Celengan Ayam dan Langkah Kilat Membungkus Rumah Idaman
Kamis, 18 Februari 2021 - 20:34 WIB
Mereka sepertinya menemukan kecocokan, Yitno mulai menghitung uang muka yang diperolehnya dari celengan ayam. Saldo di bank setidaknya ada Rp100 juta. Segera saja ia memasukan angka Rp100 juta pada kolom perkiraan KPR yang terdapat di btnproperti.co.id. "Cicilannya Rp2.700.000, cukup lah dan kita bisa," bisiknya pada Siti.
Mata Siti mulai berair, ia menatap tajam suaminya yang masih setia berselancar dengan ponselnya. Air matanya pun akhirnya tumpah, kakinya seperti tak menginjak tanah ketika mendengar kepastian dari suaminya yang bisa membeli rumah bagi dirinya dan anak-anaknya.
Ketua Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) Jatim Soepratno menuturkan, sejak pandemi COVID-19 melanda, harapan pembelian rumah praktis mengandalkan teknologi digital. Berbagai kemudahan dalam memilih rumah tanpa harus keluar rumah bisa menjadi jalan keluar.
"Para pengembang sangat terbantu ketika ada aplikasi baik itu web maupun android yang memberi kesempatan bagi masyarakat untuk mengakses kemudahan membeli rumah ," ujarnya.
Ia melanjutkan, regulasi baru dari pemerintah juga bisa memperlancar sektor properti. Terutama menciptakan kemudahan bagi end user terkait akses ke perbankan. "Dukungan media sosial juga mempercepat laju. Kalau tak ada BTN Properti Mobile , penjualan rumah benar-benar drop di tengah pandemi ini," jelasnya.
Soepratno menyadari, selama pandemi ini memang ada penurunan yang drastis. Target penjualan rumah hanya terealisasi 50% saja. Dalam setahun terakhir para pengembang yang ada di Himbara hanya bisa menjual 75.000 unit saja.
"Kalau tak didukung dengan penjualan digital, maka backlog bisa terus naik. Sekarang saja backlog itu tiap tahun di Jatim bisa naik 600-700 ribu," jelasnya.
Optimisme pertumbuhan properti di tengah pandemi ini masih ada angin segar. PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) sendiri mencatat realisasi penyaluran dana KPR FLPP mencapai Rp2,909 triliun. Mereka telah menyaluran pada 88.911 melalui 12 bank penyalur KPR FLPP, termasuk BTN .
Direktur utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, ada dampak positif ketika banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memperoleh fasilitas KPR. "Ada penyerapan tenaga kerja dari pembangunan rumah yang berujung pada terciptanya multiplier effect lainnya," jelasnya.
Baca Juga
Mata Siti mulai berair, ia menatap tajam suaminya yang masih setia berselancar dengan ponselnya. Air matanya pun akhirnya tumpah, kakinya seperti tak menginjak tanah ketika mendengar kepastian dari suaminya yang bisa membeli rumah bagi dirinya dan anak-anaknya.
Ketua Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) Jatim Soepratno menuturkan, sejak pandemi COVID-19 melanda, harapan pembelian rumah praktis mengandalkan teknologi digital. Berbagai kemudahan dalam memilih rumah tanpa harus keluar rumah bisa menjadi jalan keluar.
"Para pengembang sangat terbantu ketika ada aplikasi baik itu web maupun android yang memberi kesempatan bagi masyarakat untuk mengakses kemudahan membeli rumah ," ujarnya.
Baca Juga
Ia melanjutkan, regulasi baru dari pemerintah juga bisa memperlancar sektor properti. Terutama menciptakan kemudahan bagi end user terkait akses ke perbankan. "Dukungan media sosial juga mempercepat laju. Kalau tak ada BTN Properti Mobile , penjualan rumah benar-benar drop di tengah pandemi ini," jelasnya.
Soepratno menyadari, selama pandemi ini memang ada penurunan yang drastis. Target penjualan rumah hanya terealisasi 50% saja. Dalam setahun terakhir para pengembang yang ada di Himbara hanya bisa menjual 75.000 unit saja.
"Kalau tak didukung dengan penjualan digital, maka backlog bisa terus naik. Sekarang saja backlog itu tiap tahun di Jatim bisa naik 600-700 ribu," jelasnya.
Baca Juga
Optimisme pertumbuhan properti di tengah pandemi ini masih ada angin segar. PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) sendiri mencatat realisasi penyaluran dana KPR FLPP mencapai Rp2,909 triliun. Mereka telah menyaluran pada 88.911 melalui 12 bank penyalur KPR FLPP, termasuk BTN .
Direktur utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, ada dampak positif ketika banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang memperoleh fasilitas KPR. "Ada penyerapan tenaga kerja dari pembangunan rumah yang berujung pada terciptanya multiplier effect lainnya," jelasnya.
tulis komentar anda