Kisah Kerajaan Tarumanegara, Cikal Bakal Berdirinya Sunda dan Galuh
Kamis, 19 Desember 2024 - 06:21 WIB
Pada saat itu, Sunda membawahi beberapa wilayah yang sekarang dikenal Provinsi Banten, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jawa Barat, dan bagian barat Jawa Tengah.
Diperkirakan turunnya tahta Tarumanegara pada Tarusbawa, raja Sunda yang menikahi putri sulung Linggawarman yang bernama Dewi Manasih, menjadi penyebab Wretikandayun melepaskan Galuh dari kekuasaan Kerajaan Tarumanegara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tarumanegara pecah menjadi dua kerajaan yakni Sunda di bawah kekuasaan Tarusbawa, dan Galuh di bawah kekuasaan Wretikandayun.
Semasa Tarusbawa menjadi Raja Sunda, putra mahkotanya yang bernama Rakryan Sundasambawa meninggal dunia. Karenanya sesudah Tarusbawa mangka pada tahun 723 Masehi, tahta kekuasaan Sunda diduduki Harisdarma atau Sanjaya.
Putra Bratasenawa atau cucu Wretikandayun atau putra Mandiminyak dari Galuh, dan Sannaha atau putri Kartikeyasingha dan Ratu Jay Shima dari Kalingga, yang menikah dengan Sekarkancana, putri Rakryan Sundasambawa atau cucu Tarusbawa.
Semasa pemerintahan Sanjaya, riwayat Kerajaan asunda berakhir. Oleh Sanjaya yang memerintah pada 723 - 732, menggabungkan Sunda dengan Galuh, yang berhasil direbut dari tangan pemberontak Purbasora, cucu Wretikandayun atau putra Batara Danghyang Guru Sempakwaja dari Galunggung.
Hasil dari penggabungan dua negara itu, akhirnya Kerajaan Sunda, bisa disebut Kerajaan Sunda Galuh.
Kerajaan Sunda Galuh merupakan penyatuan dua kerajaan pecahan Tarumanegara di tanah Sunda yang didirikan oleh Sanjaya pada tahun 723.
Namun para ahli sejarah, gabungan dua kerajaan tersebut hanya dikenal dengan nama Kerajaan Sunda.
Penyatuan Kerajaan Sunda-Galuh menjadi Kerajaan Sunda tersebut bersumber dari catatan perjalanan pertama Prabu Jaya Pakuan (Bujangga Manik) yang mengelilingi Pulau Jawa, catatan perjalanan Tome Pires, serta prasasti yang ditemukan di Bogor dan Sukabumi.
Diperkirakan turunnya tahta Tarumanegara pada Tarusbawa, raja Sunda yang menikahi putri sulung Linggawarman yang bernama Dewi Manasih, menjadi penyebab Wretikandayun melepaskan Galuh dari kekuasaan Kerajaan Tarumanegara.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tarumanegara pecah menjadi dua kerajaan yakni Sunda di bawah kekuasaan Tarusbawa, dan Galuh di bawah kekuasaan Wretikandayun.
Semasa Tarusbawa menjadi Raja Sunda, putra mahkotanya yang bernama Rakryan Sundasambawa meninggal dunia. Karenanya sesudah Tarusbawa mangka pada tahun 723 Masehi, tahta kekuasaan Sunda diduduki Harisdarma atau Sanjaya.
Putra Bratasenawa atau cucu Wretikandayun atau putra Mandiminyak dari Galuh, dan Sannaha atau putri Kartikeyasingha dan Ratu Jay Shima dari Kalingga, yang menikah dengan Sekarkancana, putri Rakryan Sundasambawa atau cucu Tarusbawa.
Semasa pemerintahan Sanjaya, riwayat Kerajaan asunda berakhir. Oleh Sanjaya yang memerintah pada 723 - 732, menggabungkan Sunda dengan Galuh, yang berhasil direbut dari tangan pemberontak Purbasora, cucu Wretikandayun atau putra Batara Danghyang Guru Sempakwaja dari Galunggung.
Hasil dari penggabungan dua negara itu, akhirnya Kerajaan Sunda, bisa disebut Kerajaan Sunda Galuh.
Kerajaan Sunda Galuh merupakan penyatuan dua kerajaan pecahan Tarumanegara di tanah Sunda yang didirikan oleh Sanjaya pada tahun 723.
Namun para ahli sejarah, gabungan dua kerajaan tersebut hanya dikenal dengan nama Kerajaan Sunda.
Penyatuan Kerajaan Sunda-Galuh menjadi Kerajaan Sunda tersebut bersumber dari catatan perjalanan pertama Prabu Jaya Pakuan (Bujangga Manik) yang mengelilingi Pulau Jawa, catatan perjalanan Tome Pires, serta prasasti yang ditemukan di Bogor dan Sukabumi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda