Tuah Jasa Kurir, Penghubung Ekonomi Indonesia

Rabu, 19 Agustus 2020 - 08:59 WIB
PT. Citra Van Titipan Kilat (TIKI) membuka lapangan kerja melalui model kemitraan waralaba pada bisnis kiriman. Foto/Dok.Ist
BANDUNG - Pandemi COVID-19 telah meluluhlantakkan hampir semua sendi kehidupan di abad 21. Kasus infeksi virus SARS-CoV-2 di dunia mencapai puluhan juta, sementara ekonomi Indonesia melorot hingga jurang terdalam, minus 5,32% pada triwulan 2/2020.

Patut disyukuri, daya dukung infrastruktur dan teknologi di Indonesia sudah cukup baik saat pandemi. Saat ini, penetrasi teknologi komunikasi hampir merata.

Laporan Hootsuite dan We are Social, jumlah pengguna internet mencapai 175,4 juta dari populasi 272,1 juta jiwa penduduk Indonesia. Sementara smartphone yang terkoneksi internet telah mencapai 338,2 juta unit.

Di sisi lain, konektivitas infrastruktur cukup memadai, sehingga jalur logistik dan kurir mampu mendorong kegiatan ekonomi tetap berjalan. E-commerce menjadi alternatif, kendati jutaan masyarakat beraktivitas di rumah karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sebelum pandemi, kontribusi sektor transportasi dan pergudangan terhadap produksi domestik bruto (PDB) triwulan 4/2019 mencapai Rp881,7 triliun.



Laju pertumbuhan sektor ini mendekati 7,4%. Ini mengindikasikan jasa logistik dan kurir memberi warna bagi ekonomi Indonesia.

Keberadaan jasa kurir di daerah menjadi bagian penting dalam mendorong pemerataan ekonomi Indonesia. Tak sekadar soal membangun konektivitas ekonomi antardaerah, tetapi juga ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Salah seorang mitra agen PT. Citra Van Titipan Kilat (TIKI) Samuel Arnold mengaku, bisnis ini telah menjadi penopang ekonomi utama keluarga sejak 1972.

Kini Arnold menjadi salah satu agen besar di Kota Makassar, dengan 28 sub agen dan 35 gerai. Outlet miliknya hampir meng-cover seluruh Makassar, yang memiliki luas wilayah 175,7 Km persegi.

"Hampir semua daerah di Makassar telah terwakili oleh jaringan kami. Ini memudahkan masyarakat melakukan aktivitas ekonomi, terutama untuk pengiriman barang di Makassar atau antardaerah," jelas dia.

Mudahnya akses logistik dan kurir, cukup menunjang ekonomi wilayah Indonesia bagian timur. Apalagi, negara maritim ini dihadapkan pada tantangan kondisi geografis yang terdiri atas gugusan pulau, pegunungan, sungai, dan lautan.

Mitra TIKI juga mendapat jaminan kesejahteraan yang cukup baik. Arnold menyebut, pendapatan finansial sub agen mayoritas di atas penghasilan rata-rata upah minimum provinsi (UMP).

Satu sub agen atau gerai, bisa mencatat transaksi hingga Rp400 juta per bulan, dengan sharing keuntungan hingga 27%. Ini cukup menggiurkan lantaran UMP Sulawesi Selatan sebesar Rp3,1 juta (2020).

Vice President Director PT. TIKI Ester Wiraseputra mengatakan, bisnis kiriman di Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran mitra di seluruh pelosok negeri.

Saat ini, ada sekitar 3.700 gerai serta lebih dari 3.000 mitra agen TIKI di Indonesia. Mereka didukung oleh 500 kantor perwakilan TIKI.

Perusahaan yang genap berusia 50 tahun pada September 2020 ini, telah memiliki jaringan operasional di 66 kota besar di Indonesia.

Dari 514 kabupaten atau kota, telah ter-cover hampir 88% dan akan terus ditambah menjadi 95%. Jumlah desa dan kelurahan di Indonesia yang mencapai 82.505, mayoritas sudah terlayani TIKI. Ribuan cabang ini mampu menyerap lebih dari 6.000 tenaga kerja.

Saat ini, TIKI telah menjangkau hingga daerah terpencil. Jaringan TIKI bahkan telah hadir di Kabupaten Rote Ndao, Alor, dan Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain Papua, TIKI juga telah masuk ke Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat.

Luasnya jaringan TIKI di Indonesia, sejalan dengan konsep kedaulatan negara. Keberadaan kantor cabang atau gerai perusahaan jasa kiriman adalah bukti daerah tersebut termasuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More