Banyak Sejawatnya Meninggal COVID-19, Ini Suara Hati Para Dokter
Kamis, 17 September 2020 - 12:35 WIB
SURABAYA - Para dokter di Jawa Timur tercatat banyak yang tertular COVID-19. Sebagian dari mereka juga harus meregang nyawa di tengah upaya keras mereka menjadi ujung tombak penanganan COVID-19 .
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur pun mengajak semua direktur rumah sakit se-Jatim untuk mematuhi protokol dan standar operasional yang sudah ditetapkan. Sehingga tidak ada lagi yang tertular COVID-19. (Baca juga: Jawa Timur Provinsi Terbanyak Dokter Meninggal karena Corona, Kedua Sumut )
Ketua IDI Jatim Dr dr Sutrisno, SpOG-K menuturkan, pihaknya merasa prihatin dan menyampaikan duka yang mendalam atas gugurnya para dokter dalam menjalankan tugasnya. Pihaknya menyerukan pada direktur RS se-Jatim serta pengurus IDI se-Jatim untuk menerapkan dan melakukan pengawasan kedisiplinan dengan baik dan benar. (Baca juga: 8 Dokter di Jatim Meninggal karena COVID-19, Ini Harapan IDI )
“Semua dokter dan nakes di mana pun mereka bekerja untuk selalu mengunakan APD secara lengkap dan benar dulu, baru menolong pasien COVID-19, minimal APD level 2,” kata dia, Kamis (17/9/2020).
Dia mengatakan, kepada semua sejawat dokter yang ada faktor komorbid atau berusia di atas 60 tahun untuk work from home (WFH). Sementara bagi mereka yang berusia 55-59 tahun untuk tidak menangani pasien di ruang perawatan COVID-19.
Para dokter, kata dia, juga harus mengurangi layanan rutin praktik pribadi dengan cara membatasi jumlah pasien, hari praktik serta mengunakan APD secara disiplin dan benar. Mereka juga harus rutin untuk melakukan rapid test atau PCR.
Untuk direktur RS, kata dia, harus ada upaya pemisahan pelayanan COVID-19 dan non COVID-19. Sekaligus ada fasilitas skrining rutin bagi nakes serta tim pengawas dalam rangka memastikan monitoring.
“Bentuk juga tim audit medis terhada semua kasus infeksi sampai kasus meninggal yang terjadi pada para sejawat,” jelas dia.
Semua itu, kata dia, dilakukan untuk bahan evaluasi dan rekomendasi dalam merespon kondisi di tiap cabang maupun rumah sakit setempat. Sekaligus ada laporan rutin data dan kondisi sejawat yang terinfeksi COVID-19.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur pun mengajak semua direktur rumah sakit se-Jatim untuk mematuhi protokol dan standar operasional yang sudah ditetapkan. Sehingga tidak ada lagi yang tertular COVID-19. (Baca juga: Jawa Timur Provinsi Terbanyak Dokter Meninggal karena Corona, Kedua Sumut )
Ketua IDI Jatim Dr dr Sutrisno, SpOG-K menuturkan, pihaknya merasa prihatin dan menyampaikan duka yang mendalam atas gugurnya para dokter dalam menjalankan tugasnya. Pihaknya menyerukan pada direktur RS se-Jatim serta pengurus IDI se-Jatim untuk menerapkan dan melakukan pengawasan kedisiplinan dengan baik dan benar. (Baca juga: 8 Dokter di Jatim Meninggal karena COVID-19, Ini Harapan IDI )
“Semua dokter dan nakes di mana pun mereka bekerja untuk selalu mengunakan APD secara lengkap dan benar dulu, baru menolong pasien COVID-19, minimal APD level 2,” kata dia, Kamis (17/9/2020).
Dia mengatakan, kepada semua sejawat dokter yang ada faktor komorbid atau berusia di atas 60 tahun untuk work from home (WFH). Sementara bagi mereka yang berusia 55-59 tahun untuk tidak menangani pasien di ruang perawatan COVID-19.
Para dokter, kata dia, juga harus mengurangi layanan rutin praktik pribadi dengan cara membatasi jumlah pasien, hari praktik serta mengunakan APD secara disiplin dan benar. Mereka juga harus rutin untuk melakukan rapid test atau PCR.
Untuk direktur RS, kata dia, harus ada upaya pemisahan pelayanan COVID-19 dan non COVID-19. Sekaligus ada fasilitas skrining rutin bagi nakes serta tim pengawas dalam rangka memastikan monitoring.
“Bentuk juga tim audit medis terhada semua kasus infeksi sampai kasus meninggal yang terjadi pada para sejawat,” jelas dia.
Semua itu, kata dia, dilakukan untuk bahan evaluasi dan rekomendasi dalam merespon kondisi di tiap cabang maupun rumah sakit setempat. Sekaligus ada laporan rutin data dan kondisi sejawat yang terinfeksi COVID-19.
(nth)
tulis komentar anda