Akibat Corona, Amerika Ajukan Pinjaman Rp45.270 Triliun
Rabu, 06 Mei 2020 - 07:00 WIB
Hal senada diungkapkan Menteri Keuangan Ghana Ken Ofori-Atta, yang meminta Komite Pembangunan bagi IMF dan Bank Dunia. Dia menyebutkan, China sebagai kreditur terbesar di Afrikaharus menahan diri untuk tidak menagih pembayaran utang.
Sebagian besar pemerintahan dan institusi telah meminta langkah serupa berupa penghapusan utang ataupun penjadwalan pembayaran utang. IMF telah menyediakan USD50 miliar untuk pembayaran dana darurat dan lebih dari 90 negara meminta bantuan kepada IMF. Mereka juga mengubah Catastrophe Containment and Relief Trust (CCRT) untuk memudahkan negara miskin mendapatkan bantuan dan layanan utang IMFmeskipun mereka tidak memiliki kasus wabah corona.
Baik IMF dan Bank Dunia juga telah menekankan kerja sama dengan kreditur bilateral untuk mengizinkan negara berpendapatan rendah menunda pembayaran utang selama 14 bulan sejak awal Mei.
China, sebagai kreditur besar, sedang mempertimbangkan proposal tersebut. Beijing menyatakan siap bekerja sama berbasis kerja sama militer dengan negara miskin. “Mungkin penundaan pembayaran utang akan disepakati,” kata seorang pejabat China kepada Reuters.
Para pakar menyatakan moratorium ataupun bantuan utang komprehensif bagi negara berkembang akan sulit tanpa bantuan China yang memiliki peranan penting. Namun, para pejabat China irit berbicara mengenai sikap mereka. “PBB perlu memiliki proses sistematik untuk restrukturisasi utang negara miskin,” demikian seruan Oxfam dan Save the Children. (Muh Shamil)
Sebagian besar pemerintahan dan institusi telah meminta langkah serupa berupa penghapusan utang ataupun penjadwalan pembayaran utang. IMF telah menyediakan USD50 miliar untuk pembayaran dana darurat dan lebih dari 90 negara meminta bantuan kepada IMF. Mereka juga mengubah Catastrophe Containment and Relief Trust (CCRT) untuk memudahkan negara miskin mendapatkan bantuan dan layanan utang IMFmeskipun mereka tidak memiliki kasus wabah corona.
Baik IMF dan Bank Dunia juga telah menekankan kerja sama dengan kreditur bilateral untuk mengizinkan negara berpendapatan rendah menunda pembayaran utang selama 14 bulan sejak awal Mei.
China, sebagai kreditur besar, sedang mempertimbangkan proposal tersebut. Beijing menyatakan siap bekerja sama berbasis kerja sama militer dengan negara miskin. “Mungkin penundaan pembayaran utang akan disepakati,” kata seorang pejabat China kepada Reuters.
Para pakar menyatakan moratorium ataupun bantuan utang komprehensif bagi negara berkembang akan sulit tanpa bantuan China yang memiliki peranan penting. Namun, para pejabat China irit berbicara mengenai sikap mereka. “PBB perlu memiliki proses sistematik untuk restrukturisasi utang negara miskin,” demikian seruan Oxfam dan Save the Children. (Muh Shamil)
(nun)
tulis komentar anda