Warkop Unik di Pangkalan Bun, Meski Bayar Seikhlasnya Penjual Mengaku Untung

Senin, 24 Agustus 2020 - 15:55 WIB
Meski pembeli boleh bayar seikhlasnya, ia mengaku tak pernah rugi. Bahkan selalu untung. Itu terjadi karena rezeki tak tertukar. "Ya kalau yang sering tidak bayar itu anak-anak sekolah. Saya mengerti saja dan saya ikhlas. Profit saya justru dari orang yang bayar lebih. Berapa sih modal kopi dan teh, itu tidak banyak. Sekaligus saya beramal," ujar Ade yang sudah tinggal di Perumahan Cemara Permai 10 tahun lalu.

Meski bayar seikhlasnya, ia tetap meraup rejeki setiap harinya bahkan tidak pernah sama sekali rugi. "Paling kecil omzet sehari Rp100 ribu. Dan itupun saya sudah untung. Kalau lagi rame bisa omzet Rp500 ribu. Tapi rata-rata sehari omzet Rp200 ribu-Rp300 ribuan," sebutnya.

Untuk lokasi warkop ia menyewa lahan kosong di pintu masuk Perumahan Cemara Permai dengan uang sewa Rp500 ribu per bulan.

"Lahan yang saya sewa ukuran 100 m2, bangunan semi permanen ini saya bangun sendiri. Untuk jam buka setiap hari tanpa libur mulai pukul 08.00 WIB sampai malam dan tidak tentu tutupnya. Bahkan pernah sampai pukul 03.00 WIB pagi. Karena saya tidak mungkin mengusir pembeli. Yang penting tidak buat keributan saja di sini," katanya.

Selain menu kopi dan teh, dirinya juga menjual makanan ringan sepeti mi instan goreng dan rebus, sosis bakar dan goreng, kentang hingga nasi goreng.

Semuanya tanpa label harga. Jika pun mau bayar, konsumen diminta memberikan harga sendiri jika mau membayar. "Selain kopi dan teh saya juga jualan makanan, namun saya tidak mematok harga. Jika mereka mau bayar ya kasih harga sendiri, berapapun yang dibayar saya ikhlas," terangnya.

Seorang pembeli yang dibincangi MNC Media saat nongkrong di warkop ini, Yuda Mank mengatakan, ia baru pertama kali ke Warkop Ikhlas lantaran informasi dari teman.

Ia mencoba mampir ke Warkop ini untuk mencoba menikmati racikan kopinya. "Meski bertulisakan bayar seikhlasnya, namun saya akan tetap bayar sesuai harga pasaran atau bayar lebih. Yang unik di sini pembeli justru yang menentukan harga bukan penjual," ujar warga Desa Pasir Panjang ini. (Baca: Bawa 2000 Pil Ekstasi, Pria Ini Diringkus Aparat di Pelabuhan).

Ia pun memberikan saran kepada penjual untuk menambah jumlah kursi dan meja supaya saat banyak pembeli bisa duduk semua. "Ya ini masukan saya kalau bisa meja kursi ditambah dan lebih berinovasi lagi. Kalau idenya sangat unik, beli kopi dan teh bayar seikhlasnya," pungkasnya.
(nag)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More