Amukan Gunung Kelud Lenyapkan Bangunan Megah Keraton Majapahit
Jum'at, 21 Juni 2024 - 06:04 WIB
Kerajaan Majapahit di masa jayanya memiliki bangunan istana yang megah. Tak hanya itu tata letak ibu kotanya juga dianggap begitu megah dan artistik kala itu. Namun semuanya konon hancur tak berbekas karena dugaan faktor alam dan sejumlah hal lainnya.
Ya, faktor alam tak bisa dilawan Majapahit. Bangunan istana di Ibu kota dengan benteng setinggi 10 meter yang mengelilingi kompleks area istana seolah lenyap tak berbekas. Belum lagi di luar area benteng tempat tinggal rakyat.
Bahkan, terdapat area kompleks permukiman para pejabat Majapahit mulai dari mahapatih Gajah Mada hingga Bhatara Matahun.
“Di luar ada beberapa kompleks, mulai dari di sebelah timur ialah tempat tinggal Dharmadhyaksa Kasaiwan Hyang Brahmaraja dan para pendeta Siwa,” demikian dikutip Sejarawan Prof. Slamet Muljana, pada bukunya “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit”.
Di bagian selatan tempat tinggal Dharmadhyaksa Kasogatan dan para pendeta Buddha. Di bagian barat tempat tinggal pada arya, menteri dan sanak kadang rajadiraja. Sedangkan sebelah timur terpisah jalan adalah pesanggrahan Bhatara Wengker Sri Wijayarajasa dan permaisurinya.
Di sebelah selatan pesanggrahan Bhatara Wengker adalah pesanggrahan Bhatara Matahun Sri Rajasa wardhana dan permaisurinya Bhre Lasem. Kedua pesanggrahan itu terletak di sisi selatan tidak jauh dari istana Sang Prabhu.
Di bagian utara ada pasar, di belakang pasar itulah tempat pesanggrahan Bhatara Narapati. Sedangkan di sebelah timur laut keraton rumah kediaman Patih Amangkubhumi Gajah Mada.
Ya, faktor alam tak bisa dilawan Majapahit. Bangunan istana di Ibu kota dengan benteng setinggi 10 meter yang mengelilingi kompleks area istana seolah lenyap tak berbekas. Belum lagi di luar area benteng tempat tinggal rakyat.
Bahkan, terdapat area kompleks permukiman para pejabat Majapahit mulai dari mahapatih Gajah Mada hingga Bhatara Matahun.
Baca Juga
“Di luar ada beberapa kompleks, mulai dari di sebelah timur ialah tempat tinggal Dharmadhyaksa Kasaiwan Hyang Brahmaraja dan para pendeta Siwa,” demikian dikutip Sejarawan Prof. Slamet Muljana, pada bukunya “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit”.
Di bagian selatan tempat tinggal Dharmadhyaksa Kasogatan dan para pendeta Buddha. Di bagian barat tempat tinggal pada arya, menteri dan sanak kadang rajadiraja. Sedangkan sebelah timur terpisah jalan adalah pesanggrahan Bhatara Wengker Sri Wijayarajasa dan permaisurinya.
Di sebelah selatan pesanggrahan Bhatara Wengker adalah pesanggrahan Bhatara Matahun Sri Rajasa wardhana dan permaisurinya Bhre Lasem. Kedua pesanggrahan itu terletak di sisi selatan tidak jauh dari istana Sang Prabhu.
Di bagian utara ada pasar, di belakang pasar itulah tempat pesanggrahan Bhatara Narapati. Sedangkan di sebelah timur laut keraton rumah kediaman Patih Amangkubhumi Gajah Mada.
Baca Juga
tulis komentar anda