Pandemi COVID-19, Tenaga Kerja Harus Kuasai Teknologi Informasi
Senin, 05 Oktober 2020 - 06:52 WIB
SOLO - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyiapkan dan mendorong para tenaga kerja agar mampu bekerja secara fleksibel. Pandemi COVID-19 diperkirakan akan mengubah berbagai tatanan, termasuk dalam bekerja. (Baca juga: Pemerkosa Anak Tiri yang Kabur Dari Tahanan Ditembak di Pali )
Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan, Kemnaker, Bambang Satrio Lelono mengatakan, para tenaga kerja harus disiapkan agar mampu bekerja secara fleksibel di manapun berada.
Selain ketrampilan teknis, para tenaga kerja juga harus memiliki ketrampilan di bidang teknologi informasi (TI). "Sehingga mereka bisa bekerja secara fleksibel," kata Bambang Satrio Lelono di Solo, Minggu (4/10/2020). (Baca juga: Bawa Sabu 2 Kg, Pelaku Dibekuk Satreskoba Polrestabes Medan )
Pihaknya mencatat ada sekitar 3,5 juta orang yang terdampak akibat pandemi COVID-19. Mereka terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dirumahkan, hingga usahanya terdampak. Sektor pariwisata dan turunannya menjadi sektor yang paling parah, selain sektor otomotif. Sebenarnya semua sektor terdampak akibat pandemi COVID-19.
Hanya saja, sektor pariwisata dinilai paling parah. "Sektor pariwisata dengan turunnya, termasuk bisnis ritel, perhotelan, makanan, minuman dan lain lain," terangnya. Sehingga mereka perlu mendapatkan ketrampilan-ketrampilan yang menyesuaikan kondisi pandemi. Sebab setelah pandemi COVID-19 selesai, bukan berarti nantinya kembali ke kehidupan normal.
(Baca juga: Hingga September 2020 Kasus Perdagangan Orang di Kepri Melonjak )
Namun masih bertahan di kehidupan new normal, sehingga perlu menyesuaikan dengan kebiasaan kebiasaan baru. "Mungkin ke depan orang pakai masker akan terus menerus, cuci tangan terus menerus, menjaga jarak terus menerus," ucapnya.
Sehingga Kemnaker telah menyiapkan pemberian ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan saat pandemi. Salah satu skema pelatihan yang disiapkan adalah pelatihan untuk tenaga kerja yang memadukan teknologi informasi dan praktik. (Baca juga: Sebelum Tewas ASN Kejari Labuhanbatu Dibenamkan ke Lumpur )
Mengingat pelatihan pada intinya di praktik, namun untuk beberapa konten materi dalam dikirim secara online. Rencana itu sebenarnya telah disiapkan beberapa tahun yang lalu. "Yang bisa kami daringkan akan didaringkan, seperti teori pengenalan peralatan," terang Bambang Satrio Lelono yang baru saja terpilih sebagai Ketua Alumni SMA Negeri 3 (Smaga) Solo.
(Baca juga: Pemuda Pancasila Pecat Anggotanya yang Tak Dukung Bobby-Aulia )
Sedangkan untuk praktik tetap dilakukan secara tatap muka. Namun segala kegiatan tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Kemenaker sendiri juga telah menggelar pelatihan tanggap COVID-19. Yakni pelatihan yang produknya dapat membantu masyarakat yang terdampak COVID-19. Seperti pelatihan menjahit dijadikan pelatihan membuat masker, hazmat, ficeshield, wastafel portabel.
Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan, Kemnaker, Bambang Satrio Lelono mengatakan, para tenaga kerja harus disiapkan agar mampu bekerja secara fleksibel di manapun berada.
Selain ketrampilan teknis, para tenaga kerja juga harus memiliki ketrampilan di bidang teknologi informasi (TI). "Sehingga mereka bisa bekerja secara fleksibel," kata Bambang Satrio Lelono di Solo, Minggu (4/10/2020). (Baca juga: Bawa Sabu 2 Kg, Pelaku Dibekuk Satreskoba Polrestabes Medan )
Pihaknya mencatat ada sekitar 3,5 juta orang yang terdampak akibat pandemi COVID-19. Mereka terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dirumahkan, hingga usahanya terdampak. Sektor pariwisata dan turunannya menjadi sektor yang paling parah, selain sektor otomotif. Sebenarnya semua sektor terdampak akibat pandemi COVID-19.
Hanya saja, sektor pariwisata dinilai paling parah. "Sektor pariwisata dengan turunnya, termasuk bisnis ritel, perhotelan, makanan, minuman dan lain lain," terangnya. Sehingga mereka perlu mendapatkan ketrampilan-ketrampilan yang menyesuaikan kondisi pandemi. Sebab setelah pandemi COVID-19 selesai, bukan berarti nantinya kembali ke kehidupan normal.
(Baca juga: Hingga September 2020 Kasus Perdagangan Orang di Kepri Melonjak )
Namun masih bertahan di kehidupan new normal, sehingga perlu menyesuaikan dengan kebiasaan kebiasaan baru. "Mungkin ke depan orang pakai masker akan terus menerus, cuci tangan terus menerus, menjaga jarak terus menerus," ucapnya.
Sehingga Kemnaker telah menyiapkan pemberian ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan saat pandemi. Salah satu skema pelatihan yang disiapkan adalah pelatihan untuk tenaga kerja yang memadukan teknologi informasi dan praktik. (Baca juga: Sebelum Tewas ASN Kejari Labuhanbatu Dibenamkan ke Lumpur )
Mengingat pelatihan pada intinya di praktik, namun untuk beberapa konten materi dalam dikirim secara online. Rencana itu sebenarnya telah disiapkan beberapa tahun yang lalu. "Yang bisa kami daringkan akan didaringkan, seperti teori pengenalan peralatan," terang Bambang Satrio Lelono yang baru saja terpilih sebagai Ketua Alumni SMA Negeri 3 (Smaga) Solo.
(Baca juga: Pemuda Pancasila Pecat Anggotanya yang Tak Dukung Bobby-Aulia )
Sedangkan untuk praktik tetap dilakukan secara tatap muka. Namun segala kegiatan tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Kemenaker sendiri juga telah menggelar pelatihan tanggap COVID-19. Yakni pelatihan yang produknya dapat membantu masyarakat yang terdampak COVID-19. Seperti pelatihan menjahit dijadikan pelatihan membuat masker, hazmat, ficeshield, wastafel portabel.
(eyt)
tulis komentar anda