Ratusan Boat Nelayan Pidie Jaya Kandas dan Rusak di Kuala
Jum'at, 13 November 2020 - 20:10 WIB
PIDIE JAYA - Kondisi ratusan nelayan di Kabupaten Pidie Jaya , Aceh cukup memprihatinkan dimana mereka bukan hanya menghadapi masalah sulitnya mencari nafkah di masa pandemi COVID-19 . Tetapi mereka juga sulitnya mengarungi sungai yang sudah dangkal saat menuju ke laut.
Hampir setiap hari ratusan boat para nelayan kandas dan rusak parah akibat melewati jalur pulang dari Kuala Beuracan begitu juga dengan banyaknya ikan ikan para nelayan yang harus dibuang lagi ke laut akibat busuk. (Baca: Ikuti Google Maps Mobil Ini Malah Tersesat di Tengah Hutan Angker)
Kepala Desa Rhieng Krueng, Syakban Ahmad mengatakan, bahwa dangkalnya kuala ini sudah sangat lama dirasakan oleh para nelayan. Dimana para nelayan yang biasanya jam berangkat ke laut pukul 04.00 WIB kini mereka harus tidur di dalam boat. “Karena mereka harus menjaga waktu air laut pasang supaya boat boat mereka tidak kandas di tengah tengah kuala, “ kata dia.
Busuknya ikan hasil tangkapan nelayan dikarenakan mereka harus menunggu berjam jam di saat air pasang supaya boat mereka bisa dilalui atau masuk kuala untuk membawa pulang hasil tangkapan. Begitu juga mereka saat ingin melaut harus antre di mulut Kuala menunggu air pasang tiba. (Bisa diklik : Lapas Tasikmalaya Gagalkan Pengiriman 6 Paket Sabu, Tamping Terlibat)
Kendati hal ini dirasakan oleh ratusan nelayan di kawasan itu sudah delapan tahun lebih belum adanya upaya perbaikan oleh pemerinta setempat. Bahkan mereka para nelayan sudah bosan dan jenuh untuk menyampaikan persoalan ini kepada pemerintah setempat namun hingga saat ini belum adanya realisasi apapun.
Sementara itu Tengku Amiruddin selaku Penasehat Panglima Laot Kuala Beuracan menyebutkan bahwa pihak sudah berulang kali pernah menyampaikan persoalan dangkalnya kuala ini kepada pihak pemerintah tetapi belum ada realisasi hingga sekarang.
Lihat Juga: Luncurkan Kreasi di Aceh, Menteri Riefky Ajak Santri Ikut Sebarkan Informasi Bahaya Judi Online
Hampir setiap hari ratusan boat para nelayan kandas dan rusak parah akibat melewati jalur pulang dari Kuala Beuracan begitu juga dengan banyaknya ikan ikan para nelayan yang harus dibuang lagi ke laut akibat busuk. (Baca: Ikuti Google Maps Mobil Ini Malah Tersesat di Tengah Hutan Angker)
Kepala Desa Rhieng Krueng, Syakban Ahmad mengatakan, bahwa dangkalnya kuala ini sudah sangat lama dirasakan oleh para nelayan. Dimana para nelayan yang biasanya jam berangkat ke laut pukul 04.00 WIB kini mereka harus tidur di dalam boat. “Karena mereka harus menjaga waktu air laut pasang supaya boat boat mereka tidak kandas di tengah tengah kuala, “ kata dia.
Busuknya ikan hasil tangkapan nelayan dikarenakan mereka harus menunggu berjam jam di saat air pasang supaya boat mereka bisa dilalui atau masuk kuala untuk membawa pulang hasil tangkapan. Begitu juga mereka saat ingin melaut harus antre di mulut Kuala menunggu air pasang tiba. (Bisa diklik : Lapas Tasikmalaya Gagalkan Pengiriman 6 Paket Sabu, Tamping Terlibat)
Kendati hal ini dirasakan oleh ratusan nelayan di kawasan itu sudah delapan tahun lebih belum adanya upaya perbaikan oleh pemerinta setempat. Bahkan mereka para nelayan sudah bosan dan jenuh untuk menyampaikan persoalan ini kepada pemerintah setempat namun hingga saat ini belum adanya realisasi apapun.
Sementara itu Tengku Amiruddin selaku Penasehat Panglima Laot Kuala Beuracan menyebutkan bahwa pihak sudah berulang kali pernah menyampaikan persoalan dangkalnya kuala ini kepada pihak pemerintah tetapi belum ada realisasi hingga sekarang.
Lihat Juga: Luncurkan Kreasi di Aceh, Menteri Riefky Ajak Santri Ikut Sebarkan Informasi Bahaya Judi Online
(sms)
tulis komentar anda