Kisah Asal-usul Telaga Warna, Hukuman untuk Putri Manja yang Serakah
Jum'at, 14 Juni 2024 - 06:54 WIB
Kerajaan Kutatanggeuhan dipimpin raja bernama Prabu Swarnalaya. Ia memimpin kerajaan didampingi permaisurinya yang cantik jelita bernama Ratu Purbamanah.
Kendati memiliki kekuasaan dan dicintai rakyat, ternyata Prabu Swarnalaya merasa tidak bahagia. Hal ini karena dirinya bersama sang permaisuri belum dikaruniai keturunan.
Melihat ke belakang, penyebabnya adalah Prabu Swarnalaya pernah melanggar pantangan berburu rusa di Gunung Mas. Hal ini dikatakan ahli nujum istana yang mendapat menyebut bahwa setiap rusa yang dibunuh Swarnalaya menjadi simbol hilangnya satu keturunan baginya.
Menghadapi kondisi sulit, Prabu Swarnalaya mencoba mencari solusi. Ia pun memutuskan bertapa pada malam bulan purnama di sebuah gua kecil sekitaran Gunung Mas.
Selama proses itu, Swarnalaya menghadapi sejumlah gangguan dan rintangan. Namun, pada akhirnya Prabu Swarnalaya bisa kembali ke istana dengan selamat.
Menariknya, beberapa bulan setelah pertapan, ada kabar baik. Sang permaisuri dinyatakan telah mengandung.
Prabu Swarnalaya dan Ratu Purbamanah akhirnya memiliki seorang putri cantik yang diberi nama Dewi Kuncung Biru.
Mengingat penantian panjang Prabu Swarnalaya dan permaisuri untuk seorang anak, keduanya sangat memanjakan Dewi Kuncung Biru.
Sayangnya, hasil didikan tersebut memunculkan dampak kurang baik.
Suatu hari menjelang hari ulang tahunnya, Dwi Kuncung bisru meminta ayahnya untuk menghiasi tiap helai rambutnya dengan emas dan permata.
Kendati memiliki kekuasaan dan dicintai rakyat, ternyata Prabu Swarnalaya merasa tidak bahagia. Hal ini karena dirinya bersama sang permaisuri belum dikaruniai keturunan.
Melihat ke belakang, penyebabnya adalah Prabu Swarnalaya pernah melanggar pantangan berburu rusa di Gunung Mas. Hal ini dikatakan ahli nujum istana yang mendapat menyebut bahwa setiap rusa yang dibunuh Swarnalaya menjadi simbol hilangnya satu keturunan baginya.
Menghadapi kondisi sulit, Prabu Swarnalaya mencoba mencari solusi. Ia pun memutuskan bertapa pada malam bulan purnama di sebuah gua kecil sekitaran Gunung Mas.
Selama proses itu, Swarnalaya menghadapi sejumlah gangguan dan rintangan. Namun, pada akhirnya Prabu Swarnalaya bisa kembali ke istana dengan selamat.
Menariknya, beberapa bulan setelah pertapan, ada kabar baik. Sang permaisuri dinyatakan telah mengandung.
Prabu Swarnalaya dan Ratu Purbamanah akhirnya memiliki seorang putri cantik yang diberi nama Dewi Kuncung Biru.
Mengingat penantian panjang Prabu Swarnalaya dan permaisuri untuk seorang anak, keduanya sangat memanjakan Dewi Kuncung Biru.
Sayangnya, hasil didikan tersebut memunculkan dampak kurang baik.
Suatu hari menjelang hari ulang tahunnya, Dwi Kuncung bisru meminta ayahnya untuk menghiasi tiap helai rambutnya dengan emas dan permata.
Lihat Juga :
tulis komentar anda