NASA Klaim Aktivitas Anak Krakatau Masih Berbahaya
Jum'at, 17 April 2020 - 12:18 WIB
BANTEN - Badan Antariksa Amerika Serikat NASA menampilkan foto udara yang luar biasa dari gunung berapi Anak Krakatau yang meletus di lepas pantai Indonesia pada 11 April 2020 lalu.
Krakatau telah meletus secara sporadis sepanjang tahun 2020, pekan lalu memuntahkan abu yang diperkirakan 1,640 kaki ke udara. Gambar yang baru dirilis diambil pada hari Senin oleh wahana antariksa Landsat 8 NASA.
"Krakatau mempertahankan kehadiran yang perkasa dan terkadang sangat mengancam di Selat Sunda antara Jawa dan Sumatra, lebih dari 50 periode letusan yang diketahui dalam hampir 2.000 tahun," tulis NASA dalam posting blog tentang foto tersebut seperti dilansir dari The Sun Jumat (17/4/2020).
"Ledakan aktivitas gunung berapi Indonesia terbaru telah menghasilkan banyak aliran lava, termasuk beberapa peristiwa yang relatif kecil tetapi penting pada bulan April."
Gunung Anak Krakatau yang terletak di Perairan Selat Sunda, Lampung, dilaporkan meletus pada Jumat 10 April 2020, sekitar pukul 22.35 WIB.
Meletusnya Gunung Anak Krakatau menyemburkan abu vulkanis setinggi 500 meter di atas permukaan laut.
"Terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau pada hari Jumat 10 April 2020, pukul 22.35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 meter di atas puncak (± 500 m di atas permukaan laut)," jelas Pusat Vulkanologi Mitagasi dan Bencana Geologi (PVMBG) dalam laman resminya.
Dilaporkan, kolom abu vulkanis teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 2284 detik. Hingga kini belum diketahui apakah Gunung Anak Krakatau masih mengeluarkan erupsi atau tidak.
"Masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer," terangnya.
Krakatau telah meletus secara sporadis sepanjang tahun 2020, pekan lalu memuntahkan abu yang diperkirakan 1,640 kaki ke udara. Gambar yang baru dirilis diambil pada hari Senin oleh wahana antariksa Landsat 8 NASA.
"Krakatau mempertahankan kehadiran yang perkasa dan terkadang sangat mengancam di Selat Sunda antara Jawa dan Sumatra, lebih dari 50 periode letusan yang diketahui dalam hampir 2.000 tahun," tulis NASA dalam posting blog tentang foto tersebut seperti dilansir dari The Sun Jumat (17/4/2020).
"Ledakan aktivitas gunung berapi Indonesia terbaru telah menghasilkan banyak aliran lava, termasuk beberapa peristiwa yang relatif kecil tetapi penting pada bulan April."
Gunung Anak Krakatau yang terletak di Perairan Selat Sunda, Lampung, dilaporkan meletus pada Jumat 10 April 2020, sekitar pukul 22.35 WIB.
Meletusnya Gunung Anak Krakatau menyemburkan abu vulkanis setinggi 500 meter di atas permukaan laut.
"Terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau pada hari Jumat 10 April 2020, pukul 22.35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 meter di atas puncak (± 500 m di atas permukaan laut)," jelas Pusat Vulkanologi Mitagasi dan Bencana Geologi (PVMBG) dalam laman resminya.
Dilaporkan, kolom abu vulkanis teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara.
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi 2284 detik. Hingga kini belum diketahui apakah Gunung Anak Krakatau masih mengeluarkan erupsi atau tidak.
"Masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer," terangnya.
(boy)
tulis komentar anda