Siasat Senopati Muluskan Kekuasaan Mataram dengan Pesta Miras dan Wanita Cantik
Rabu, 21 Februari 2024 - 08:00 WIB
Pembangkangan Panembahan Senopati ke Kerajaan Pajang dimulai ketika menghadang anak buah Sultan Hadiwijaya. Para pejabat terdiri para menteri Pajang yang melintasi kawasan Mataram dihentikan perjalanannya oleh Senopati.
Mereka sebenarnya hendak mengurusi penarikan pajak dan upeti dari daerah-daerah di wilayah Kerajaan Pajang. Namun oleh Senopati urusan dari Kerajaan Pajang itu dihadangnya ketika masuk Mataram.
Saat itu konon para menteri itu selesai menarik pajak dan kembali ke Pajang untuk menyerahkan upeti yang ditariknya. Memang untuk menuju Pajang, mereka harus melewati Mataram.
Di situlah siasat dilakukan oleh Senopati, para menteri itu dihentikan dan diajak ke rumahnya.
Dikisahkan pada “Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati Hingga Amangkurat II” tulisan Peri Mardiyono, jamuan istimewa dilakukan oleh Panembahan Senopati, para pejabat itu melupakan tugasnya.
Mereka berpesta pora, makan enak, minum minuman keras (miras), hingga lengkap hiburan dari para wanita dan selir cantik. Penyajian hiburan merupakan sajian istimewa dari penguasa Mataram yang kala itu statusnya masih sebagai wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang.
Guna meluluhkan para menteri, Senopati menganggap mereka saudara Mataram. Sambutan yang mewah ini membuat para menteri merasa berhutang budi kepada Senopati.
Perasaan inilah yang membuat para menteri berjanji akan membalas kebaikan Senopati, mereka setia ke Mataram.
Mereka sebenarnya hendak mengurusi penarikan pajak dan upeti dari daerah-daerah di wilayah Kerajaan Pajang. Namun oleh Senopati urusan dari Kerajaan Pajang itu dihadangnya ketika masuk Mataram.
Saat itu konon para menteri itu selesai menarik pajak dan kembali ke Pajang untuk menyerahkan upeti yang ditariknya. Memang untuk menuju Pajang, mereka harus melewati Mataram.
Di situlah siasat dilakukan oleh Senopati, para menteri itu dihentikan dan diajak ke rumahnya.
Dikisahkan pada “Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati Hingga Amangkurat II” tulisan Peri Mardiyono, jamuan istimewa dilakukan oleh Panembahan Senopati, para pejabat itu melupakan tugasnya.
Mereka berpesta pora, makan enak, minum minuman keras (miras), hingga lengkap hiburan dari para wanita dan selir cantik. Penyajian hiburan merupakan sajian istimewa dari penguasa Mataram yang kala itu statusnya masih sebagai wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang.
Guna meluluhkan para menteri, Senopati menganggap mereka saudara Mataram. Sambutan yang mewah ini membuat para menteri merasa berhutang budi kepada Senopati.
Perasaan inilah yang membuat para menteri berjanji akan membalas kebaikan Senopati, mereka setia ke Mataram.
tulis komentar anda