Tempe Ayep Zaki Kemasannya Lebih Elegan, Makin Keren
Senin, 09 November 2020 - 16:39 WIB
Aa Zaki berharap, adanya pabrik ini, akan mengubah image di masyarakat terhadap pabrik tempe, menjadi industri kecil rumahan yang modern, bersih, sehat dan halal. Setidaknya, tempat dan alat-alat produksi rumah tempe A Zaki, selain diproduksi menggunakan mesin pengolahan yang modern juga karyawannya sangat menjaga kebersihan.
Air yang digunakan untuk mengolah kedelai merupakan air bersih yang bersumber dari PDAM dan air sumur serta tidak menggunakan bahan artifisiial. Demikian pula dengan ruang produksi dan fermentasi tertata dengan layout yang baik, memperhatikan suhu dan kelembaban sebagaimana yang dipersyaratkan dalam industri kecil tempe rumahan. (BACA JUGA: Tempe Cumi Asam Manis, Menu Mewah Harga Murah)
Sementara bahan baku, dipilih dari kedelai yang berkualitas tinggi. Dari sisi estetika rumah tempe A Zaki juga sangat memperhatikan kemasan atau packaging sehingga kualitas dan kebersihan hasil produksinya dapat dijamin.Di saat pandemi Covid-19 ini, para pekerjanya juga memperhatikan protokoler kesehatan dengan menggunakan masker, sarung tangan, penutup kepala dan menjaga jarak fisik.
Saat ini, FKDB tengah membina 74 pabrik tempe dari Aceh hingga Papua dengan kapasitas produksi 33 ton kacang kedelai perhari. Merambah ke berbagai daerah ini, menurut AA Zaki, untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam peningkatan standar gizi nasional di seluruh wilayah Indonesia dengan menyediakan pilihan makanan yang bergizi tinggi dan bisa dijangkau oleh masyarakat.
Dari 74 pabrik tempe itu, di pangkalan Bun kalimantan Tengah memproduksi 1.400 kg tempe perhari dan merupakan titik usaha yang paling tinggi pencapaian produksi hingga saat ini. AA Zaki yakin akan semakin banyak permintaan,
Dan, di bulan Desember kelak, tempe a-zaki akan diekspor ke Jepang. "Sudah ada permintaan dan kami sedang menjajakinya," cerita dia.
Menurut Ayep Zaki, pengembangan usaha tempe tersebut merupakan bentuk komitmen terhadap pembangunan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Usaha produksi tempe selain menjadi salah satu pilar ekonomi masyarakat yang mampu memberikan nilai tambah ekonomi.
Selain itu mampu memberikan sumbangan yang signifikan dalam memperluas lapangan kerja, usaha produksi tempe juga dapat mendukung program pemerintah dalam peningkatan kesehatan masyarakat dengan pemenuhan standar gizi nasional. (BACA JUGA: Pabrik Tahu Tempe Meledak, Dua Orang Luka Parah)
Program peningkatan standarisasi gizi masyarakat oleh FKDB melalui usaha tempe ini sangat didukung oleh Forum Tempe Indonesia (FTI), Rumah Tempe Indonesia (RTI), USSEC (Perkumpulan Eksportir Kedelai Amerika). "Termasuk pemerintah melalui kementerian Koperasi dan Perindustrian," katanya.
Ke depannya AA Zaki berharap, FKDB makin gencar membina para UKM di bidang tempe, selain itu juga bergerak di bidang on FARM, terutama pada budi daya tanaman padi dan kelak menanam kacang kedelai dengan hasil yang sama baiknya dengan kacang kedelai import untuk menyuplai kebutuhan pabrik tempe.
Air yang digunakan untuk mengolah kedelai merupakan air bersih yang bersumber dari PDAM dan air sumur serta tidak menggunakan bahan artifisiial. Demikian pula dengan ruang produksi dan fermentasi tertata dengan layout yang baik, memperhatikan suhu dan kelembaban sebagaimana yang dipersyaratkan dalam industri kecil tempe rumahan. (BACA JUGA: Tempe Cumi Asam Manis, Menu Mewah Harga Murah)
Sementara bahan baku, dipilih dari kedelai yang berkualitas tinggi. Dari sisi estetika rumah tempe A Zaki juga sangat memperhatikan kemasan atau packaging sehingga kualitas dan kebersihan hasil produksinya dapat dijamin.Di saat pandemi Covid-19 ini, para pekerjanya juga memperhatikan protokoler kesehatan dengan menggunakan masker, sarung tangan, penutup kepala dan menjaga jarak fisik.
Saat ini, FKDB tengah membina 74 pabrik tempe dari Aceh hingga Papua dengan kapasitas produksi 33 ton kacang kedelai perhari. Merambah ke berbagai daerah ini, menurut AA Zaki, untuk membantu menyukseskan program pemerintah dalam peningkatan standar gizi nasional di seluruh wilayah Indonesia dengan menyediakan pilihan makanan yang bergizi tinggi dan bisa dijangkau oleh masyarakat.
Dari 74 pabrik tempe itu, di pangkalan Bun kalimantan Tengah memproduksi 1.400 kg tempe perhari dan merupakan titik usaha yang paling tinggi pencapaian produksi hingga saat ini. AA Zaki yakin akan semakin banyak permintaan,
Dan, di bulan Desember kelak, tempe a-zaki akan diekspor ke Jepang. "Sudah ada permintaan dan kami sedang menjajakinya," cerita dia.
Menurut Ayep Zaki, pengembangan usaha tempe tersebut merupakan bentuk komitmen terhadap pembangunan ekonomi kerakyatan di Indonesia. Usaha produksi tempe selain menjadi salah satu pilar ekonomi masyarakat yang mampu memberikan nilai tambah ekonomi.
Selain itu mampu memberikan sumbangan yang signifikan dalam memperluas lapangan kerja, usaha produksi tempe juga dapat mendukung program pemerintah dalam peningkatan kesehatan masyarakat dengan pemenuhan standar gizi nasional. (BACA JUGA: Pabrik Tahu Tempe Meledak, Dua Orang Luka Parah)
Program peningkatan standarisasi gizi masyarakat oleh FKDB melalui usaha tempe ini sangat didukung oleh Forum Tempe Indonesia (FTI), Rumah Tempe Indonesia (RTI), USSEC (Perkumpulan Eksportir Kedelai Amerika). "Termasuk pemerintah melalui kementerian Koperasi dan Perindustrian," katanya.
Ke depannya AA Zaki berharap, FKDB makin gencar membina para UKM di bidang tempe, selain itu juga bergerak di bidang on FARM, terutama pada budi daya tanaman padi dan kelak menanam kacang kedelai dengan hasil yang sama baiknya dengan kacang kedelai import untuk menyuplai kebutuhan pabrik tempe.
tulis komentar anda