Kisah Topeng Misterius Gajah Mada, Pernah Dipakai Raja Bali hingga Presiden RI
Sabtu, 14 September 2024 - 07:28 WIB
Tetapi satu hal yang menjadi satu kesimpulan sejarah, berdasarkan Kakawin Pararaton maupun Nagarakretagama tidak pernah menyatakan siapa orang tua Gajah Mada dan dari mana asalnya.
Yang diketahui ialah bahwa pada suatu saat Gajah Mada menjadi patih amangkubhumi di Kerajaan Majapahit seperti diuraikan dalam Pararaton dan Nagarakretagama.
Prasasti-prasasti yang dikeluarkan pada zaman Majapahit ada di antaranya yang menyebut nama Gajah Mada dan menyinggung jasa-jasanya selama memangku jabatan patih amangkubhumi. Namun tidak pernah dijumpai pernyataan tentang asal-usulnya.
Maka satu hal yang pasti ialah bahwa Gajah Mada bukan orang bangsawan, keturunan salah seorang raja negara bawahan, gelar yang disandangnya bukan dyah melainkan mpu. Ini berarti bahwa menurut alurannya Gajah Mada adalah keturunan orang kebanyakan.
Hanya berkat jasa-jasanya kepada Kerajaan Majapahit, yang menyebabkan Majapahit menjadi kerajaan agung, maka nama Gajah Mada menjadi masyhur atau terkenal. Sudah jelas Gajah Mada bukan orang sembarangan, tetapi orang yang mempunyai bakat istimewa.
Bahkan, kemampuan bertindak yang luar biasa. Itulah sebabnya maka dalam masyarakat timbul berbagai dongengan tentang Gajah Mada, termasuk di Bali wilayah yang pernah ditaklukkan Majapahit.
Di antara dongengan-dongengan itu yang menarik perhatian ialah Babad Gajah Mada, yang ditemukan di Bali dalam bentuk tulisan di atas lontar.
Ternyata Babad Gajah Mada itu adalah usaha untuk menjelaskan tempat asal dan asal mulanya Gajah Mada mempunyai bakat yang serba istimewa itu menurut alam pikiran masyarakat Hindu di Bali.
Ceritanya mirip dengan cerita Ken Arok. Gajah Mada juga dikatakan putra Dewa Brahma seperti Ken Arok, lahir dari seorang pendeta wanita yang sedang bertapa. Meskipun kebenaran cerita itu masih diragukan, namun karena cerita itu belum banyak diketahui oleh umum.
Yang diketahui ialah bahwa pada suatu saat Gajah Mada menjadi patih amangkubhumi di Kerajaan Majapahit seperti diuraikan dalam Pararaton dan Nagarakretagama.
Prasasti-prasasti yang dikeluarkan pada zaman Majapahit ada di antaranya yang menyebut nama Gajah Mada dan menyinggung jasa-jasanya selama memangku jabatan patih amangkubhumi. Namun tidak pernah dijumpai pernyataan tentang asal-usulnya.
Maka satu hal yang pasti ialah bahwa Gajah Mada bukan orang bangsawan, keturunan salah seorang raja negara bawahan, gelar yang disandangnya bukan dyah melainkan mpu. Ini berarti bahwa menurut alurannya Gajah Mada adalah keturunan orang kebanyakan.
Hanya berkat jasa-jasanya kepada Kerajaan Majapahit, yang menyebabkan Majapahit menjadi kerajaan agung, maka nama Gajah Mada menjadi masyhur atau terkenal. Sudah jelas Gajah Mada bukan orang sembarangan, tetapi orang yang mempunyai bakat istimewa.
Bahkan, kemampuan bertindak yang luar biasa. Itulah sebabnya maka dalam masyarakat timbul berbagai dongengan tentang Gajah Mada, termasuk di Bali wilayah yang pernah ditaklukkan Majapahit.
Di antara dongengan-dongengan itu yang menarik perhatian ialah Babad Gajah Mada, yang ditemukan di Bali dalam bentuk tulisan di atas lontar.
Ternyata Babad Gajah Mada itu adalah usaha untuk menjelaskan tempat asal dan asal mulanya Gajah Mada mempunyai bakat yang serba istimewa itu menurut alam pikiran masyarakat Hindu di Bali.
Ceritanya mirip dengan cerita Ken Arok. Gajah Mada juga dikatakan putra Dewa Brahma seperti Ken Arok, lahir dari seorang pendeta wanita yang sedang bertapa. Meskipun kebenaran cerita itu masih diragukan, namun karena cerita itu belum banyak diketahui oleh umum.
(ams)
Lihat Juga :
tulis komentar anda