Bandung Lagi Dingin-dinginnya, BMKG Prediksi Suhu 16 Derajat Bertahan hingga Agustus
Selasa, 16 Juli 2024 - 15:48 WIB
BANDUNG - Dalam beberapa hari terakhir, temperatur di Bandung Raya kembali ke setelan pabrik. Suhu di Kota Bandung dan sekitarnya terasa dingin bisa mencapai 16 derajat celcius.
Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu minimum di Bandung Raya di antara 16 - 19 derajat celcius. Sedangkan suhu maksimum di antara 29-30 derajat celcius.
Staf Data dan Informasi BMKG Bandung, Yuni Yulianti mengatakan, saat ini di wilayah Bandung Raya dan Jawa Barat umumnya memasuki periode awal musim kemarau.
“Pada Juli dan Agustus diprediksi merupakan puncak musim kemarau di wilayah Jawa Barat termasuk wilayah Bandung Raya," ucap Yuni saat dihubungi, Selasa (16/7/2024).
Yuni menjelaskan, angin yang dominan bertiup di wilayah Jabar termasuk Bandung Raya adalah angin monsun Australia atau sering disebut juga dengan angin timuran yang membawa udara dingin dan kering.
"Kemudian pada Juli ini tutupan awan konvektif signifikan ataupun juga tutupan awannya berkurang. Jadi saat siang hari panas matahari yang dipancarkan itu maksimum, kemudian karena tidak ada awan maka ketika malam itu panas juga akan dipantulkan secara maksimum lagi, sehingga pada siang hari panasnya terik dan pada malam, dini hari dan pagi hari suhunya menjadi dingin," jelasnya.
Yuni mengatakan, berdasarkan catatan BMKG Bandung suhu terendah di Juli ini mencapai 16,2 derajat celcius pada Senin (15/7/2024). Pihaknya memprediksi hal ini masih akan berlangsung sampai dengan Agustus nanti.
“Agustus diprediksi merupakan puncak musim kemarau, jadi suhunya masih seperti ini untuk dini hari dan pagi hari, masih pada kisaran di antara 16-19 derajat celcius. Kemudian untuk siang harinya masih pada kisaran di antara 29-30 derajat celcius," terangnya.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi dampak cuaca di musim kemarau yaitu perbedaan suhu yang cukup signifikan pada pagi dan siang hari.
Menurutnya, perbedaan suhu ini akan sedikit banyak berdampak terhadap kesehatan. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk memperbanyak minum air putih. “Diharapkan untuk mengonsumsi air putih, mengonsumsi sayur dan buah. Jangan lupa untuk update informasi cuaca dan iklim dari laman resmi atau media sosial BMKG,” tandasnya.
Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu minimum di Bandung Raya di antara 16 - 19 derajat celcius. Sedangkan suhu maksimum di antara 29-30 derajat celcius.
Staf Data dan Informasi BMKG Bandung, Yuni Yulianti mengatakan, saat ini di wilayah Bandung Raya dan Jawa Barat umumnya memasuki periode awal musim kemarau.
“Pada Juli dan Agustus diprediksi merupakan puncak musim kemarau di wilayah Jawa Barat termasuk wilayah Bandung Raya," ucap Yuni saat dihubungi, Selasa (16/7/2024).
Yuni menjelaskan, angin yang dominan bertiup di wilayah Jabar termasuk Bandung Raya adalah angin monsun Australia atau sering disebut juga dengan angin timuran yang membawa udara dingin dan kering.
"Kemudian pada Juli ini tutupan awan konvektif signifikan ataupun juga tutupan awannya berkurang. Jadi saat siang hari panas matahari yang dipancarkan itu maksimum, kemudian karena tidak ada awan maka ketika malam itu panas juga akan dipantulkan secara maksimum lagi, sehingga pada siang hari panasnya terik dan pada malam, dini hari dan pagi hari suhunya menjadi dingin," jelasnya.
Yuni mengatakan, berdasarkan catatan BMKG Bandung suhu terendah di Juli ini mencapai 16,2 derajat celcius pada Senin (15/7/2024). Pihaknya memprediksi hal ini masih akan berlangsung sampai dengan Agustus nanti.
“Agustus diprediksi merupakan puncak musim kemarau, jadi suhunya masih seperti ini untuk dini hari dan pagi hari, masih pada kisaran di antara 16-19 derajat celcius. Kemudian untuk siang harinya masih pada kisaran di antara 29-30 derajat celcius," terangnya.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi dampak cuaca di musim kemarau yaitu perbedaan suhu yang cukup signifikan pada pagi dan siang hari.
Menurutnya, perbedaan suhu ini akan sedikit banyak berdampak terhadap kesehatan. Untuk itu, masyarakat diimbau untuk memperbanyak minum air putih. “Diharapkan untuk mengonsumsi air putih, mengonsumsi sayur dan buah. Jangan lupa untuk update informasi cuaca dan iklim dari laman resmi atau media sosial BMKG,” tandasnya.
(wib)
tulis komentar anda