Seledri Jepang Jadi Produk Unggulan di Desa Ini
Kamis, 22 Oktober 2020 - 16:47 WIB
MOJOKERTO - Desa Selotapak, salah satu desa di kawasan Trawas Mojokerto memiliki produk unggulan tanaman Angelica Keiskei atau Ashitaba. Ashitaba atau biasa disebut Seledri Jepang itu sudah lama dibudidayakan oleh para petani.
Bahkan produk tersebut telah berhasil menjadi supplier di berbagai negara seperti Filipina, Amerika, Jepang hingga Korea. Namun, adanya wabah pandemi COVID-19 kegiatan ekspor terpaksa berhenti dan tidak memungkinkan untuk dilakukan. (Baca juga : Batik Cap Bejijong, Kebangkitan Industri Kreatif Bumi Majapahit )
Ketua Hibah Produk Unggulan Daerah Desa Selotapak, Prita Ayu Kusumawardhany, mengungkapkan dibutuhkan inovasi supaya produk andalan para petani Selotapak bisa bangkit. Melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah yang didanai oleh Kemenristekdikti tahun 2019-2021, pihaknya melakukan pendampingan penguatan pasar domestik dan menciptakan produk-produk yang mudah dikonsumsi masyarakat.
“Tahun ini karena adanya wabah pandemi COVID-19 maka kegiatan ekspor terpaksa berhenti dan tidak memungkinkan untuk dilakukan. Akhirnya kami berfokus dalam penguatan pasar domestik dan membantu meningkatkan konsumsi pangan lokal dengan menciptakan inovasi produk dari Ashitaba," katanya.
Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya ini menjelaskan, pasar domestik cenderung tidak membutuhkan bahan baku. Tetapi lebih tertarik dengan hasil olahan produk yang bisa dikonsumsi secara langsung.
Tanaman Ashitaba yang dibudidayakan oleh tim Ubaya bersama serikat tani di Trawas memiliki potensi cukup besar dan hasil yang baik untuk dikembangkan menjadi sebuah produk. Hal ini tentunya didukung oleh iklim dan struktur tanah di Desa Selotapak yang sangat sesuai untuk menghasilkan tanaman Ashitaba terbaik se-Indonesia bahkan di dunia.(Baca juga : Tolak Omnibus Law, Puluhan Buruh di Mojokerto Mogok Kerja )
“Pada tahun pertama, kami memastikan seluruh kebutuhan petani baik dari segi kualitas tanaman hingga kuantitas produksi yang memadahi melalui pengadaan mesin tepat guna. Kami juga telah membuat produk Ashitaba Leaves Tea dan kripik yang sudah dipasarkan hingga mancanegara. Produk Ashitaba Leaves Tea sudah terverifikasi halal,” tuturnya.
Prita bersama anggota tim lainnya yang terdiri dari Hazrul Iswandi, Lanny Kusumawidjaja dan Ardhia Deasy Rosita Dewi, mencoba menciptakan beberapa inovasi produk Ashitaba yang dapat diproduksi dan dipasarkan oleh serikat tani Desa Selotapak. Beberapa inovasi produk Ashitaba yang sedang dikembangkan dan dibuat yaitu permen kunyah (soft candy), kombucha, water kefir, dan tablet effervescent.
Setiap produk yang dibuat tidak menghilangkan khasiat dari tanaman Ashitaba untuk mengobati beberapa penyakit seperti mencegah kolesterol, darah tinggi, tumor, dan jantung.
Bahkan produk tersebut telah berhasil menjadi supplier di berbagai negara seperti Filipina, Amerika, Jepang hingga Korea. Namun, adanya wabah pandemi COVID-19 kegiatan ekspor terpaksa berhenti dan tidak memungkinkan untuk dilakukan. (Baca juga : Batik Cap Bejijong, Kebangkitan Industri Kreatif Bumi Majapahit )
Ketua Hibah Produk Unggulan Daerah Desa Selotapak, Prita Ayu Kusumawardhany, mengungkapkan dibutuhkan inovasi supaya produk andalan para petani Selotapak bisa bangkit. Melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah yang didanai oleh Kemenristekdikti tahun 2019-2021, pihaknya melakukan pendampingan penguatan pasar domestik dan menciptakan produk-produk yang mudah dikonsumsi masyarakat.
“Tahun ini karena adanya wabah pandemi COVID-19 maka kegiatan ekspor terpaksa berhenti dan tidak memungkinkan untuk dilakukan. Akhirnya kami berfokus dalam penguatan pasar domestik dan membantu meningkatkan konsumsi pangan lokal dengan menciptakan inovasi produk dari Ashitaba," katanya.
Dosen Fakultas Bisnis dan Ekonomika Ubaya ini menjelaskan, pasar domestik cenderung tidak membutuhkan bahan baku. Tetapi lebih tertarik dengan hasil olahan produk yang bisa dikonsumsi secara langsung.
Tanaman Ashitaba yang dibudidayakan oleh tim Ubaya bersama serikat tani di Trawas memiliki potensi cukup besar dan hasil yang baik untuk dikembangkan menjadi sebuah produk. Hal ini tentunya didukung oleh iklim dan struktur tanah di Desa Selotapak yang sangat sesuai untuk menghasilkan tanaman Ashitaba terbaik se-Indonesia bahkan di dunia.(Baca juga : Tolak Omnibus Law, Puluhan Buruh di Mojokerto Mogok Kerja )
“Pada tahun pertama, kami memastikan seluruh kebutuhan petani baik dari segi kualitas tanaman hingga kuantitas produksi yang memadahi melalui pengadaan mesin tepat guna. Kami juga telah membuat produk Ashitaba Leaves Tea dan kripik yang sudah dipasarkan hingga mancanegara. Produk Ashitaba Leaves Tea sudah terverifikasi halal,” tuturnya.
Prita bersama anggota tim lainnya yang terdiri dari Hazrul Iswandi, Lanny Kusumawidjaja dan Ardhia Deasy Rosita Dewi, mencoba menciptakan beberapa inovasi produk Ashitaba yang dapat diproduksi dan dipasarkan oleh serikat tani Desa Selotapak. Beberapa inovasi produk Ashitaba yang sedang dikembangkan dan dibuat yaitu permen kunyah (soft candy), kombucha, water kefir, dan tablet effervescent.
Setiap produk yang dibuat tidak menghilangkan khasiat dari tanaman Ashitaba untuk mengobati beberapa penyakit seperti mencegah kolesterol, darah tinggi, tumor, dan jantung.
tulis komentar anda