Mantan Napiter Minta Dilibatkan dalam Program Deradikalisasi Pemerintah
Senin, 08 Mei 2023 - 05:12 WIB
Hal senada dikatakan Ketua Yayasan Persadani, Sri Puji Mulyosiswanto. Dia meminta BNPT mendukung penuh kegiatan-kegiatan yayasan ataupun mantan napiter yang positif di Jawa Tengah. Tak terkecuali Yayasan Persadani.
Salah satu bentuk dukungannya dengan memfasilitasi ketika mereka mendampingi para tahanan ataupun narapidana terorisme di penjara, termasuk ketika mengunjungi anggota keluarga mereka.
“Ketika kami hendak ke penjara, juga mengunjungi anggota keluarga mereka (tahanan ataupun napiter) tentunya perlu operasional. Di Jawa Tengah sekarang ada 4 komunitas mantan napiter, Yayasan Persadani, Paguyuban Bahurekso, Paguyuban Podomoro dan Yayasan Gema Salam,” kata Sri Puji.
Sementara itu, Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengemukakan hal senada. Dia juga menginginkan para mantan napiter bisa berbagi pengalaman kepada mereka yang masih radikal.
“Membantu berbagi pengalaman, mendapatkan hidayah mereka kepada mereka yang masih di luar maupun di dalam tapi belum tersentuh hatinya, tentu dengan berbagai cara pengalaman masing-masing,” ungkap peraih Adhi Makayasa Akpol 1988 ini.
Rycko mengajak semuanya terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan mempererat rasa kebangsaan dan toleransi di antara perbedaan yang ada.
Pada kegiatan itu dihadiri pula Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jateng Haerudin dan perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Semarang. Sementara dari BNPT, hadir pula Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikaliasi Mayjen TNI Nisan Setiadi dan Direktur Pencegahan Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwahid. Kanit Identifikasi dan Sosialisasi Satgas Wilayah Jateng Densus 88/Antiteror Polri AKBP Bambang Prasetyanto hadir mewakili Densus 88/AT.
Kegiatan dihadiri 45 mantan narapidana terorisme, tersebar dari wilayah Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kudus, Kota Salatiga, termasuk dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Beberapa istri mantan napiter juga hadir pada kegiatan itu.
Salah satu bentuk dukungannya dengan memfasilitasi ketika mereka mendampingi para tahanan ataupun narapidana terorisme di penjara, termasuk ketika mengunjungi anggota keluarga mereka.
“Ketika kami hendak ke penjara, juga mengunjungi anggota keluarga mereka (tahanan ataupun napiter) tentunya perlu operasional. Di Jawa Tengah sekarang ada 4 komunitas mantan napiter, Yayasan Persadani, Paguyuban Bahurekso, Paguyuban Podomoro dan Yayasan Gema Salam,” kata Sri Puji.
Sementara itu, Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengemukakan hal senada. Dia juga menginginkan para mantan napiter bisa berbagi pengalaman kepada mereka yang masih radikal.
“Membantu berbagi pengalaman, mendapatkan hidayah mereka kepada mereka yang masih di luar maupun di dalam tapi belum tersentuh hatinya, tentu dengan berbagai cara pengalaman masing-masing,” ungkap peraih Adhi Makayasa Akpol 1988 ini.
Rycko mengajak semuanya terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan mempererat rasa kebangsaan dan toleransi di antara perbedaan yang ada.
Pada kegiatan itu dihadiri pula Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Jateng Haerudin dan perwakilan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Semarang. Sementara dari BNPT, hadir pula Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikaliasi Mayjen TNI Nisan Setiadi dan Direktur Pencegahan Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwahid. Kanit Identifikasi dan Sosialisasi Satgas Wilayah Jateng Densus 88/Antiteror Polri AKBP Bambang Prasetyanto hadir mewakili Densus 88/AT.
Kegiatan dihadiri 45 mantan narapidana terorisme, tersebar dari wilayah Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Kudus, Kota Salatiga, termasuk dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Beberapa istri mantan napiter juga hadir pada kegiatan itu.
(shf)
tulis komentar anda