengadilan Musik kembali hadir secara virtual, menyapa para penggemarnya. DCDC mencoba terus memberikan hiburan menarik dengan menghadirkan band indie berkualitas yang sedang hits di jalurnya.
"Konsepnya kami buat dengan mengambil tapping video yang ditayangkan secara virtual, menghindari terjadinya kerumunan. Ini berbeda dengan Pengadilan Musik yang biasanya mendatangkan penonton secara langsung," katanya.
Hadirnya DCDC Pengadilan Musik Virtual tak lepas dari tuntutan netizen chanel DCDC yang jumlahnya mencapai 1,8 juta. Mayoritas netizen meminta program tersebut tetap hadir di tengah pandemi.
Pengadilan Musik Virtual adalah salah satu program spesial dari Djarum Coklat Dot Com (DCDC), terjemahan terbaru dari Pengadilan Musik yang merespon kondisi pandemi. Program ini secara rutin mengundang dan mengkaji materi-materi terbaru dari band atau musisi independen tanah air yang aktif dalam membuat karya.
Lewat program ini, kata dia, mereka akan menyandang predikat sebagai terdakwa, dan harus menghadapi berbagai tuntutan yang dilontarkan oleh Jaksa Penuntut. Jika terdakwa berhasil berbicara atas nama karya, dia akan bebas dari tuntutan dan materinya akan dinyatakan layak untuk dikonsumsi oleh publik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda