Penanganan Kasus Dinilai Berat Sebelah, Kakek di Cengkareng Surati Kajati Jakarta
loading...

Kakek korban dugaan kekerasan menantu di Cengkareng, Jakarta Barat bernama Hartono mengirim surat ke Kajati DKI Jakarta lantaran kasusnya mandek. Foto: Dok SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Kakek korban dugaan kekerasan menantu di Cengkareng , Jakarta Barat bernama Hartono mengirim surat ke Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) DKI Jakarta lantaran kasusnya mandek. Dia kecewa setelah mengetahui penanganan kasusnya dinilai berat sebelah.
Kuasa Hukum Hartono, Sihar Natanael Nababan mengatakan, langkah ini diambil setelah kliennya kecewa dengan laporan mengenai dugaan kekerasan. Bukannya diselidiki dan diproses, sang kakek malah dijadikan tersangka dalam laporan lain dengan kasus yang sama.
“Klien kami akhirnya jadi tersangka setelah menantunya melaporkan ke Polda Metro Jaya sepekan setelah kami melapor,” ujar Sihar, Senin (17/2/2025).
Dia menuturkan kliennya dijadikan tersangka dengan dugaan bukti yang tidak valid, salah satunya hasil visum. Perkembangan terbaru bakal dilakukan rekonstruksi dengan merujuk laporan SAG, sang menantu.
Atas dasar kekecewaan itulah, pihaknya menyurati Kajati DKI Jakarta. Hal ini untuk mengungkapkan titik terang dalam surat tersebut.
Dia juga bakal melampirkan keterangan saksi ahli dalam praperadilan yang pernah dilakukan. Hartono terlihat kecewa dengan laporan polisi yang dilakukannya. Meski telah melapor sejak 2023, namun penanganan kasusnya tidak menemui titik terang.
“Kecewa pasti, Anda bayangin sudah dari tahun 2023 kasusnya tidak ada kejelasan. Malah dijadikan tersangka, sedangkan jelas-jelas terlapor lebih dapat prioritas,” ucap Sihar.
Kuasa Hukum Hartono, Sihar Natanael Nababan mengatakan, langkah ini diambil setelah kliennya kecewa dengan laporan mengenai dugaan kekerasan. Bukannya diselidiki dan diproses, sang kakek malah dijadikan tersangka dalam laporan lain dengan kasus yang sama.
“Klien kami akhirnya jadi tersangka setelah menantunya melaporkan ke Polda Metro Jaya sepekan setelah kami melapor,” ujar Sihar, Senin (17/2/2025).
Dia menuturkan kliennya dijadikan tersangka dengan dugaan bukti yang tidak valid, salah satunya hasil visum. Perkembangan terbaru bakal dilakukan rekonstruksi dengan merujuk laporan SAG, sang menantu.
Atas dasar kekecewaan itulah, pihaknya menyurati Kajati DKI Jakarta. Hal ini untuk mengungkapkan titik terang dalam surat tersebut.
Dia juga bakal melampirkan keterangan saksi ahli dalam praperadilan yang pernah dilakukan. Hartono terlihat kecewa dengan laporan polisi yang dilakukannya. Meski telah melapor sejak 2023, namun penanganan kasusnya tidak menemui titik terang.
“Kecewa pasti, Anda bayangin sudah dari tahun 2023 kasusnya tidak ada kejelasan. Malah dijadikan tersangka, sedangkan jelas-jelas terlapor lebih dapat prioritas,” ucap Sihar.
(jon)