Nitilaku Memperkuat Sinergi Kampus, Keraton, Kampung dan Komunitas serta Korporasi

Minggu, 13 Desember 2020 - 16:59 WIB
Airlangga mengutarakan makna dari peringatan Nitilaku untuk mengingat kembali awal mula lahirnya UGM, yang tidak terlepas dari peran penting Keraton Yogyakarta dan para pendiri bangsa. Pada tahun 1949, Ir. Soekarno, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, serta sejumlah tokoh ingin meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang waktu itu baru merdeka, untuk dapat lebih banyak mendapatkan pendidikan sarjana. “Pada waktu itu, para tokoh nasional ingin mendirikan perguruan tinggi di Indonesia, khususnya di Yogyakarta, namun terkendala tidak ada tempat perkuliahan,” kata Airlangga. (Baca: Kejang-kejang Saat Naik Perahu, Pria Ini Jatuh dan Tewas Tenggelam di Sungai).

“Atas kemurahan hati Sri Sultan Hamengku Buwono IX, pada perkuliahan diperkenankan dilakukan di Pagelaran Keraton Yogyakarta. Atas kemurahan hati beliau pula, dihibahkan 183 hektar tanah di Bulak Sumur Yogyakarta untuk kemudian dibangun Gedung Perkuliahan UGM, yang dipergunakan hingga saat ini,” imbuhnya.

Di mata Airlangga, hikmah dari peringatan Nitilaku bukan sekedar perpindahan tempat perkuliahan UGM saja. Namun lebih dari itu, agar seluruh akademisi dan mahasiswa UGM tidak lupa pada akar sejarahnya, nilai-nilai kebudayaan, serta yang terpenting adalah mengingat niat dan upaya para pendiri bangsa, dalam meningkatkan kapasitas SDM Indonesia.

“Sampai saat ini, apa yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini, telah dapat kita lihat bersama hasilnya. Universitas Gadjah Mada terus berkembang, dan keberadaannya mampu membuktikan bahwa institusi ini telah menjadi pionir pada bidang pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, serta pengabdian kepada masyarakat,” pungkasnya.
(nag)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More