Kisah Raja Sri Jayabupati, Penguasa Sunda Terlupakan Kalah Pamor dari Prabu Siliwangi
Selasa, 30 Januari 2024 - 07:50 WIB
Di Prasasti Cibadak itu bagi pelanggar atau pembangkang misalnya ditemukan adanya keberadaan supata. Padahal keberadaan supata itu bukan merupakan kebiasaan Raja Sunda, namun kebiasaan Raja-raja Jawa Timur yang menganut ajaran Tantra.
Prasasti Sunda tidak pernah menggunakan supata, tetapi tetapi memakai ancaman, hukuman atau amanat. Pada Prasasti Kebantenan berbunyi: Saha nu kedeu paambahan Lurah Sunda Sembawa ku aing dititah dipaehan.
Sedangkan di salah satu Prasasti Kawali ditulis amanat (wasiat) yang berbunyi: Aya ma nu ngeusi bhagya Kawali bari pakéna kereta bener pakeun nanjeur na juritan.
Prasasti yang hanya terdiri dari dua baris adalah khusus berisi supata yang berbunyi: Sumpah denira Prahajyan Sunda.
Sumpah khusus yang menghabiskan satu prasasti bukan kebiasaan raja Sunda. Keistimewaan sumpah dalam prasasti hanya dipakai oleh raja-raja Kerajaan Sriwijaya dan Jawa Timur yang sama-sama menganut paham Tantrayana.
Prasasti Sunda tidak pernah menggunakan supata, tetapi tetapi memakai ancaman, hukuman atau amanat. Pada Prasasti Kebantenan berbunyi: Saha nu kedeu paambahan Lurah Sunda Sembawa ku aing dititah dipaehan.
Sedangkan di salah satu Prasasti Kawali ditulis amanat (wasiat) yang berbunyi: Aya ma nu ngeusi bhagya Kawali bari pakéna kereta bener pakeun nanjeur na juritan.
Prasasti yang hanya terdiri dari dua baris adalah khusus berisi supata yang berbunyi: Sumpah denira Prahajyan Sunda.
Sumpah khusus yang menghabiskan satu prasasti bukan kebiasaan raja Sunda. Keistimewaan sumpah dalam prasasti hanya dipakai oleh raja-raja Kerajaan Sriwijaya dan Jawa Timur yang sama-sama menganut paham Tantrayana.
(ams)
Lihat Juga :
tulis komentar anda