MasyaAllah! Narapidana Lapas Perempuan Malang Khusyuk Tadarusan, Sehari Baca 4 Juz Al Qur'an

Rabu, 05 April 2023 - 13:39 WIB
loading...
MasyaAllah! Narapidana Lapas Perempuan Malang Khusyuk Tadarusan, Sehari Baca 4 Juz Al Quran
Lantunan ayat-ayat suci Al Quran oleh para narapidana terdengar menggema dari aula Lapas Perempuan Kelas II A Malang, Jawa Timur. Foto/MPI/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an terdengar menggema dari aula Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Malang, Jawa Timur. Tadarusan itu dilakukan oleh puluhan narapidana atau warga binaan selama bulan suci Ramadan 2023.

MasyaAllah! Narapidana Lapas Perempuan Malang Khusyuk Tadarusan, Sehari Baca 4 Juz Al Qur'an

Dalam kegiatan pondok pesantren (ponpes) saat bulan Ramadan, para warga binaan bisa mendapat porsi belajar mengaji Al Qur'an lebih besar, dibandingkan hari-hari biasanya. Kegiatan tadarus Al Qur'an ini dilakukan seusai ceramah agama yang disampaikan ustaz dilakukan.


Pada kegiatan tadarus Al Qur'an ini, warga binaan membagi beberapa kelompok dengan memusatkan kegiatan tadarus Al Qur'an di Aula Kartini Lapas Perempuan Kelas II A Malang, selama empat jam per harinya.

Dari pantauan MNC Portal Indonesia pada Rabu (5/4/2023) suara merdu warga binaan terdengar ketika memasuki ruangan Aula Kartini, yang berada di tengah-tengah kompleks Lapas Perempuan. Para warga binaan ini duduk melingkar membentuk kotak dengan dibagi beberapa kelompok saat membaca Al Qur'an.

Masing-masing warga binaan membawa Al Qur'an duduk di aula yang telah disulap dijadikan sebagai tempat ibadah kegiatan keagamaan islam selama bulan Ramadan. Narapidana dibagi menjadi lima kelompok. Sementara ada satu orang yang memimpin mengaji dengan menggunakan mikrofon dan pengeras suara.

Terlihat setiap warga binaan perempuan ini begitu khusyuk melafalkan ayat-ayat Allah tersebut. Terlihat beberapa warga binaan sampai berkaca-kaca tak kuasa menahan haru mengingat kesalahan-kesalahan yang dibuatnya hingga akhirnya masuk ke dalam Lapas Perempuan Kelas II A Malang.



Plt Kepala Lapas (Kalapas) Perempuan Kelas II A Malang Lilik Sulistiyowati menuturkan, kegiatan tadarus Al Qur'an ini merupakan kegiatan rutin selama bulan Ramadan. Kegiatan ini menjadi satu rangkaian dari pondok Ramadan yang selama ini memang digelar Lapas Perempuan hanya intensitas tadarusnya yang ditambah dengan alokasi selama empat jam seharinya.

"Kegiatan kita pusatkan di aula, Alhamdulillah setiap harinya kita bisa khatam sampai 3-4 juz. Waktunya empat jam setiap harinya," ucap Lilik Sulistiyowati ditemui di Lapas Perempuan, pada Rabu (5/4/2023).

Selama Ramadan, tadarus Al Qur'an dilakukan dari jam 10.00 WIB hingga menjelang salat dhuhur, kemudian berlanjut setelah dhuhur hingga menjelang salat ashar, setelah salat isya, dan salat tarawih berjamaah.

"Itu tergantung anak-anak maunya seperti itu, supaya bisa khatam sebanyak mungkin, pertimbangannya seperti itu kami hanya memfasilitasi. Kalau dhuhur ashar tidak Ramadan pun berjamaah, terapi selama Ramadan ini salat isya berjamaah," ucapnya.

Lilik menerangkan, ada sebanyak 74 warga binaan, dari 425 warga binaan beragama Islam yang rutin mengikuti kegiatan tadarus di Aula Kartini ini. Sisanya para warga binaan lainnya yang beragama islam, tetap diwajibkan membaca Al Qur'an di blok masing-masing dengan pengawasan dan penilaian dari pihak Lapas.

Setiap penilaian yang dilakukan akan mempengaruhi dari hak integrasi yang diterima setiap warga binaan.

"Yang lainnya di kamar masing-masing mereka juga banyak yang melakukan. Kalau di kamar mungkin bisa lebih khusyuk, kemudian banyak bisa melakukan aktivitas lainnya, jadi nggak mengganggu teman lainnya. (Kalau pemberian bonus untuk ikut tadarus) tidak ada, hanya akan mempengaruhi penilaian dalam anak anak memperoleh hak integrasi," ungkap dia.

Selain membaca tadarus Al Qur'an yang dikoordinir para warga binaan, dikatakannya pihak Lapas juga mengadakan pembinaan spiritual berupa pondok pesantren selama Ramadan dengan mendatangkan ustaz atau tokoh agama.

"Kegiatan tarawih dan ceramah imamnya dari ibu-ibu Aisyiyah, full satu bulan. Jadi kita ada bantuan dari ibu-ibu Aisyiyah. Setiap hari ada siraman rohani dari ibu-ibu Aisyiyah, setiap malam mudah-mudahan nanti selesai mereka akan lebih baik lagi, dan tidak akan kembali ke Lapas," jelasnya.

Ke depan direncanakan Lilik, tidak hanya membaca Al Qur'an saja, melainkan juga akan membaca terjemahan isi ayat Alqurannya. Pembacaan terjemahan Alquran itu bakal dilakukan setelah 15 hari Ramadan berjalan.

"Nanti kita akan ada peningkatan, selama ini hanya mengaji saja tadarus, tapi setelah 15 hari ada tambahan yaitu Setelah membaca Alquran dilanjutkan ada terjemahannya, jadi per lembar baca Alquran dilanjutkan, dilanjutkan per lembar baca artinya, baca terjemahannya. Jadi biar kualitas keimanan mereka ada peningkatan," paparnya.

Menurutnya, warga binaan ini merasa senang dengan aktivitas mengaji Al Qur'an dan sejumlah aktivitas lainnya selama bulan Ramadan, karena bisa menambah ilmu dan meningkatkan wawasan keagamaan.

"Alhamdulillah mereka senang sekali, apalagi di dalam Lapas masih bisa meningkatkan ilmunya, masih bisa menambah wawasannya, setiap hari juga ada siraman rohani," tuturnya.

Sementara itu, salah satu warga binaan berinisial IN menyatakan, hatinya lebih tenang pasca membaca tadarus Alquran selama bulan Ramadan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan. Apalagi selama Ramadan ini waktu membaca Al-Quran lebih lama dibandingkan hari-hari biasanya di luar Ramadan.

"Satu harinya bisa satu sampai dua kali katam. Jadi satu bulan 50-60 an. Dua kali itu kelompok, satu kelompok 5 orang. Jadi dua juz dibagi, 50-60 katam," ucap perempuan yang divonis 9 tahun penjara akibat kasus narkoba ini.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2457 seconds (0.1#10.140)