10 Raja Kesultanan Mataram Islam: Dari Awal hingga Menjelang Keruntuhannya

Jum'at, 28 April 2023 - 14:41 WIB
Kesultanan Mataram Islam pada awal berdirinya terletak di Alas Mentaok yang berada di antara Kali Opak dan Kali Progo. Foto DOK ist
JAKARTA - Kesultanan Mataram Islam pada awal berdirinya terletak di Alas Mentaok yang berada di antara Kali Opak dan Kali Progo. Tanah tersebut diberikan oleh Sultan Pajang kepada Ki Ageng Pemanahan.

Tanah itu kemudian dikembangkan oleh Ki Ageng Pemanahan dan berkembang menjadi Kerajaan Mataram dan berlanjut Kesultanan Mataram. Sejak saat itu, Mataram Islam telah dipimpin oleh sejumlah raja yang pernah mempertahankan kedaulatannya.





Berikut 10 raja yang pernah memimpin kesultanan mataram islam:

1. Sutawijaya/ Panembahan Senopati (1584-1601)

Sutawijaya atau Panembahan Senopati merupakan pendiri sekaligus sultan pertama Mataram Islam. Ia menjadi seorang sultan setelah sang ayah yakni Ki Ageng Pemanahan wafat.

Pada masa kekuasaannya, ia berhasil menaklukan beberapa wilayah yang ada di sekitar Mataram Islam seperti Madiun, Surabaya, dan Kadiri. Untuk memperluas daerah kekuasaannya, ia juga berhasil menguasai daerah Priangan dan menjalin kerjasama dengan Cirebon.

2. Raden Mas Jolang/ Panembahan Seda ing Krapyak (1601-1613)

Raden Mas Jolang atau Panembahan Seda ing Krapyak adalah putra dari Panembahan Senopati dengan selirnya, Kanjeng Ratu Mas Waskita Jawi. Pada masa pemerintahannya, ia dikenal sebagai seorang sultan yang ahli dalam menyelesaikan pemberontakan.

Namun ketika pemerintahannya berjalan dengan rukun dan damai, secara mengejutkan Raden Mas Jolang meninggal di hutan Krapyak. Sehingga namanya dikenal dengan Panembahan Seda ing Krapyak.

3. Raden Mas Rangsang/ Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645)

Raden Mas Rangsang atau yang dikenal dengan Sultan Agung Hanyakrakusuma merupakan sultan ketiga sekaligus yang terlama sepanjang sejarah Mataram Islam. Sultan yang satu ini memiliki masa jabatan hingga 32 tahun lamanya.

Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai sosok sultan yang banyak meninggalkan perkembangan budaya. Sultan Agung dikenal sebagai pendiri kalender, penulis karya sastra berjudul Serat Sastra Gendhing dan menyempurnakan bahasa di Pulau Jawa.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content