Polisi Temukan Riwayat Pembelian Sianida di Kasus Temuan Kerangka Ibu dan Anak di Bandung Barat
Minggu, 11 Agustus 2024 - 13:49 WIB
BANDUNG BARAT - Misteri mengerikan di balik kematian ibu dan anak yang ditemukan tinggal kerangka di rumah mereka di Jalan Selada, Kompleks Tanimulya Indah, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mulai sedikit demi sedikit terkuak. Polisi berhasil menemukan riwayat pembelian sianida yang dilakukan oleh salah satu korban, Elia Imanuel Putra (24).
Kasus ini menjadi perhatian besar setelah Iguh Indah Hayati (55) dan putranya, Elia, ditemukan meninggal dalam kondisi mengenaskan di rumah mereka. Meski telah ditemukan riwayat pembelian sianida oleh Elia pada tahun 2018, polisi masih berhati-hati dalam menarik kesimpulan terkait hubungan sianida tersebut dengan penyebab kematian.
Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, mengungkapkan bahwa riwayat pembelian sianida diketahui setelah polisi memeriksa ponsel milik Elia. “Kami menemukan bahwa korban Elia mencari dan membeli sianida pada 2018. Ini terungkap dari hasil pemeriksaan ponselnya. Namun, kami masih menunggu hasil dari tim forensik untuk memastikan apakah ada kandungan sianida dalam jaringan tubuh korban atau tidak,” ujar Kapolres Tri.
AKBP Tri menekankan pentingnya kehati-hatian dalam penyelidikan ini. “Jangan sampai kita salah menyimpulkan. Meskipun ada riwayat pembelian sianida, kita perlu memastikan apakah zat tersebut memang ada dalam tubuh korban,” tambahnya.
Selain itu, penyelidikan juga mengungkap adanya dokumen yang menunjukkan kekecewaan mendalam Elia terhadap ayahnya, Mudjoyo Tjandra (64). Dalam sebuah tulisan yang ditemukan di Google Drive korban, Elia mencurahkan rasa kecewa terhadap sang ayah yang diduga telah menelantarkan dia dan ibunya. Isi tulisan tersebut mirip dengan yang ditemukan di dinding rumah korban, meski menggunakan kata-kata yang berbeda.
Kapolres Tri meminta waktu kepada publik untuk membiarkan penyidik bekerja secara menyeluruh sebelum membuat kesimpulan akhir. “Kami akan menyimpulkan penyebab kematian kedua korban setelah semua fakta dan bukti terkumpul, didukung oleh hasil pemeriksaan psikologi forensik dan laboratorium,” jelasnya.
Kasus ini menjadi perhatian besar setelah Iguh Indah Hayati (55) dan putranya, Elia, ditemukan meninggal dalam kondisi mengenaskan di rumah mereka. Meski telah ditemukan riwayat pembelian sianida oleh Elia pada tahun 2018, polisi masih berhati-hati dalam menarik kesimpulan terkait hubungan sianida tersebut dengan penyebab kematian.
Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, mengungkapkan bahwa riwayat pembelian sianida diketahui setelah polisi memeriksa ponsel milik Elia. “Kami menemukan bahwa korban Elia mencari dan membeli sianida pada 2018. Ini terungkap dari hasil pemeriksaan ponselnya. Namun, kami masih menunggu hasil dari tim forensik untuk memastikan apakah ada kandungan sianida dalam jaringan tubuh korban atau tidak,” ujar Kapolres Tri.
AKBP Tri menekankan pentingnya kehati-hatian dalam penyelidikan ini. “Jangan sampai kita salah menyimpulkan. Meskipun ada riwayat pembelian sianida, kita perlu memastikan apakah zat tersebut memang ada dalam tubuh korban,” tambahnya.
Selain itu, penyelidikan juga mengungkap adanya dokumen yang menunjukkan kekecewaan mendalam Elia terhadap ayahnya, Mudjoyo Tjandra (64). Dalam sebuah tulisan yang ditemukan di Google Drive korban, Elia mencurahkan rasa kecewa terhadap sang ayah yang diduga telah menelantarkan dia dan ibunya. Isi tulisan tersebut mirip dengan yang ditemukan di dinding rumah korban, meski menggunakan kata-kata yang berbeda.
Kapolres Tri meminta waktu kepada publik untuk membiarkan penyidik bekerja secara menyeluruh sebelum membuat kesimpulan akhir. “Kami akan menyimpulkan penyebab kematian kedua korban setelah semua fakta dan bukti terkumpul, didukung oleh hasil pemeriksaan psikologi forensik dan laboratorium,” jelasnya.
(hri)
tulis komentar anda