Seledri Jepang Jadi Produk Unggulan di Desa Ini
loading...
A
A
A
MOJOKERTO - Desa Selotapak, salah satu desa di kawasan Trawas Mojokerto memiliki produk unggulan tanaman Angelica Keiskei atau Ashitaba. Ashitaba atau biasa disebut Seledri Jepang itu sudah lama dibudidayakan oleh para petani.
Bahkan produk tersebut telah berhasil menjadi supplier di berbagai negara seperti Filipina, Amerika, Jepang hingga Korea. Namun, adanya wabah pandemi COVID-19 kegiatan ekspor terpaksa berhenti dan tidak memungkinkan untuk dilakukan. (Baca juga : Batik Cap Bejijong, Kebangkitan Industri Kreatif Bumi Majapahit )
Ketua Hibah Produk Unggulan Daerah Desa Selotapak, Prita Ayu Kusumawardhany, mengungkapkan dibutuhkan inovasi supaya produk andalan para petani Selotapak bisa bangkit. Melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah yang didanai oleh Kemenristekdikti tahun 2019-2021, pihaknya melakukan pendampingan penguatan pasar domestik dan menciptakan produk-produk yang mudah dikonsumsi masyarakat.
“Tahun ini karena adanya wabah pandemi COVID-19 maka kegiatan ekspor terpaksa berhenti dan tidak memungkinkan untuk dilakukan. Akhirnya kami berfokus dalam penguatan pasar domestik dan membantu meningkatkan konsumsi pangan lokal dengan menciptakan inovasi produk dari Ashitaba," katanya.
Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya ini menjelaskan, pasar domestik cenderung tidak membutuhkan bahan baku. Tetapi lebih tertarik dengan hasil olahan produk yang bisa dikonsumsi secara langsung.
Tanaman Ashitaba yang dibudidayakan oleh tim Ubaya bersama serikat tani di Trawas memiliki potensi cukup besar dan hasil yang baik untuk dikembangkan menjadi sebuah produk. Hal ini tentunya didukung oleh iklim dan struktur tanah di Desa Selotapak yang sangat sesuai untuk menghasilkan tanaman Ashitaba terbaik se-Indonesia bahkan di dunia.(Baca juga : Tolak Omnibus Law, Puluhan Buruh di Mojokerto Mogok Kerja )
“Pada tahun pertama, kami memastikan seluruh kebutuhan petani baik dari segi kualitas tanaman hingga kuantitas produksi yang memadahi melalui pengadaan mesin tepat guna. Kami juga telah membuat produk Ashitaba Leaves Tea dan kripik yang sudah dipasarkan hingga mancanegara. Produk Ashitaba Leaves Tea sudah terverifikasi halal,” tuturnya.
Prita bersama anggota tim lainnya yang terdiri dari Hazrul Iswandi, Lanny Kusumawidjaja dan Ardhia Deasy Rosita Dewi, mencoba menciptakan beberapa inovasi produk Ashitaba yang dapat diproduksi dan dipasarkan oleh serikat tani Desa Selotapak. Beberapa inovasi produk Ashitaba yang sedang dikembangkan dan dibuat yaitu permen kunyah (soft candy), kombucha, water kefir, dan tablet effervescent.
Setiap produk yang dibuat tidak menghilangkan khasiat dari tanaman Ashitaba untuk mengobati beberapa penyakit seperti mencegah kolesterol, darah tinggi, tumor, dan jantung.
Prita mengungkapkan bahwa penciptaan inovasi produk dan penguatan pasar domestik dalam program ini adalah untuk menciptakan kebutuhan masyarakat Indonesia sendiri akan Ashitaba atau Seledri Jepang. Selain itu, hasil panen petani di saat pandemi tidak bisa terserap dengan baik sehingga banyak tanaman Ashitaba atau Seledri Jepang tidak terpanen di lahan Desa Selotapak.
Dirinya bersama anggota tim berharap melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah ini petani Desa Selotapak tidak hanya bergantung pada kegiatan ekspor saja tetapi mulai menciptakan produk yang dibutuhkan pasar domestik.(Baca juga : Aksinya Terekam CCTV, Pemalak Truk Ditangkap Polisi )
“Ketika penjualan di market domestik tinggi maka para petani akan mendapatkan demand lebih banyak. Akhirnya mereka akan terus bersemangat dalam melakukan produksi atau panen Ashitaba. Semoga dengan adanya demand yang tinggi diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan para petani di Desa Selotapak,” kata Prita.
Sementara itu, Dosen Fakultas Teknobiologi Ubaya sekaligus anggota tim, Ardhia Deasy Rosita Dewi, menyampaikan jika tanaman Ashitaba memiliki antioksidan yang tinggi karena mengandung senyawa flavonoid yang mampu mengurangi peradangan dalam tubuh.
Selain itu, Ashitaba cocok dikonsumsi saat pandemi COVID-19 untuk mengurangi resiko komorbid dan meningkatkan imunitas tubuh. Ditambah lagi, Ashitaba sangat baik bagi tubuh karena mengandung vitamin, mineral yang tinggi, kaya serat, dan anti bakteri.
“Ashitaba mengandung anti bakteri dan menjadi pilihan tepat jika mengolahnya menjadi produk permen kunyah, sehingga berkhasiat dalam mengurangi bakteri yang ada di dalam rongga mulut,” ungkap Ardhia Deasy Rosita Dewi.
Bahkan produk tersebut telah berhasil menjadi supplier di berbagai negara seperti Filipina, Amerika, Jepang hingga Korea. Namun, adanya wabah pandemi COVID-19 kegiatan ekspor terpaksa berhenti dan tidak memungkinkan untuk dilakukan. (Baca juga : Batik Cap Bejijong, Kebangkitan Industri Kreatif Bumi Majapahit )
Ketua Hibah Produk Unggulan Daerah Desa Selotapak, Prita Ayu Kusumawardhany, mengungkapkan dibutuhkan inovasi supaya produk andalan para petani Selotapak bisa bangkit. Melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah yang didanai oleh Kemenristekdikti tahun 2019-2021, pihaknya melakukan pendampingan penguatan pasar domestik dan menciptakan produk-produk yang mudah dikonsumsi masyarakat.
“Tahun ini karena adanya wabah pandemi COVID-19 maka kegiatan ekspor terpaksa berhenti dan tidak memungkinkan untuk dilakukan. Akhirnya kami berfokus dalam penguatan pasar domestik dan membantu meningkatkan konsumsi pangan lokal dengan menciptakan inovasi produk dari Ashitaba," katanya.
Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya ini menjelaskan, pasar domestik cenderung tidak membutuhkan bahan baku. Tetapi lebih tertarik dengan hasil olahan produk yang bisa dikonsumsi secara langsung.
Tanaman Ashitaba yang dibudidayakan oleh tim Ubaya bersama serikat tani di Trawas memiliki potensi cukup besar dan hasil yang baik untuk dikembangkan menjadi sebuah produk. Hal ini tentunya didukung oleh iklim dan struktur tanah di Desa Selotapak yang sangat sesuai untuk menghasilkan tanaman Ashitaba terbaik se-Indonesia bahkan di dunia.(Baca juga : Tolak Omnibus Law, Puluhan Buruh di Mojokerto Mogok Kerja )
“Pada tahun pertama, kami memastikan seluruh kebutuhan petani baik dari segi kualitas tanaman hingga kuantitas produksi yang memadahi melalui pengadaan mesin tepat guna. Kami juga telah membuat produk Ashitaba Leaves Tea dan kripik yang sudah dipasarkan hingga mancanegara. Produk Ashitaba Leaves Tea sudah terverifikasi halal,” tuturnya.
Prita bersama anggota tim lainnya yang terdiri dari Hazrul Iswandi, Lanny Kusumawidjaja dan Ardhia Deasy Rosita Dewi, mencoba menciptakan beberapa inovasi produk Ashitaba yang dapat diproduksi dan dipasarkan oleh serikat tani Desa Selotapak. Beberapa inovasi produk Ashitaba yang sedang dikembangkan dan dibuat yaitu permen kunyah (soft candy), kombucha, water kefir, dan tablet effervescent.
Setiap produk yang dibuat tidak menghilangkan khasiat dari tanaman Ashitaba untuk mengobati beberapa penyakit seperti mencegah kolesterol, darah tinggi, tumor, dan jantung.
Prita mengungkapkan bahwa penciptaan inovasi produk dan penguatan pasar domestik dalam program ini adalah untuk menciptakan kebutuhan masyarakat Indonesia sendiri akan Ashitaba atau Seledri Jepang. Selain itu, hasil panen petani di saat pandemi tidak bisa terserap dengan baik sehingga banyak tanaman Ashitaba atau Seledri Jepang tidak terpanen di lahan Desa Selotapak.
Dirinya bersama anggota tim berharap melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah ini petani Desa Selotapak tidak hanya bergantung pada kegiatan ekspor saja tetapi mulai menciptakan produk yang dibutuhkan pasar domestik.(Baca juga : Aksinya Terekam CCTV, Pemalak Truk Ditangkap Polisi )
“Ketika penjualan di market domestik tinggi maka para petani akan mendapatkan demand lebih banyak. Akhirnya mereka akan terus bersemangat dalam melakukan produksi atau panen Ashitaba. Semoga dengan adanya demand yang tinggi diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan para petani di Desa Selotapak,” kata Prita.
Sementara itu, Dosen Fakultas Teknobiologi Ubaya sekaligus anggota tim, Ardhia Deasy Rosita Dewi, menyampaikan jika tanaman Ashitaba memiliki antioksidan yang tinggi karena mengandung senyawa flavonoid yang mampu mengurangi peradangan dalam tubuh.
Selain itu, Ashitaba cocok dikonsumsi saat pandemi COVID-19 untuk mengurangi resiko komorbid dan meningkatkan imunitas tubuh. Ditambah lagi, Ashitaba sangat baik bagi tubuh karena mengandung vitamin, mineral yang tinggi, kaya serat, dan anti bakteri.
“Ashitaba mengandung anti bakteri dan menjadi pilihan tepat jika mengolahnya menjadi produk permen kunyah, sehingga berkhasiat dalam mengurangi bakteri yang ada di dalam rongga mulut,” ungkap Ardhia Deasy Rosita Dewi.
(nun)