Uji Vaksin COVID-19 Meleset, Ridwan Kamil Minta Warga Jabar Bersabar
Senin, 14 Desember 2020 - 18:34 WIB
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan, uji klinis calon vaksin COVID-19, Sinovac meleset dari harapannya. Dia mengimbau warga Jabar untuk lebih bersabar dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehata n (proses).
Ridwan Kamil yang juga menjadi salah satu relawan uji klinis vaksin Sinovac itu menuturkan, proses uji klinis awalnya diharapkan tuntas Desember 2020. Namun, berdasarkan kabar terakhir, seluruh proses uji klinis baru akan rampung Maret 2021 mendatang.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menjelaskan, perubahan jadwal tersebut menyusul pengumuman dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang meminta seluruh relawan uji klinis vaksin Sinovac menjalani pengecekan enam bulan setelah disuntik vaksin.
"Jadi, artinya kami harus diambil darah lagi di bulan Maret. Jadi yang tadinya kita sampaikan pengumuman berhasil atau tidaknya vaksin COVID-19 ini di bulan Desember, kemungkinan akan diundur ke bulan Maret karena BPOM ingin memastikan kandungan dari antibodi kita itu berlimpah di rentang waktu yang lebih panjang," jelas Kang Emil dalam konferensi pers yang juga digelar virtual seusai menjalani pengambilan darah kedua di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Senin (14/12/2020). (Baca: Semarang Gempar, Mobil Berisi 8 Orang Mendadak Terbakar di Jalan Soekarno-Hatta).
Oleh karenanya, lanjut Kang Emil, sambil menunggu proses uji klinis rampung, pihaknya mengimbau seluruh warga Jabar untuk bersabar dan tetap disiplin menerapkan prokes, yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak (3M). "Jadi, tentunya saya memberikan berita ini, sehingga kepada warga mari kita 3M karena vaksin tidak secepat yang kita harapkan," pintanya.
Meski begitu, Kang Emil meyakinkan, dirinya dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang juga menjadi relawan uji klinis dalam kondisi sehat dan tidak mengalami gejala sakit. (Baca: Kakak Beradik Tewas Tenggelam di Sungai Musi).
Bahkan, kata Kang Emil, berkali-kali menjalani swab test, hasilnya negatif COVID-19. "Apakah karena faktor vaksin atau tidak, belum bisa disimpulkan, tapi yang kami rasakan itu faktanya," imbuhnya.
Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, berdasarkan hasil rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, vaksin COVID-19 yang dibeli pemerintah pusat masih tersimpan di gudang PT Bio Farma di Bandung dan akan segera diuji coba oleh BPOM. "Kalau (vaksin) itu sudah melewati tes ketiga dan tinggal diumumkan secara resmi oleh BPOM. Jadi, bolanya ada di BPOM untuk tipe vaksin yang diimpor langsung," pungkasnya.
Ridwan Kamil yang juga menjadi salah satu relawan uji klinis vaksin Sinovac itu menuturkan, proses uji klinis awalnya diharapkan tuntas Desember 2020. Namun, berdasarkan kabar terakhir, seluruh proses uji klinis baru akan rampung Maret 2021 mendatang.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menjelaskan, perubahan jadwal tersebut menyusul pengumuman dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang meminta seluruh relawan uji klinis vaksin Sinovac menjalani pengecekan enam bulan setelah disuntik vaksin.
"Jadi, artinya kami harus diambil darah lagi di bulan Maret. Jadi yang tadinya kita sampaikan pengumuman berhasil atau tidaknya vaksin COVID-19 ini di bulan Desember, kemungkinan akan diundur ke bulan Maret karena BPOM ingin memastikan kandungan dari antibodi kita itu berlimpah di rentang waktu yang lebih panjang," jelas Kang Emil dalam konferensi pers yang juga digelar virtual seusai menjalani pengambilan darah kedua di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Senin (14/12/2020). (Baca: Semarang Gempar, Mobil Berisi 8 Orang Mendadak Terbakar di Jalan Soekarno-Hatta).
Oleh karenanya, lanjut Kang Emil, sambil menunggu proses uji klinis rampung, pihaknya mengimbau seluruh warga Jabar untuk bersabar dan tetap disiplin menerapkan prokes, yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak (3M). "Jadi, tentunya saya memberikan berita ini, sehingga kepada warga mari kita 3M karena vaksin tidak secepat yang kita harapkan," pintanya.
Meski begitu, Kang Emil meyakinkan, dirinya dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang juga menjadi relawan uji klinis dalam kondisi sehat dan tidak mengalami gejala sakit. (Baca: Kakak Beradik Tewas Tenggelam di Sungai Musi).
Bahkan, kata Kang Emil, berkali-kali menjalani swab test, hasilnya negatif COVID-19. "Apakah karena faktor vaksin atau tidak, belum bisa disimpulkan, tapi yang kami rasakan itu faktanya," imbuhnya.
Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, berdasarkan hasil rapat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, vaksin COVID-19 yang dibeli pemerintah pusat masih tersimpan di gudang PT Bio Farma di Bandung dan akan segera diuji coba oleh BPOM. "Kalau (vaksin) itu sudah melewati tes ketiga dan tinggal diumumkan secara resmi oleh BPOM. Jadi, bolanya ada di BPOM untuk tipe vaksin yang diimpor langsung," pungkasnya.
(nag)
tulis komentar anda