Terungkap, di Jawa Barat Tak Ditemukan Candi meski Banyak Kerajaan

Jum'at, 08 November 2024 - 07:19 WIB
Berbeda dengan masyarakat sawah yang bekerja hanya sampai waktu pecat sawed (menjelang Zuhur atau tengah hari), masyarakat ladang bekerja hingga sore, bekerja hampir seharian penuh. Akibatnya, hubungan dengan tetangga agak renggang dan jarang karena letak yang berjauhan.

Dengan demikian, dapat dimaklumi jika di dalam masyarakat ladang perkembangan bahasa kurang pesat dan kurang luas sebagaimana di dalam masyarakat sawah yang kehidupannya terikat oleh sawah dan selamanya tinggal di kampung (berkumpul).

Masyarakat ladang tidak kenal terhadap pemujaan leluhur dalam wujud pemeliharaan makam. Hingga kini di tidak ada kompleks makam, walaupun dalam hubungannya dengan kepercayaannya mereka menguburkan mayat sebagaimana di tempat lain.

Kuburan baru hanya dicirikan oleh pohon hanjuang (sejenis pohon perdu yang biasa ditanam di makam atau halaman rumah) hingga hari ke-40. Lewat waktu itu, tanah kuburan yang bersangkutan dianggap tanah biasa kembali.

Memang di Jawa Barat terdapat candi seperti Candi Cangkuang, tetapi secara keseluruhan dari sisi kuantitas jumlahnya kalah dibanding Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meski perkembangan Hinduisme cukup pesat di Jawa Barat, tetapi tampaknya ada ketidakcocokan dengan pola budaya yang ada.

Maka cangkokan candi di Jabar tidak bisa berkembang dengan baik. Di Jawa Tengah-lah candi tumbuh dengan baik yang diawali dengan pembangunan candi - candi di kompleks Dieng.

Raja-raja di Jawa Barat tampaknya lebih memilih mengabadikan momen dengan membuat prasasti-prasasti. Prasasti itu pun kebanyakan bersifat langsung dan lugas, tidak berbumbu-bumbu atau bertele-tele dan tidak menggunakan mantera atau istilahnya sekarang to the point.

Catatan sejarah di tanah Jawa Barat pun memperlihatkan bagaimana raja-raja termahsyur seperti Wastu Kancana dan Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi memilih tidak membangun candi sebagai bentuk fisik, namun cukup dengan prasasti.
(jon)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content