Kisah Pilu Tjasmuin, Veteran Perang Berusia 103 Tahun Pejuang Terbuang dari Lampung
Selasa, 13 Agustus 2024 - 07:51 WIB
LAMPUNG TIMUR - Di usia senjanya yang telah menginjak 103 tahun, Tjasmuin seorang veteran perang gerilya yang pernah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan penuh keberanian, kini hidup dengan segala keterbatasan.
Di masa tuanya, ia mengaku belum pernah merasakan perhatian dari pemerintah setempat, meski telah mempersembahkan kemerdekaan bagi negara dengan perjuangan yang berdarah-darah. Padahal dia pernah berjuang bersama Jenderal Soedirman.
Tjasmuin yang lahir di Pemalang, Jawa Tengah pada tahun 1921, kini tinggal di sebuah rumah sederhana di Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, Lampung. Hidupnya kini hanya bergantung pada tunjangan negara yang seadanya.
Sebab usianya yang semakin renta telah membuatnya tak mampu lagi mencari nafkah. Veteran ini bercerita tentang masa-masa perjuangannya yang heroik. Ia pernah mengawal perjuangan Jenderal Sudirman di Tegal.
Bahkan, turut serta mengusir penjajah Belanda hingga terkena peluru, serta berjuang melawan pemberontakan D.I.T.I.I dan P.K.I. Seluruh pengorbanan itu ia lakukan demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Namun, meski jerih payahnya terdengar sangat hebat, perjuangan veteran ini seolah terabaikan oleh pemerintah daerah. Kini, Mbah Muin, panggilan akrab Tjasmuin membutuhkan bantuan perawatan di masa tuanya.
Salah satu kebutuhan mendesaknya adalah alat bantu dengar, yang telah diajukan oleh keluarga kepada pemerintah daerah hingga tiga kali, namun belum mendapatkan respons yang diharapkan keluarga pejuang kemerdekaan ini.
Nur Iman, anak kandung Tjasmuin, menyampaikan kekecewaannya atas kurangnya perhatian terhadap veteran yang telah berjasa besar bagi bangsa ini. “Kami minta diperhatikan pemerintah, tapi kami diabaikan dan ditelantarkan,” kata Nur Iman.
Di masa tuanya, ia mengaku belum pernah merasakan perhatian dari pemerintah setempat, meski telah mempersembahkan kemerdekaan bagi negara dengan perjuangan yang berdarah-darah. Padahal dia pernah berjuang bersama Jenderal Soedirman.
Tjasmuin yang lahir di Pemalang, Jawa Tengah pada tahun 1921, kini tinggal di sebuah rumah sederhana di Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, Lampung. Hidupnya kini hanya bergantung pada tunjangan negara yang seadanya.
Baca Juga
Sebab usianya yang semakin renta telah membuatnya tak mampu lagi mencari nafkah. Veteran ini bercerita tentang masa-masa perjuangannya yang heroik. Ia pernah mengawal perjuangan Jenderal Sudirman di Tegal.
Bahkan, turut serta mengusir penjajah Belanda hingga terkena peluru, serta berjuang melawan pemberontakan D.I.T.I.I dan P.K.I. Seluruh pengorbanan itu ia lakukan demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Namun, meski jerih payahnya terdengar sangat hebat, perjuangan veteran ini seolah terabaikan oleh pemerintah daerah. Kini, Mbah Muin, panggilan akrab Tjasmuin membutuhkan bantuan perawatan di masa tuanya.
Salah satu kebutuhan mendesaknya adalah alat bantu dengar, yang telah diajukan oleh keluarga kepada pemerintah daerah hingga tiga kali, namun belum mendapatkan respons yang diharapkan keluarga pejuang kemerdekaan ini.
Nur Iman, anak kandung Tjasmuin, menyampaikan kekecewaannya atas kurangnya perhatian terhadap veteran yang telah berjasa besar bagi bangsa ini. “Kami minta diperhatikan pemerintah, tapi kami diabaikan dan ditelantarkan,” kata Nur Iman.
(ams)
tulis komentar anda