Seledri Jepang Jadi Produk Unggulan di Desa Ini
Kamis, 22 Oktober 2020 - 16:47 WIB
Prita mengungkapkan bahwa penciptaan inovasi produk dan penguatan pasar domestik dalam program ini adalah untuk menciptakan kebutuhan masyarakat Indonesia sendiri akan Ashitaba atau Seledri Jepang. Selain itu, hasil panen petani di saat pandemi tidak bisa terserap dengan baik sehingga banyak tanaman Ashitaba atau Seledri Jepang tidak terpanen di lahan Desa Selotapak.
Dirinya bersama anggota tim berharap melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah ini petani Desa Selotapak tidak hanya bergantung pada kegiatan ekspor saja tetapi mulai menciptakan produk yang dibutuhkan pasar domestik.(Baca juga : Aksinya Terekam CCTV, Pemalak Truk Ditangkap Polisi )
“Ketika penjualan di market domestik tinggi maka para petani akan mendapatkan demand lebih banyak. Akhirnya mereka akan terus bersemangat dalam melakukan produksi atau panen Ashitaba. Semoga dengan adanya demand yang tinggi diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan para petani di Desa Selotapak,” kata Prita.
Sementara itu, Dosen Fakultas Teknobiologi Ubaya sekaligus anggota tim, Ardhia Deasy Rosita Dewi, menyampaikan jika tanaman Ashitaba memiliki antioksidan yang tinggi karena mengandung senyawa flavonoid yang mampu mengurangi peradangan dalam tubuh.
Selain itu, Ashitaba cocok dikonsumsi saat pandemi COVID-19 untuk mengurangi resiko komorbid dan meningkatkan imunitas tubuh. Ditambah lagi, Ashitaba sangat baik bagi tubuh karena mengandung vitamin, mineral yang tinggi, kaya serat, dan anti bakteri.
“Ashitaba mengandung anti bakteri dan menjadi pilihan tepat jika mengolahnya menjadi produk permen kunyah, sehingga berkhasiat dalam mengurangi bakteri yang ada di dalam rongga mulut,” ungkap Ardhia Deasy Rosita Dewi.
Dirinya bersama anggota tim berharap melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah ini petani Desa Selotapak tidak hanya bergantung pada kegiatan ekspor saja tetapi mulai menciptakan produk yang dibutuhkan pasar domestik.(Baca juga : Aksinya Terekam CCTV, Pemalak Truk Ditangkap Polisi )
“Ketika penjualan di market domestik tinggi maka para petani akan mendapatkan demand lebih banyak. Akhirnya mereka akan terus bersemangat dalam melakukan produksi atau panen Ashitaba. Semoga dengan adanya demand yang tinggi diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan para petani di Desa Selotapak,” kata Prita.
Sementara itu, Dosen Fakultas Teknobiologi Ubaya sekaligus anggota tim, Ardhia Deasy Rosita Dewi, menyampaikan jika tanaman Ashitaba memiliki antioksidan yang tinggi karena mengandung senyawa flavonoid yang mampu mengurangi peradangan dalam tubuh.
Selain itu, Ashitaba cocok dikonsumsi saat pandemi COVID-19 untuk mengurangi resiko komorbid dan meningkatkan imunitas tubuh. Ditambah lagi, Ashitaba sangat baik bagi tubuh karena mengandung vitamin, mineral yang tinggi, kaya serat, dan anti bakteri.
“Ashitaba mengandung anti bakteri dan menjadi pilihan tepat jika mengolahnya menjadi produk permen kunyah, sehingga berkhasiat dalam mengurangi bakteri yang ada di dalam rongga mulut,” ungkap Ardhia Deasy Rosita Dewi.
(nun)
tulis komentar anda