Kisah Meutya Hafid, Menteri Prabowo Asal Bandung yang Pernah Ditawan Teroris di Irak
Rabu, 23 Oktober 2024 - 10:31 WIB
Meutya Hafid, ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Komunikasi dan Digital. Untuk diketahui, jabatan ini sebelumnya bernama Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).
Sebelumnya, nama politisi Partai Golkar Meutya Hafid memang santer disebut bakal mengisi satu tempat di kabinet Prabowo-Gibran.
Alasannya karena politisi kelahiran Bandung, Jawa Barat, ini sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Sebelum menjadi politisi, Meutya diketahui pernah berkiprah di dunia pers. Ia sempat menjadi jurnalis dan presenter berita di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia.
Pada perjalanannya sebagai jurnalis, ada satu momen yang membuatnya dikenal banyak orang. Hal ini ketika dirinya disandera oleh kelompok bersenjata di Irak saat sedang bertugas pada 2005 lalu.
Pada pertengahan Februari 2005, Meutya dan rekannya juru kamera Budiyanto diculik dan disandera oleh kelompok bersenjata. Hal ini terjadi ketika mereka sedang bertugas di Irak.
Sebelumnya, nama politisi Partai Golkar Meutya Hafid memang santer disebut bakal mengisi satu tempat di kabinet Prabowo-Gibran.
Alasannya karena politisi kelahiran Bandung, Jawa Barat, ini sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Sebelum menjadi politisi, Meutya diketahui pernah berkiprah di dunia pers. Ia sempat menjadi jurnalis dan presenter berita di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia.
Pada perjalanannya sebagai jurnalis, ada satu momen yang membuatnya dikenal banyak orang. Hal ini ketika dirinya disandera oleh kelompok bersenjata di Irak saat sedang bertugas pada 2005 lalu.
Kisah Meutya Hafid Disandera Teroris di Irak
Pada pertengahan Februari 2005, Meutya dan rekannya juru kamera Budiyanto diculik dan disandera oleh kelompok bersenjata. Hal ini terjadi ketika mereka sedang bertugas di Irak.
Baca Juga
tulis komentar anda