Mengenal Kereta Singa Barong, Peninggalan Unik Keraton Kasepuhan Cirebon
Jum'at, 09 Agustus 2024 - 15:24 WIB
Mengutip jurnal berjudul “Kereta Singo Barong di Keraton Kasepuhan Cirebon” dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, sisi menarik kendaraan tersebut terletak pada ukirannya yang berbentuk hewan aneh dan langka. Bahkan, hewan semacam itu tidak pernah dijumpai di alam ini.
Ukiran-ukiran di tubuhnya menggambarkan beberapa bentuk bagian tubuh hewan. Di antaranya seperti sayap burung, kepala naga yang menjulurkan lidah hingga belalai gajah yang memegang senjata Trisula.
Konon, ciri-ciri ukiran hewan aneh itu ditujukan untuk memberi gambaran kepada masyarakat bahwa konstruksi kebudayaan Cirebon di masa lampau terbentuk dari tiga unsur berbeda.
Masing-masing adalah burung yang menggambarkan budaya Timur Tengah (agama Islam), Gajah menggambarkan India atau Hindu hingga naga yang menggambarkan China atau Budha.
Lebih jauh, kereta ini dibuat menggunakan bahan kayu laban. Lalu, warnanya dibalut dengan cat dari bahan campuran serbuk emas dan intan. Sementara tenaga penariknya adalah empat ekor kebo bule.
Menariknya lagi, Kereta Singa Barong telah mengenal suspensi dengan menyusun pegas lempengan besi yang dilapisi karet-karet pada bagian empat rodanya.
Teknologi ini tak hanya membuatnya terasa empuk, tetapi badan kereta juga bisa bergoyang-goyang ke belakang dan ke depan, sehingga bisa membuat sayap kereta bergerak-gerak serta terlihat seperti sedang terbang.
Saat ini, Kereta Singa Barong tersimpan di Museum Keraton Kasepuhan. Selain versi aslinya, terdapat juga hasil tiruannya yang juga disimpan dengan aman.
Ukiran-ukiran di tubuhnya menggambarkan beberapa bentuk bagian tubuh hewan. Di antaranya seperti sayap burung, kepala naga yang menjulurkan lidah hingga belalai gajah yang memegang senjata Trisula.
Konon, ciri-ciri ukiran hewan aneh itu ditujukan untuk memberi gambaran kepada masyarakat bahwa konstruksi kebudayaan Cirebon di masa lampau terbentuk dari tiga unsur berbeda.
Masing-masing adalah burung yang menggambarkan budaya Timur Tengah (agama Islam), Gajah menggambarkan India atau Hindu hingga naga yang menggambarkan China atau Budha.
Lebih jauh, kereta ini dibuat menggunakan bahan kayu laban. Lalu, warnanya dibalut dengan cat dari bahan campuran serbuk emas dan intan. Sementara tenaga penariknya adalah empat ekor kebo bule.
Menariknya lagi, Kereta Singa Barong telah mengenal suspensi dengan menyusun pegas lempengan besi yang dilapisi karet-karet pada bagian empat rodanya.
Teknologi ini tak hanya membuatnya terasa empuk, tetapi badan kereta juga bisa bergoyang-goyang ke belakang dan ke depan, sehingga bisa membuat sayap kereta bergerak-gerak serta terlihat seperti sedang terbang.
Saat ini, Kereta Singa Barong tersimpan di Museum Keraton Kasepuhan. Selain versi aslinya, terdapat juga hasil tiruannya yang juga disimpan dengan aman.
(shf)
tulis komentar anda