Ini Cerita Jenazah Sakit Komplikasi Dikira Corona Akibat Driver Pakai Baju Hazmat
Selasa, 08 September 2020 - 21:28 WIB
SIDOARJO - Menjadi seorang driver ambulans merupakan pekerjaan mulia. Sebab amanah mengantarkan jenazah sampai ke liang lahat menjadi bernilai pahala.
Namun dalam realita di lapangan, seorang driver ambulans memiliki pengalaman suka maupun duka. Terlebih saat masa pandemi COVID-19 ini, seorang driver berada pada posisi mempertarukan nyawa.
Salah sedikit mereka harus menanggung ketularan. Begitupun dengan stigma masyarakat, ada yang akan menjauhi bila berdekatan dengan driver ambulans.
Hartoyo, driver ambulans Lembaga Amil Zakat Nasional Lembaga Manajemen Infaq (Laznas LMI) memiliki cerita seperti di atas. Setelah beberapa bulan berkecimpung membantu pasien positif COVID- 19, dia memiliki cerita menarik. (BACA JUGA: Ayah Tega Merudapaksa Anak Gadisnya, Abang Kandung Tak Kalah Bejadnya)
"Kemarin saat mengantar jenazah yang memiliki sakit komplikasi, saat sampai di rumahnya, masyarakat banyak yang keluar dan banyak yang takut, padahal jenazah itu sakitnya komplikasi," ujarnya, Selasa (08/09/2020). Jenazah yang rumahnya di Jalan Raya Bibis itu ingin dimakamkan di di Sidoarjo.
"Setelah sampai di rumah mbahnya, kami memakai baju hazmat mengingat protokolnya seperti itu, namun banyak masyarakat yang takut, padahal tidak semua jenazah yang dihazmati merupakan pasien positif COVID-19," tambahnya.
Haryanto berharap ketakukan masyarakat tidak berlebihan, namun tetap harus jaga-jaga.
"Tidak semua jenazah yang dihazmati ini terkena COVID-19, ada juga yang terkena penyakit lain, namun karena protokol tetap harus di beri pakaian hazmat," tuturnya. (BACA JUGA: Doa Warga Raja Ampat: Petahana Harus Tumbang dan Kami Memilih Kotak Kosong)
Ketua Satgas Covid-19, Guritno, menambahkan jika mobil jenazah Laznas LMI tidak hanya diperuntukkan untuk pasien COVID-19. Namun untuk membantu jenazah dengan pasien lain.
"Insyaallah mobil jenazah yang dipunyai Laznas LMI diperuntukkan untuk semua pasien. Kami peruntukkan untuk semua. Gratis. Untuk kebersihan dan keamanan, sudah kami pastikan semua," pungkasnya.
Namun dalam realita di lapangan, seorang driver ambulans memiliki pengalaman suka maupun duka. Terlebih saat masa pandemi COVID-19 ini, seorang driver berada pada posisi mempertarukan nyawa.
Salah sedikit mereka harus menanggung ketularan. Begitupun dengan stigma masyarakat, ada yang akan menjauhi bila berdekatan dengan driver ambulans.
Hartoyo, driver ambulans Lembaga Amil Zakat Nasional Lembaga Manajemen Infaq (Laznas LMI) memiliki cerita seperti di atas. Setelah beberapa bulan berkecimpung membantu pasien positif COVID- 19, dia memiliki cerita menarik. (BACA JUGA: Ayah Tega Merudapaksa Anak Gadisnya, Abang Kandung Tak Kalah Bejadnya)
"Kemarin saat mengantar jenazah yang memiliki sakit komplikasi, saat sampai di rumahnya, masyarakat banyak yang keluar dan banyak yang takut, padahal jenazah itu sakitnya komplikasi," ujarnya, Selasa (08/09/2020). Jenazah yang rumahnya di Jalan Raya Bibis itu ingin dimakamkan di di Sidoarjo.
"Setelah sampai di rumah mbahnya, kami memakai baju hazmat mengingat protokolnya seperti itu, namun banyak masyarakat yang takut, padahal tidak semua jenazah yang dihazmati merupakan pasien positif COVID-19," tambahnya.
Haryanto berharap ketakukan masyarakat tidak berlebihan, namun tetap harus jaga-jaga.
"Tidak semua jenazah yang dihazmati ini terkena COVID-19, ada juga yang terkena penyakit lain, namun karena protokol tetap harus di beri pakaian hazmat," tuturnya. (BACA JUGA: Doa Warga Raja Ampat: Petahana Harus Tumbang dan Kami Memilih Kotak Kosong)
Ketua Satgas Covid-19, Guritno, menambahkan jika mobil jenazah Laznas LMI tidak hanya diperuntukkan untuk pasien COVID-19. Namun untuk membantu jenazah dengan pasien lain.
"Insyaallah mobil jenazah yang dipunyai Laznas LMI diperuntukkan untuk semua pasien. Kami peruntukkan untuk semua. Gratis. Untuk kebersihan dan keamanan, sudah kami pastikan semua," pungkasnya.
(vit)
tulis komentar anda