Dipicu Masalah Batas Tanah, 2 Kelompok Warga Jayapura Bentrok, 7 Terluka
Kamis, 10 September 2020 - 20:05 WIB
JAYAPURA - Diduga dipicu permasalah batas tanah, dua kelompok warga di Kota Jayapura, Papua , terlibat bentrok, Kamis (10/9/2020) sore. Akibat peristiwa ini, 7 warga dilaporkan menderita luka-luka.
Persoalan tanah yang menjadi sengketa adalah di sekitar Pantai Holtekam atau sekitar Jembatan Youtefa, Kota Jayapura. Saling klaim tanah tersebut terjadi antara warga Enggros dan Nafri, Kota Jayapura. Persoalan tersebut telah berlangsung cukup lama. (BACA JUGA: Tank AMX Canon 105 Tabrak Motor dan Gerobak, Danyonkav IV Beri Ganti Rugi )
Untuk meredam bentrokan, aparat kepolisian dari Polda Papua, Polres Jayapura, Brimob Polda Papua, dan dibantu pasukan Marinir disiagakan di lokasi kejadian. Tujuh korban dilarikan ke RS Angkatan Laut X Jayapura, RS Bhayangkara Polda Papua, dan RSUD Dok 2 Jayapura. (BACA JUGA: Bakorpakem Rekomendasikan Kasus Paguyuban Tunggal Rahayu Diproses Hukum )
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw tiba di lokasi bentrokan dan langsung menggelar pertemuan bersama kedua belah pihak untuk meredam aksi bentrok susulan. (BACA JUGA: 125 Kepala Kampung di Puncak Jaya Desak Penanganan Dugaan Penyalahgunaan Dana Desa )
Kapolda menyebut akan menyelesaikan persoalan tersebut dengan seluruh pihak, termasuk pihak adat dan tokoh masyarakat dari kedua belah pihak berseteru.
"Jadi ini masalah tanah riak-riaknya dari siang tadi. Satu pihak sudah memberikan patok, kemudian pihak lain mencabut, sehingga terjadi gesekan dan bentrok. Semua pasti bisa diselesaikan dengan baik. Nanti kami bicarakan dengan semua tokoh. Saat ini kami lihat (jenguk) korban luka-luka dulu," kata Kapolda.
Irjen Pol Paulu Waterpauw mengemukakan, dalam bentrokan tersebut, 7 orang menjadi korban termasuk Kepala Suku Nafri. "Seluruh korban yang dilaporkan ke saya ada 7 orang, dari kedua belah pihak. Semua sudah mendapat perawatan di tiga rumah Sakit, yakni Bhyangkara, RS Angkatan Laut dr Soedibjo Sardadi Lantamal, dan RSUD Dok 2," ujar Irjen Pol Paulus Waterpauw.
Setelah dilakukan pertemuan bersama warga, tutur Kapolda Papua, akses jalan yang sebelumnya ditutup akhirnya kembali dibuka. Ratusan aparat gabungan masih disiagakan di lokasi kejadian untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Persoalan tanah yang menjadi sengketa adalah di sekitar Pantai Holtekam atau sekitar Jembatan Youtefa, Kota Jayapura. Saling klaim tanah tersebut terjadi antara warga Enggros dan Nafri, Kota Jayapura. Persoalan tersebut telah berlangsung cukup lama. (BACA JUGA: Tank AMX Canon 105 Tabrak Motor dan Gerobak, Danyonkav IV Beri Ganti Rugi )
Untuk meredam bentrokan, aparat kepolisian dari Polda Papua, Polres Jayapura, Brimob Polda Papua, dan dibantu pasukan Marinir disiagakan di lokasi kejadian. Tujuh korban dilarikan ke RS Angkatan Laut X Jayapura, RS Bhayangkara Polda Papua, dan RSUD Dok 2 Jayapura. (BACA JUGA: Bakorpakem Rekomendasikan Kasus Paguyuban Tunggal Rahayu Diproses Hukum )
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw tiba di lokasi bentrokan dan langsung menggelar pertemuan bersama kedua belah pihak untuk meredam aksi bentrok susulan. (BACA JUGA: 125 Kepala Kampung di Puncak Jaya Desak Penanganan Dugaan Penyalahgunaan Dana Desa )
Kapolda menyebut akan menyelesaikan persoalan tersebut dengan seluruh pihak, termasuk pihak adat dan tokoh masyarakat dari kedua belah pihak berseteru.
"Jadi ini masalah tanah riak-riaknya dari siang tadi. Satu pihak sudah memberikan patok, kemudian pihak lain mencabut, sehingga terjadi gesekan dan bentrok. Semua pasti bisa diselesaikan dengan baik. Nanti kami bicarakan dengan semua tokoh. Saat ini kami lihat (jenguk) korban luka-luka dulu," kata Kapolda.
Irjen Pol Paulu Waterpauw mengemukakan, dalam bentrokan tersebut, 7 orang menjadi korban termasuk Kepala Suku Nafri. "Seluruh korban yang dilaporkan ke saya ada 7 orang, dari kedua belah pihak. Semua sudah mendapat perawatan di tiga rumah Sakit, yakni Bhyangkara, RS Angkatan Laut dr Soedibjo Sardadi Lantamal, dan RSUD Dok 2," ujar Irjen Pol Paulus Waterpauw.
Setelah dilakukan pertemuan bersama warga, tutur Kapolda Papua, akses jalan yang sebelumnya ditutup akhirnya kembali dibuka. Ratusan aparat gabungan masih disiagakan di lokasi kejadian untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
(awd)
tulis komentar anda