MasyaAllah! Narapidana Lapas Perempuan Malang Khusyuk Tadarusan, Sehari Baca 4 Juz Al Qur'an
Rabu, 05 April 2023 - 13:39 WIB
Plt Kepala Lapas (Kalapas) Perempuan Kelas II A Malang Lilik Sulistiyowati menuturkan, kegiatan tadarus Al Qur'an ini merupakan kegiatan rutin selama bulan Ramadan. Kegiatan ini menjadi satu rangkaian dari pondok Ramadan yang selama ini memang digelar Lapas Perempuan hanya intensitas tadarusnya yang ditambah dengan alokasi selama empat jam seharinya.
"Kegiatan kita pusatkan di aula, Alhamdulillah setiap harinya kita bisa khatam sampai 3-4 juz. Waktunya empat jam setiap harinya," ucap Lilik Sulistiyowati ditemui di Lapas Perempuan, pada Rabu (5/4/2023).
Selama Ramadan, tadarus Al Qur'an dilakukan dari jam 10.00 WIB hingga menjelang salat dhuhur, kemudian berlanjut setelah dhuhur hingga menjelang salat ashar, setelah salat isya, dan salat tarawih berjamaah.
"Itu tergantung anak-anak maunya seperti itu, supaya bisa khatam sebanyak mungkin, pertimbangannya seperti itu kami hanya memfasilitasi. Kalau dhuhur ashar tidak Ramadan pun berjamaah, terapi selama Ramadan ini salat isya berjamaah," ucapnya.
Lilik menerangkan, ada sebanyak 74 warga binaan, dari 425 warga binaan beragama Islam yang rutin mengikuti kegiatan tadarus di Aula Kartini ini. Sisanya para warga binaan lainnya yang beragama islam, tetap diwajibkan membaca Al Qur'an di blok masing-masing dengan pengawasan dan penilaian dari pihak Lapas.
Setiap penilaian yang dilakukan akan mempengaruhi dari hak integrasi yang diterima setiap warga binaan.
"Yang lainnya di kamar masing-masing mereka juga banyak yang melakukan. Kalau di kamar mungkin bisa lebih khusyuk, kemudian banyak bisa melakukan aktivitas lainnya, jadi nggak mengganggu teman lainnya. (Kalau pemberian bonus untuk ikut tadarus) tidak ada, hanya akan mempengaruhi penilaian dalam anak anak memperoleh hak integrasi," ungkap dia.
Selain membaca tadarus Al Qur'an yang dikoordinir para warga binaan, dikatakannya pihak Lapas juga mengadakan pembinaan spiritual berupa pondok pesantren selama Ramadan dengan mendatangkan ustaz atau tokoh agama.
"Kegiatan tarawih dan ceramah imamnya dari ibu-ibu Aisyiyah, full satu bulan. Jadi kita ada bantuan dari ibu-ibu Aisyiyah. Setiap hari ada siraman rohani dari ibu-ibu Aisyiyah, setiap malam mudah-mudahan nanti selesai mereka akan lebih baik lagi, dan tidak akan kembali ke Lapas," jelasnya.
Ke depan direncanakan Lilik, tidak hanya membaca Al Qur'an saja, melainkan juga akan membaca terjemahan isi ayat Alqurannya. Pembacaan terjemahan Alquran itu bakal dilakukan setelah 15 hari Ramadan berjalan.
"Kegiatan kita pusatkan di aula, Alhamdulillah setiap harinya kita bisa khatam sampai 3-4 juz. Waktunya empat jam setiap harinya," ucap Lilik Sulistiyowati ditemui di Lapas Perempuan, pada Rabu (5/4/2023).
Selama Ramadan, tadarus Al Qur'an dilakukan dari jam 10.00 WIB hingga menjelang salat dhuhur, kemudian berlanjut setelah dhuhur hingga menjelang salat ashar, setelah salat isya, dan salat tarawih berjamaah.
"Itu tergantung anak-anak maunya seperti itu, supaya bisa khatam sebanyak mungkin, pertimbangannya seperti itu kami hanya memfasilitasi. Kalau dhuhur ashar tidak Ramadan pun berjamaah, terapi selama Ramadan ini salat isya berjamaah," ucapnya.
Lilik menerangkan, ada sebanyak 74 warga binaan, dari 425 warga binaan beragama Islam yang rutin mengikuti kegiatan tadarus di Aula Kartini ini. Sisanya para warga binaan lainnya yang beragama islam, tetap diwajibkan membaca Al Qur'an di blok masing-masing dengan pengawasan dan penilaian dari pihak Lapas.
Setiap penilaian yang dilakukan akan mempengaruhi dari hak integrasi yang diterima setiap warga binaan.
"Yang lainnya di kamar masing-masing mereka juga banyak yang melakukan. Kalau di kamar mungkin bisa lebih khusyuk, kemudian banyak bisa melakukan aktivitas lainnya, jadi nggak mengganggu teman lainnya. (Kalau pemberian bonus untuk ikut tadarus) tidak ada, hanya akan mempengaruhi penilaian dalam anak anak memperoleh hak integrasi," ungkap dia.
Selain membaca tadarus Al Qur'an yang dikoordinir para warga binaan, dikatakannya pihak Lapas juga mengadakan pembinaan spiritual berupa pondok pesantren selama Ramadan dengan mendatangkan ustaz atau tokoh agama.
"Kegiatan tarawih dan ceramah imamnya dari ibu-ibu Aisyiyah, full satu bulan. Jadi kita ada bantuan dari ibu-ibu Aisyiyah. Setiap hari ada siraman rohani dari ibu-ibu Aisyiyah, setiap malam mudah-mudahan nanti selesai mereka akan lebih baik lagi, dan tidak akan kembali ke Lapas," jelasnya.
Ke depan direncanakan Lilik, tidak hanya membaca Al Qur'an saja, melainkan juga akan membaca terjemahan isi ayat Alqurannya. Pembacaan terjemahan Alquran itu bakal dilakukan setelah 15 hari Ramadan berjalan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda