Kisah Meutya Hafid, Menteri Prabowo Asal Bandung yang Pernah Ditawan Teroris di Irak

Rabu, 23 Oktober 2024 - 10:31 WIB
Mendengar kabar itu, masyarakat di Tanah Air pun sempat gempar. Pemerintah Indonesia yang waktu itu dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga terus mengusahakan pembebasan secepatnya.

Insiden tersebut ikut menarik perhatian media internasional. Tercatat, ada beberapa nama besar yang memberitakan penyanderaan Meutya dan rekannya di Irak, termasuk Al Jazeera.

Al Jazeera menyebutkan bahwa Meutya dan Budiyanto diculik saat melintas di sepanjang jalan dekat Ramadi dalam perjalanan dari Yordania ke Baghdad. Penculikan itu diklaim oleh kelompok bersenjata yang menamakan dirinya Jaish al-Mujahidin.

Beberapa hari ditahan, Meutya dan Budiyanto akhirnya dibebaskan pada 21 Februari. Dalam pernyataan yang dibagikan kepada pers, para penculik mengatakan bahwa pihaknya membebaskan para jurnalis itu setelah diyakinkan mengenai identitas dan kepentingan mereka di Irak.

Peristiwa itu lantas diabadikan oleh Meutya dalam sebuah buku berjudul ‘168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak’. Karya tersebut diterbitkan pada 2007.

Setelah insiden menegangkan di Irak, Meutya tetap melanjutkan profesinya selama beberapa waktu. Kemudian, ia mulai menapaki karier politik hingga akhirnya menjadi salah satu anggota Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran, tepatnya sebagai Menteri Komunikasi dan Digital.

Itulah sedikit ulasan kisah Meutya Hafid, menteri Prabowo yang dulu pernah disandera teroris di Irak.
(shf)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content