Mahasiswa UMM Ciptakan Alat Bantu Jalan Canggih untuk Lansia dan Korban Kecelakaan
Selasa, 28 Mei 2024 - 08:48 WIB
MALANG - Kabar gembira bagi para lansia dan korban kecelakaan yang mengalami kelemahan pada kaki. Empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil mengembangkan alat bantu jalan canggih dengan teknologi motor penggerak. Inovasi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup mereka.
Angga Dwi Aprilio, Fajar Trikusuma Wardana, Nurul Aisyah Ramadhani, dan Yussi Pradita Budianingsih, adalah tim di balik penciptaan alat bantu jalan revolusioner ini. Mereka terinspirasi oleh banyaknya lansia dan korban kecelakaan yang kesulitan bergerak bebas akibat kelemahan pada kaki.
"Alat ini dirancang dengan menggabungkan kenyamanan, keamanan, dan kemudahan penggunaan," jelas Angga, ketua tim.
Berbeda dengan alat bantu jalan konvensional, alat ini menggunakan motor penggerak yang diprogram melalui mikrokontroler. Dilengkapi dengan sensor gerak dan berat, alat ini dapat menghitung sudut dan kecepatan langkah pengguna, sehingga menghasilkan gerakan yang lebih alami dan stabil.
"Alat ini juga didesain untuk memberikan kestabilan yang otomatis. Jika pengguna berjalan miring, alat ini akan otomatis menyesuaikan untuk menjaga keseimbangan," tambah Angga.
Tak hanya membantu mobilitas, alat ini juga dirancang untuk terapi, seperti membantu pemulihan urat dan otot yang lemah. Pengguna dapat menjalani pemulihan sekaligus saat menggunakan alat ini.
"Terapi ini dirancang agar pengguna dapat menggunakan alat bantu tersebut sekaligus menjalani pemulihan," terangnya.
Proses pembuatan alat ini dilakukan di laboratorium kampus, melibatkan mahasiswa yang mempelajari pemrograman dan mekanik. Inovasi ini telah berhasil lolos Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC).
"Kami juga mempertimbangkan aspek ekonomi. Dengan alat ini, pengguna diharapkan dapat mengurangi frekuensi pemeriksaan medis yang membutuhkan biaya tambahan," jelas Angga.
Tim UMM ini berencana memproduksi alat ini secara massal dan menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga kesehatan. Tujuannya, untuk membantu lebih banyak orang mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
"Semoga alat ini dapat membantu orang-orang yang membutuhkan, seperti lansia atau mereka yang mengalami kelemahan kaki, agar dapat beraktivitas tanpa harus menggunakan tongkat. Sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka dengan memungkinkan mereka bergerak lebih bebas dan percaya diri," tutup Angga.
Angga Dwi Aprilio, Fajar Trikusuma Wardana, Nurul Aisyah Ramadhani, dan Yussi Pradita Budianingsih, adalah tim di balik penciptaan alat bantu jalan revolusioner ini. Mereka terinspirasi oleh banyaknya lansia dan korban kecelakaan yang kesulitan bergerak bebas akibat kelemahan pada kaki.
"Alat ini dirancang dengan menggabungkan kenyamanan, keamanan, dan kemudahan penggunaan," jelas Angga, ketua tim.
Berbeda dengan alat bantu jalan konvensional, alat ini menggunakan motor penggerak yang diprogram melalui mikrokontroler. Dilengkapi dengan sensor gerak dan berat, alat ini dapat menghitung sudut dan kecepatan langkah pengguna, sehingga menghasilkan gerakan yang lebih alami dan stabil.
"Alat ini juga didesain untuk memberikan kestabilan yang otomatis. Jika pengguna berjalan miring, alat ini akan otomatis menyesuaikan untuk menjaga keseimbangan," tambah Angga.
Tak hanya membantu mobilitas, alat ini juga dirancang untuk terapi, seperti membantu pemulihan urat dan otot yang lemah. Pengguna dapat menjalani pemulihan sekaligus saat menggunakan alat ini.
"Terapi ini dirancang agar pengguna dapat menggunakan alat bantu tersebut sekaligus menjalani pemulihan," terangnya.
Proses pembuatan alat ini dilakukan di laboratorium kampus, melibatkan mahasiswa yang mempelajari pemrograman dan mekanik. Inovasi ini telah berhasil lolos Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC).
"Kami juga mempertimbangkan aspek ekonomi. Dengan alat ini, pengguna diharapkan dapat mengurangi frekuensi pemeriksaan medis yang membutuhkan biaya tambahan," jelas Angga.
Tim UMM ini berencana memproduksi alat ini secara massal dan menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga kesehatan. Tujuannya, untuk membantu lebih banyak orang mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
"Semoga alat ini dapat membantu orang-orang yang membutuhkan, seperti lansia atau mereka yang mengalami kelemahan kaki, agar dapat beraktivitas tanpa harus menggunakan tongkat. Sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka dengan memungkinkan mereka bergerak lebih bebas dan percaya diri," tutup Angga.
(hri)
tulis komentar anda