Bupati Jayapura: Kita Hadapi Dua Bencana, Alam dan Nonalam
Rabu, 15 April 2020 - 17:31 WIB
SENTANI - Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw mengatakan Kabupaten Jayapura saat ini sedang dihadapkan dengan dua bencana, bencana alam maupun bencana nonalam (Covid-19). “Untuk bencana alam pada Maret 2019 lalu, penanganannya hingga saat ini masih dilakukan,” ujar Bupati Awoitauw di Media Center Tim Gugus Tugas Kabupaten Jayapura, Rabu (15/4/2020).
Penanganan pascabencana alam yang sudah disepakati ada disejumlah Kementerian dan Lembaga. Komitmen tersebut harusnya dilakukan hingga saat ini dan pascabencana yang lalu. “Ada dua sektor penanganan yang dilakukan, kawasan cagar alam Siklop dan pesisir Danau Sentani serta pesisir pantai utara,” katanya.
Dampak bencana alam lalu, kata Bupati dua periode ini, kawasan cagar alam Siklop hingga saat ini belum tuntas dan masih sering terjadi longsor. "Sejak yang lalu sudah kami tetapkan sebagai bencana permanen bagi kawasan cagar alam Siklop. Sudah ada tim yang melakukan perbaikan-perbaikan dibagian terjadi longsor, luasnya mencapai tiga hektare. Butuh peralatan yang cukup untuk mengurai material yang berada pada 5000 meter di atas permukaan laut,” jelasnya.
Sementara untuk bencana nonalam (Covid 19), lanjut Awoitauw, Tim Gugus Tugas telah terbentuk hingga pada tingkat Kampung. Selain itu, ada juga upaya dan inisiatif masyarakat secara swadaya masyarakat yang melakukan upaya penanganan Covid-19 dilingkungan masing-masing. “Dengan pembatasan waktu beraktivitas, sebagian besar warga masyarakat diminta utuk tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Hal ini untuk memutus tali penyebaran Covid-19 di daerah ini,” pungkasnya. (humas pemkab jayapura)
Penanganan pascabencana alam yang sudah disepakati ada disejumlah Kementerian dan Lembaga. Komitmen tersebut harusnya dilakukan hingga saat ini dan pascabencana yang lalu. “Ada dua sektor penanganan yang dilakukan, kawasan cagar alam Siklop dan pesisir Danau Sentani serta pesisir pantai utara,” katanya.
Dampak bencana alam lalu, kata Bupati dua periode ini, kawasan cagar alam Siklop hingga saat ini belum tuntas dan masih sering terjadi longsor. "Sejak yang lalu sudah kami tetapkan sebagai bencana permanen bagi kawasan cagar alam Siklop. Sudah ada tim yang melakukan perbaikan-perbaikan dibagian terjadi longsor, luasnya mencapai tiga hektare. Butuh peralatan yang cukup untuk mengurai material yang berada pada 5000 meter di atas permukaan laut,” jelasnya.
Sementara untuk bencana nonalam (Covid 19), lanjut Awoitauw, Tim Gugus Tugas telah terbentuk hingga pada tingkat Kampung. Selain itu, ada juga upaya dan inisiatif masyarakat secara swadaya masyarakat yang melakukan upaya penanganan Covid-19 dilingkungan masing-masing. “Dengan pembatasan waktu beraktivitas, sebagian besar warga masyarakat diminta utuk tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Hal ini untuk memutus tali penyebaran Covid-19 di daerah ini,” pungkasnya. (humas pemkab jayapura)
(alf)
tulis komentar anda