Merajut Mimpi di Lubang Aron
Selasa, 15 September 2020 - 19:32 WIB
Kenaikan permintaan juga dirasakan sejak menjamurnya penjualan online dengan berbagai platform e-commerce. Pemasaran produk rajut, tak lagi hanya mengandalkan Pasar Tanah Abang, Pasar Klewer, atau pesanan pengusaha besar dari Makassar, Padang atau daerah lainnya.
Deni beruntung, tingginya permintaan telah didukung ketersediaan mesin dan pekerja yang memadai. Di mulai dari keikutsertaannya menjadi mitra binaan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) III. Deni mendapat pinjaman modal usaha sejak 2017.
Program Kemitraan Pertamina dibuat untuk membantu pelaku UMKM meningkatkan kapasitas usahanya. Model kemitraan BUMN migas ini ramah terhadap pelaku usaha, dengan pembiayaan terjangkau, bunga kredit rendah di bawah 3%.
Sejak mendapatkan informasi pinjaman modal Program Kemitraan, Deni bangkit dengan harapan baru. "Saya bikin proposal sebisanya, sesuai kondisi usaha saya pada saat itu. Waktu itu saya sangat butuh suntikan modal untuk membeli mesin baru dan menambah persediaan bahan baku benang," ujar dia.
Gayung bersambut, tak butuh waktu satu bulan, proposal yang diajukannya mendapat respons Pertamina. Telepon berdering di siang bolong, membuat adrenalin usahanya kembali bangkit.
Semangatnya menggebu-gebu, saat dia dipanggil untuk menjalani sesi wawancara. Satu minggu kemudian, usahanya membuahkan hasil. PT Pertamina MOR III memberinya pinjaman lunak dari Program Kemitraan senilai Rp50 juta.
"Pinjaman itu saya pakai untuk membeli mesin rajut. Sisanya untuk cadangan modal, menambah persediaan bahan baku benang. Sejak saat itu, kapasitas produksi rajut saya naik, karena didukung 10 mesin. Sekarang saya dibantu 15 orang pekerja. Tiga orang dari Cianjur, sisanya warga sekitar Binong," kata dia.
Tiga tahun berlalu, kebaikan Pertamina terus berlanjut. Setelah pinjaman pertama Rp50 juta selesai pada 2019, Deni kembali mendapatkan pinjaman Program Kemitraan senilai Rp100 juta. Dana itu digunakan untuk memperbaharui mesin, membangun tempat produksi, dan menambah persediaan bahan baku benang.
Kini, usaha Deni berdiri di atas lahan seluas 250 meter persegi. Cita-citanya kelak, menjadi pengusaha rajut kelas menengah dengan 20 unit mesin dan 30 tenaga kerja. Dia berharap mimpinya bisa terwujud melalui Program Kemitraan Pertamina tahap tiga.
Deni, hanyalah satu dari sekitar 39 usaha kecil mitra binaan PT Pertamina di Kampoeng Rajoet Binong Jati. Pertamina MOR III tercatat telah menggulirkan Program Kemitraan kepada UMKM di kawasan ini sejak 2011. Banyak pelaku usaha yang telah merasakan dampak positif dari pembiayaan Program Kemitraan Pertamina.
Deni beruntung, tingginya permintaan telah didukung ketersediaan mesin dan pekerja yang memadai. Di mulai dari keikutsertaannya menjadi mitra binaan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) III. Deni mendapat pinjaman modal usaha sejak 2017.
Program Kemitraan Pertamina dibuat untuk membantu pelaku UMKM meningkatkan kapasitas usahanya. Model kemitraan BUMN migas ini ramah terhadap pelaku usaha, dengan pembiayaan terjangkau, bunga kredit rendah di bawah 3%.
Sejak mendapatkan informasi pinjaman modal Program Kemitraan, Deni bangkit dengan harapan baru. "Saya bikin proposal sebisanya, sesuai kondisi usaha saya pada saat itu. Waktu itu saya sangat butuh suntikan modal untuk membeli mesin baru dan menambah persediaan bahan baku benang," ujar dia.
Gayung bersambut, tak butuh waktu satu bulan, proposal yang diajukannya mendapat respons Pertamina. Telepon berdering di siang bolong, membuat adrenalin usahanya kembali bangkit.
Semangatnya menggebu-gebu, saat dia dipanggil untuk menjalani sesi wawancara. Satu minggu kemudian, usahanya membuahkan hasil. PT Pertamina MOR III memberinya pinjaman lunak dari Program Kemitraan senilai Rp50 juta.
"Pinjaman itu saya pakai untuk membeli mesin rajut. Sisanya untuk cadangan modal, menambah persediaan bahan baku benang. Sejak saat itu, kapasitas produksi rajut saya naik, karena didukung 10 mesin. Sekarang saya dibantu 15 orang pekerja. Tiga orang dari Cianjur, sisanya warga sekitar Binong," kata dia.
Tiga tahun berlalu, kebaikan Pertamina terus berlanjut. Setelah pinjaman pertama Rp50 juta selesai pada 2019, Deni kembali mendapatkan pinjaman Program Kemitraan senilai Rp100 juta. Dana itu digunakan untuk memperbaharui mesin, membangun tempat produksi, dan menambah persediaan bahan baku benang.
Kini, usaha Deni berdiri di atas lahan seluas 250 meter persegi. Cita-citanya kelak, menjadi pengusaha rajut kelas menengah dengan 20 unit mesin dan 30 tenaga kerja. Dia berharap mimpinya bisa terwujud melalui Program Kemitraan Pertamina tahap tiga.
Deni, hanyalah satu dari sekitar 39 usaha kecil mitra binaan PT Pertamina di Kampoeng Rajoet Binong Jati. Pertamina MOR III tercatat telah menggulirkan Program Kemitraan kepada UMKM di kawasan ini sejak 2011. Banyak pelaku usaha yang telah merasakan dampak positif dari pembiayaan Program Kemitraan Pertamina.
tulis komentar anda