Masyarakat Desak Polair Tangkap Pelaku Illegal Fishing di Teluk Bone
Rabu, 24 Februari 2021 - 19:37 WIB
WAJO - Pemerhati lingkungan di Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Suparto mendesak pihak Kepolisian Perairan (Polair) agar segera menangkap pelaku illegal fishing di Teluk Bone .
Menurut Suparto, illegal fishing di Teluk Bone masih marak terjadi. Sekalipun, aparat kepolisian dari Polair Polda Sulsel telah bermarkas di Pelabuhan Bansalae, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo.
Suparto menduga, operasi yang selama ini digelar Polair untuk menangkap pelaku illegal fishing bocor.
"Saat petugas Polair turun melakukan patroli, aktivitas illegal fishing tiba-tiba berhenti. Justru sebaliknya, jika operasi tidak dilakukan, maka Teluk Bone ramai dengan aktivitas illegal fishing , dan itu terjadi setiap hari. Situasi itu sangat mengherankan dan patut kita curigai, ada apa?," ujarnya kepada SINDOnews, Rabu (24/2/2021).
Suparto berharap, Polair yang bermarkas mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat dengan cara menangkap pelaku illegal fishing yang telah merusak ekosistem laut di Teluk Bone .
"Jika petugas Polair serius ingin menjaga Teluk Bone dari pelaku illegal fishing , segara tangkap pelakunya. Kalau informasi operasi tidak bocor, saya yakin akan banyak pelaku illegal fishing yang akan tertangkap," jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Wajo , AKBP Muhammad Islam Amrullah mengaku telah berkoordinasi dengan Ditpolair Polda Sulsel terkait maraknya aktivitas illegal fishing menggunakan bahan peledak di Teluk Bone .
Untuk merespons laporan masyarakat, Kepolisian Resor (Polres) Wajo telah membentuk tim untuk membantu kinerja Polair dalam melakukan penyelidikan. Tidak hanya melakukan penyelidikan, sejumlah personel dikerahkan untuk melalukan patroli laut menggunakan perahu nelayan.
"Ya saya sudah koordinasi bersama Ditpolair Polda Sulsel dan langsung direspons, intinya pihak kepolisian tidak akan tinggal diam, saat ini kami sudah bergerak, kami akan berupaya agar dapat sesegera mungkin menangkap pelalu illegal fishing di Teluk Bone," tandasnya.
Menurut Suparto, illegal fishing di Teluk Bone masih marak terjadi. Sekalipun, aparat kepolisian dari Polair Polda Sulsel telah bermarkas di Pelabuhan Bansalae, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo.
Suparto menduga, operasi yang selama ini digelar Polair untuk menangkap pelaku illegal fishing bocor.
"Saat petugas Polair turun melakukan patroli, aktivitas illegal fishing tiba-tiba berhenti. Justru sebaliknya, jika operasi tidak dilakukan, maka Teluk Bone ramai dengan aktivitas illegal fishing , dan itu terjadi setiap hari. Situasi itu sangat mengherankan dan patut kita curigai, ada apa?," ujarnya kepada SINDOnews, Rabu (24/2/2021).
Suparto berharap, Polair yang bermarkas mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat dengan cara menangkap pelaku illegal fishing yang telah merusak ekosistem laut di Teluk Bone .
"Jika petugas Polair serius ingin menjaga Teluk Bone dari pelaku illegal fishing , segara tangkap pelakunya. Kalau informasi operasi tidak bocor, saya yakin akan banyak pelaku illegal fishing yang akan tertangkap," jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Wajo , AKBP Muhammad Islam Amrullah mengaku telah berkoordinasi dengan Ditpolair Polda Sulsel terkait maraknya aktivitas illegal fishing menggunakan bahan peledak di Teluk Bone .
Untuk merespons laporan masyarakat, Kepolisian Resor (Polres) Wajo telah membentuk tim untuk membantu kinerja Polair dalam melakukan penyelidikan. Tidak hanya melakukan penyelidikan, sejumlah personel dikerahkan untuk melalukan patroli laut menggunakan perahu nelayan.
"Ya saya sudah koordinasi bersama Ditpolair Polda Sulsel dan langsung direspons, intinya pihak kepolisian tidak akan tinggal diam, saat ini kami sudah bergerak, kami akan berupaya agar dapat sesegera mungkin menangkap pelalu illegal fishing di Teluk Bone," tandasnya.
(luq)
tulis komentar anda