Pendidikan Rendah Latarbelakangi Warga Pangandaran Jadi TKI ke Luar Negeri
Jum'at, 19 Februari 2021 - 17:02 WIB
PANGANDARAN - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar Negeri dari Pangandaran rata-rata berlatarbelakang pendidikan rendah. "Kebanyakan yang menjadi TKI perempuan dengan usia yang relatif," kata Kepala Seksi Tenaga Kerja di Dinas Tenaga Kerja Industri dan Transmigrasi Kabupaten Pangandaran Suparman, Jum'at (19/2/2021).
Suparman menambahkan, TKI tersebut ada yang sudah memiliki anak ada juga yang belum. "Mereka yang jadi TKI biasanya karena tuntutan ekonomi, karena gaji kerja diluar Negeri cukup besar," tambahnya.
Mereka, para TKI di luar Negeri rata-rata setiap bulan berpenghasilan Rp7 juta, angka tersebut menjadi ketertarikan yang lain ikut menjadi TKI. "TKI yang bekerja ke luar Negeri tersebut sebagian besar berpendidikan akhir rendah," jelas dia.
Baca juga: Ilaga Siaga 1! Pashkas, Raider dan Brimob Dikerahkan Buru KKB Penyerang Bandara Aminggaru
Bahkan mayoritas TKI tersebut lulusan SD, SMP hingga SMA sederajat, sedangkan yang lulusan D3 atau S1 jarang yang menjadi TKI. Sejak kondisi Pandemi Covid-19 pemberangkatan TKI dari Pangandaran ke luar Negeri mengalami penurunan.
Pada tahun 2019 ada 218 warga Pangandaran yang menjadi TKI ke luar Negeri, sementara pada tahun 2020 hanya 23 orang.
Data jumlah TKI ke luar Negeri tersebut terlihat pada saat Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), sebelum membuat paspor ke Kantor Imigrasi. "Negara tujuan paling banyak dipilih adalah Malayasiia, Taiwan, Hong Kong dan Singapura," tegasnya.
Baca juga: Polda Sulut Gagalkan Penyelundupan Ribuan Liter Cap Tikus ke Papua Barat
Tahun 2019 Negara yang paling banyak dituju adalah Malaysia dengan jumlah 67 orang, kemudian Taiwan sebanyak 50 orang, Singapura sebanyak 47 orang, Hong Kong 33 orang, Korea Selatan 9 orang, Brunei Darusalam 5 orang dan Swiss 1 orang.
Pada tahun 2020 Negara paling banyak dituju adalah Malaysia sebanyak 10 orang, Taiwan 9 orang, Hong Kong 3 orang dan Singapura 1 orang. "Untuk TKI tujuan Timur Tengah belum ada lagi, karena masih dalam moratorium," katanya.
Menurutnya, keberangkatan TKI pada tahun 2020 hanya ada di bulan Januari saja 23 orang. Penyalur TKI ini ditunjuk langsung oleh Kementrian dan semuanya resmi. Sedangkan TKI ilegal biasanya lewat penyalur yang tidak resmi dan biasanya saat ada masalah di tempat mereka bekerja, sulit untuk ditangani.
Sejauh ini belum ada perusahaan penyalur TKI di Kabupaten Pangandaran, hanya perwakilan perusahaan dari Cirebon, yang berkantor di Kecamatan Kalipucang
Suparman menambahkan, TKI tersebut ada yang sudah memiliki anak ada juga yang belum. "Mereka yang jadi TKI biasanya karena tuntutan ekonomi, karena gaji kerja diluar Negeri cukup besar," tambahnya.
Mereka, para TKI di luar Negeri rata-rata setiap bulan berpenghasilan Rp7 juta, angka tersebut menjadi ketertarikan yang lain ikut menjadi TKI. "TKI yang bekerja ke luar Negeri tersebut sebagian besar berpendidikan akhir rendah," jelas dia.
Baca juga: Ilaga Siaga 1! Pashkas, Raider dan Brimob Dikerahkan Buru KKB Penyerang Bandara Aminggaru
Bahkan mayoritas TKI tersebut lulusan SD, SMP hingga SMA sederajat, sedangkan yang lulusan D3 atau S1 jarang yang menjadi TKI. Sejak kondisi Pandemi Covid-19 pemberangkatan TKI dari Pangandaran ke luar Negeri mengalami penurunan.
Pada tahun 2019 ada 218 warga Pangandaran yang menjadi TKI ke luar Negeri, sementara pada tahun 2020 hanya 23 orang.
Data jumlah TKI ke luar Negeri tersebut terlihat pada saat Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), sebelum membuat paspor ke Kantor Imigrasi. "Negara tujuan paling banyak dipilih adalah Malayasiia, Taiwan, Hong Kong dan Singapura," tegasnya.
Baca juga: Polda Sulut Gagalkan Penyelundupan Ribuan Liter Cap Tikus ke Papua Barat
Tahun 2019 Negara yang paling banyak dituju adalah Malaysia dengan jumlah 67 orang, kemudian Taiwan sebanyak 50 orang, Singapura sebanyak 47 orang, Hong Kong 33 orang, Korea Selatan 9 orang, Brunei Darusalam 5 orang dan Swiss 1 orang.
Pada tahun 2020 Negara paling banyak dituju adalah Malaysia sebanyak 10 orang, Taiwan 9 orang, Hong Kong 3 orang dan Singapura 1 orang. "Untuk TKI tujuan Timur Tengah belum ada lagi, karena masih dalam moratorium," katanya.
Menurutnya, keberangkatan TKI pada tahun 2020 hanya ada di bulan Januari saja 23 orang. Penyalur TKI ini ditunjuk langsung oleh Kementrian dan semuanya resmi. Sedangkan TKI ilegal biasanya lewat penyalur yang tidak resmi dan biasanya saat ada masalah di tempat mereka bekerja, sulit untuk ditangani.
Sejauh ini belum ada perusahaan penyalur TKI di Kabupaten Pangandaran, hanya perwakilan perusahaan dari Cirebon, yang berkantor di Kecamatan Kalipucang
(msd)
Lihat Juga :
tulis komentar anda