Kisah Raden Wijaya Tunjuk Keluarga Kertanegara Jabat Menteri Senior di Majapahit
Selasa, 06 Agustus 2024 - 06:10 WIB
Arca Manjustri sendiri adalah Bodhisattwa, biasanya diwujudkan sebagai seorang pemuda, yang memegang pedang terhunus di tangannya yang satu, dan sebuah buku di tangannya yang lain.
Pedang itu dimaksudkan sebagai alat untuk memberantas penasaran dan kepalsuan, sedangkan buku itu mengandung ajaran tentang sepuluh laku utama, cita-cita Bodhisatwa yang disebut paramita, yakni dana: derma, sila: tatasila.
Kemudian ksanti: kesabaran, virya: keperwiraan, dyana: meditasi atau samadi, prajnya: kebijaksanaan, upaya - kausalya: sarana, usaha, pranidhana: ketegasan, bala: kekuasaan, jinyana: pengetahuan. Pada umumnya uraian di atas sesuai dengan wujud Arca Manjustri dari Singasari.
tetapi ada juga sekedar perbedaannya. Arca Manjustri dari Singasari berupa seorang bangsawan, bermahkota tinggi, duduk bersila, tangan kanannya memegang keris, tangan kirinya ditempelkan pada dada, buku paramita terletak di pangkuan.
Pada keempat sudut sandaran tempat duduknya terdapat arca yang sama dalam bentuk kecil-kecil. Daun teratai menghiasi sisi kanan dan kiri sandaran tempat duduknya. Sebagian dari piagam menghiasi bagian atas.
Arca Manjustri sendiri kini berangka tahun 1343. Diduga kuat arca itu merupakan tambahan yang di Pu Adityawarman, seorang wreddha menteri atau menteri senior saat masa pemerintahan raja Majapahit Tribhuwana Tunggadewi.
Dia juga merupakan saudara sepupu Raka Jayanagara, dan hubungan kekeluargaannya dengan Rajapatni didasarkan atas garis keturunan ayahnya yang bernama Adwaya.
Sosok Adityawarman memang dekat dengan keluarga rani Rajapatni, yang memegang kuasa di tanah Jawa, selepas masa Kerajaan Singasari.
Kiranya Adwaya dapat disamakan dengan Adwayabrahma, seorang mahamenteri dari Singasari, yang tercatat pada piagam Jawa kuna Amoghapasa 1286.
Pedang itu dimaksudkan sebagai alat untuk memberantas penasaran dan kepalsuan, sedangkan buku itu mengandung ajaran tentang sepuluh laku utama, cita-cita Bodhisatwa yang disebut paramita, yakni dana: derma, sila: tatasila.
Kemudian ksanti: kesabaran, virya: keperwiraan, dyana: meditasi atau samadi, prajnya: kebijaksanaan, upaya - kausalya: sarana, usaha, pranidhana: ketegasan, bala: kekuasaan, jinyana: pengetahuan. Pada umumnya uraian di atas sesuai dengan wujud Arca Manjustri dari Singasari.
tetapi ada juga sekedar perbedaannya. Arca Manjustri dari Singasari berupa seorang bangsawan, bermahkota tinggi, duduk bersila, tangan kanannya memegang keris, tangan kirinya ditempelkan pada dada, buku paramita terletak di pangkuan.
Pada keempat sudut sandaran tempat duduknya terdapat arca yang sama dalam bentuk kecil-kecil. Daun teratai menghiasi sisi kanan dan kiri sandaran tempat duduknya. Sebagian dari piagam menghiasi bagian atas.
Arca Manjustri sendiri kini berangka tahun 1343. Diduga kuat arca itu merupakan tambahan yang di Pu Adityawarman, seorang wreddha menteri atau menteri senior saat masa pemerintahan raja Majapahit Tribhuwana Tunggadewi.
Dia juga merupakan saudara sepupu Raka Jayanagara, dan hubungan kekeluargaannya dengan Rajapatni didasarkan atas garis keturunan ayahnya yang bernama Adwaya.
Sosok Adityawarman memang dekat dengan keluarga rani Rajapatni, yang memegang kuasa di tanah Jawa, selepas masa Kerajaan Singasari.
Kiranya Adwaya dapat disamakan dengan Adwayabrahma, seorang mahamenteri dari Singasari, yang tercatat pada piagam Jawa kuna Amoghapasa 1286.
tulis komentar anda