Golkar Jabar Dukung Bahlil Lahadalia Gantikan Airlangga Hartarto
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Jawa Barat resmi memberikan dukungan penuh kepada Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2024-2029. Dukungan ini menyusul pengunduran diri Airlangga Hartarto dari posisi tersebut.
Sekretaris DPD Golkar Jabar, MQ Iswara, mengungkapkan bahwa hampir seluruh DPD Golkar di Indonesia telah sepakat mendukung Bahlil untuk menggantikan Airlangga. Menurutnya, dukungan yang kuat dan konsisten ini menjadi bukti bahwa Bahlil adalah pilihan yang tepat untuk membawa Golkar ke depan.
"Sebagian besar ketua DPD telah memberikan dukungan kepada Pak Bahlil, dan Jabar termasuk dalam barisan pendukung tersebut," ujar Iswara saat ditemui di Bandung, Kamis (15/8/2024).
Iswara juga menegaskan bahwa dukungan dari DPD Golkar kabupaten/kota di Jawa Barat akan sejalan dengan sikap yang diambil oleh DPD Golkar Provinsi Jabar. Ini menunjukkan kesatuan sikap di tingkat daerah yang memperkuat posisi Bahlil sebagai calon kuat Ketua Umum.
"Dalam pemilihan nanti, DPD tingkat provinsi dan kabupaten/kota masing-masing memiliki satu hak suara, sesuai dengan aturan dalam AD dan ART Golkar," jelas Iswara.
Pemilihan Ketua Umum Golkar akan melibatkan 38 suara dari provinsi, 514 suara dari kabupaten/kota, serta suara dari organisasi-organisasi Hasta Karya dan ormas-ormas pendiri Golkar. Jumlah total suara yang akan diperebutkan pada munas mendatang dipastikan mencapai lebih dari 500 suara.
Menurut Iswara, keputusan mendukung Bahlil Lahadalia tidak diambil secara tergesa-gesa. Diskusi panjang dan pertimbangan matang antara DPD Golkar Jabar, DPP Partai Golkar, dan analisis konstelasi politik menjadi dasar kuat dalam memilih Bahlil sebagai sosok yang tepat.
"Kami ingin melihat Partai Golkar maju lebih pesat di masa depan. Golkar adalah partai besar dengan pengalaman panjang, dan dinamika seperti ini adalah bagian dari proses kematangan partai," tegasnya.
Iswara mengingatkan bahwa Partai Golkar telah melewati berbagai dinamika politik, termasuk pada tahun 1999 ketika partai ini hampir dijadikan partai terlarang, serta perpecahan antara kubu Ancol dan Bali. Namun, ia menegaskan bahwa yang paling penting adalah mengamankan agenda ke depan untuk kemajuan Golkar.
Pasca mundurnya Airlangga Hartarto, rapat pleno DPP Partai Golkar telah menunjuk Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP Golkar. Dukungan dari Golkar Jabar ini menjadi sinyal kuat bahwa Bahlil Lahadalia memiliki peluang besar untuk memimpin partai berlambang pohon beringin ini di masa mendatang.
Sekretaris DPD Golkar Jabar, MQ Iswara, mengungkapkan bahwa hampir seluruh DPD Golkar di Indonesia telah sepakat mendukung Bahlil untuk menggantikan Airlangga. Menurutnya, dukungan yang kuat dan konsisten ini menjadi bukti bahwa Bahlil adalah pilihan yang tepat untuk membawa Golkar ke depan.
"Sebagian besar ketua DPD telah memberikan dukungan kepada Pak Bahlil, dan Jabar termasuk dalam barisan pendukung tersebut," ujar Iswara saat ditemui di Bandung, Kamis (15/8/2024).
Iswara juga menegaskan bahwa dukungan dari DPD Golkar kabupaten/kota di Jawa Barat akan sejalan dengan sikap yang diambil oleh DPD Golkar Provinsi Jabar. Ini menunjukkan kesatuan sikap di tingkat daerah yang memperkuat posisi Bahlil sebagai calon kuat Ketua Umum.
"Dalam pemilihan nanti, DPD tingkat provinsi dan kabupaten/kota masing-masing memiliki satu hak suara, sesuai dengan aturan dalam AD dan ART Golkar," jelas Iswara.
Pemilihan Ketua Umum Golkar akan melibatkan 38 suara dari provinsi, 514 suara dari kabupaten/kota, serta suara dari organisasi-organisasi Hasta Karya dan ormas-ormas pendiri Golkar. Jumlah total suara yang akan diperebutkan pada munas mendatang dipastikan mencapai lebih dari 500 suara.
Menurut Iswara, keputusan mendukung Bahlil Lahadalia tidak diambil secara tergesa-gesa. Diskusi panjang dan pertimbangan matang antara DPD Golkar Jabar, DPP Partai Golkar, dan analisis konstelasi politik menjadi dasar kuat dalam memilih Bahlil sebagai sosok yang tepat.
"Kami ingin melihat Partai Golkar maju lebih pesat di masa depan. Golkar adalah partai besar dengan pengalaman panjang, dan dinamika seperti ini adalah bagian dari proses kematangan partai," tegasnya.
Iswara mengingatkan bahwa Partai Golkar telah melewati berbagai dinamika politik, termasuk pada tahun 1999 ketika partai ini hampir dijadikan partai terlarang, serta perpecahan antara kubu Ancol dan Bali. Namun, ia menegaskan bahwa yang paling penting adalah mengamankan agenda ke depan untuk kemajuan Golkar.
Pasca mundurnya Airlangga Hartarto, rapat pleno DPP Partai Golkar telah menunjuk Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP Golkar. Dukungan dari Golkar Jabar ini menjadi sinyal kuat bahwa Bahlil Lahadalia memiliki peluang besar untuk memimpin partai berlambang pohon beringin ini di masa mendatang.
(hri)