Misteri Keris Taming Sari, Pusaka Sakti Milik Hang Tuah
Senin, 20 Februari 2023 - 09:20 WIB
Namun, hukuman mati tidak pernah dikeluarkan, karena Hang Tuah dikirim ke sebuah tempat yang jauh untuk bersembunyi oleh Bendahara. Setelah mengetahui bahwa Hang Tuah akan mati, teman seperjuangan Hang Tuah yakni Hang Jebat, dengan murka ia membalas dendam melawan raja.
Hal tersebut mengakibatkan semua rakyat menjadi kacau-balau. Raja menyesali hukuman mati yang dijatuhkannya pada Hang Tuah. Namun, pada kejadian ini, Hang Jebat justru mengambil kesempatan atas ketidakberdayaan raja melawannya, karena Hang Jebat memegang Keris Taming Sari dari sahabatnya yakni Hang Tuah .
Untuk mengatasi hal tersebut, raja memanggil lagi Hang Tuah untuk menghentikan tindakan Hang Jebat. Bendahara memanggil kembali Hang Tuah dari tempat persembunyiannya, dan dibebaskan secara penuh dari hukuman raja.
Setelah tujuh hari bertarung, Hang Tuah merebut kembali keris Taming Sarinya dari Hang Jebat dan berhasil membunuhnya. Sesudah kejadian Hang Tuah membunuh teman seperjuangannya yakni Hang Jebat gugur, Hang Tuah menghilang dan tidak pernah terlihat kembali.
Hang Tuah, adalah seseorang pahlawan dan tokoh legendaris Melayu pada masa pemerintahan Kesultanan Malaka. Diceritakan bahwa dirinya adalah seorang pelaut dengan pangkat laksamana, dan juga petarung yang hebat di laut maupun di daratan.
Kehebatan dari Hang Tuah ini, menginspirasikan masyarakat untuk tetap mengabadikan namanya. Selain digunakan untuk nama jalan, namanya juga dikaitkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan bahari.
Nama Hang Tuah digunakan untuk beberapa institusi pendidikan kemaritiman, antara lain Universitas Hang Tuah di Surabaya, serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelayaran Hang Tuah di Kediri, Jawa Timur. Selain itu salah satu kapal perang Indonesia, juga menggunakan namanya yaitu, KRI Hang Tuah .
Di Batam sendiri, ada juga nama perumahan yang diberi nama Hang Tuah yang terletak di kawasan Batam Center. Sementara itu, di kawasan Batubesar, Nongsa yang memang terkenal adalah kawasan suku asli Batam, yakni Melayu, juga ada pasar tradisional yang diberi nama pasar Hang Tuah.
Hal tersebut mengakibatkan semua rakyat menjadi kacau-balau. Raja menyesali hukuman mati yang dijatuhkannya pada Hang Tuah. Namun, pada kejadian ini, Hang Jebat justru mengambil kesempatan atas ketidakberdayaan raja melawannya, karena Hang Jebat memegang Keris Taming Sari dari sahabatnya yakni Hang Tuah .
Untuk mengatasi hal tersebut, raja memanggil lagi Hang Tuah untuk menghentikan tindakan Hang Jebat. Bendahara memanggil kembali Hang Tuah dari tempat persembunyiannya, dan dibebaskan secara penuh dari hukuman raja.
Baca Juga
Setelah tujuh hari bertarung, Hang Tuah merebut kembali keris Taming Sarinya dari Hang Jebat dan berhasil membunuhnya. Sesudah kejadian Hang Tuah membunuh teman seperjuangannya yakni Hang Jebat gugur, Hang Tuah menghilang dan tidak pernah terlihat kembali.
Hang Tuah, adalah seseorang pahlawan dan tokoh legendaris Melayu pada masa pemerintahan Kesultanan Malaka. Diceritakan bahwa dirinya adalah seorang pelaut dengan pangkat laksamana, dan juga petarung yang hebat di laut maupun di daratan.
Kehebatan dari Hang Tuah ini, menginspirasikan masyarakat untuk tetap mengabadikan namanya. Selain digunakan untuk nama jalan, namanya juga dikaitkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan bahari.
Baca Juga
Nama Hang Tuah digunakan untuk beberapa institusi pendidikan kemaritiman, antara lain Universitas Hang Tuah di Surabaya, serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelayaran Hang Tuah di Kediri, Jawa Timur. Selain itu salah satu kapal perang Indonesia, juga menggunakan namanya yaitu, KRI Hang Tuah .
Di Batam sendiri, ada juga nama perumahan yang diberi nama Hang Tuah yang terletak di kawasan Batam Center. Sementara itu, di kawasan Batubesar, Nongsa yang memang terkenal adalah kawasan suku asli Batam, yakni Melayu, juga ada pasar tradisional yang diberi nama pasar Hang Tuah.
tulis komentar anda