Kampus Ubaya Bantu Tangani COVID-19 di Kabupaten Blitar

Selasa, 01 Desember 2020 - 00:01 WIB
Tampak perangkat dekontaminasi alat pelindung diri (APD) buatan kampus Universitas Surabaya yang diperbantukan kepada RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar. Foto/ist
BLITAR - Universitas Surabaya ( Ubaya ) turun tangan ikut membantu Pemkab Blitar menanggulangi pandemi COVID-19. Kampus Ubaya mengulurkan bantuan perangkat dekontaminasi alat pelindung diri (APD) kepada RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar.

"Ini merupakan wujud nyata Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Ubaya dalam membantu tenaga medis," ujar Ketua Tim PPM Ubaya Herman Susanto di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Kabupaten Blitar, Senin (30/11/2020).

(Baca juga: Hasil Rapid Test Reaktif, 7 Petugas KPPS dan Linmas Pilwali Blitar Langsung Swab Test )



Penyerahan bantuan perangkat dekontaminasi APD dilakukan langsung oleh rektor Ubaya Benny Lianto. Dalam penyerahan bantuan tersebut juga dijelaskan bahwa perangkat dekontaminasi APD merupakan hasil karya rancangan Tim PPM yang di dalamnya terdiri dari dosen dan mahasiswa Ubaya. Yakni sedikitnya melibatkan lima orang dosen.

"Kami berusaha memenuhi kebutuhan rumah sakit sesuai kondisi riil yang dibutuhkan. Tentunya agar bermanfaat dan digunakan dengan baik tenaga medis,” kata Herman Susanto.

Bantuan perangkat dekontaminasi APD terdiri dari bilik desinfektan (disinfectant chamber) dan lemari UV (Ultra Violet). Perangkat yang dirancang selama empat bulan (Juni-Oktober) memiliki sejumlah keunggulan. Yakni membantu tenaga medis dalam proses sterilisasi termasuk melepas APD secara mandiri.

(Baca juga: Ada Siswa Positif COVID-19, Surabaya Belum Bisa Laksanakan Sekolah Tatap Muka )

Menurut Herman, ide awal terciptanya perangkat dekontaminasi APD berangkat dari kebutuhan baju hazmat yang di sejumlah daerah masih langka. "Akhirnya merancang lemari UV yang berfungsi mensterilkan baju hazmat agar tidak sekali pakai," terang Herman.

Cara kerja perangkat dekontaminasi APD langsung disimulasikan. Seorang petugas yang mengenakan baju APD diminta masuk ke dalam bilik desinfektan. Selama kurang lebih satu menit tenaga medis yang tersemprot kabut berputar dua kali dengan posisi lengan terangkat.

Selanjutnya petugas medis bisa melepas baju hazmat secara mandiri. Baju yang telah dicuci dan kering kemudian dimasukkan ke dalam lemari UV. Selama tiga puluh menit sinar UV akan melakukan proses sterilisasi. Ada dua tombol yang bisa difungsikan secara manual. Yakni hijau untuk On dan merah untuk Off.

"Jika lampu indikator berwarna hijau berarti proses sterilisasi masih berjalan. Setelah selesai APD bisa disimpan dan bisa dipakai kembali ketika dibutuhkan," tambah Herman.

Melalui pengabdian masyarakat, pihak Ubaya berharap bisa menginspirasi banyak orang untuk saling peduli satu sama lain selama pandemi. Kampus Ubaya juga berharap perangkat yang ada bisa terus berkembang. "Tidak hanya difungsikan saat COVID-19 saja, tetapi dapat digunakan seterusnya untuk sterilisasi APD di rumah sakit," pungkas Herman
(msd)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content