Telkomsel Siapkan Jaringan di Madura
A
A
A
BANGKALAN - Telkomsel telah menyiapkan infrastruktur jaringan telekomunikasi di wilayah Madura menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2015.
Untuk memastikan kesiapan layanan telekomunikasi tersebut, Komisaris Utama Telkomsel Alex J Sinaga langsung melakukan inspeksi jaringan di Bangkalan, Madura, kemarin. Alex mengatakan, tahun ini Telkomsel menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp25 triliun.
Belanja modal tersebut salah satunya digunakan untuk membangun base transceiver station (BTS) di seluruh Indonesia. Khusus di Madura, tahun ini ditargetkan ada penambahan 115 BTS 3G dan 2G dan hingga semester I/2015 ditargetkan sudah 80% terealisasi.
Proyek penambahan BTS itu terbanyak akan difokuskan di wilayah Bangkalan, yakni akan dipasang 16 BTS. “Jadi sebelum bulan puasa dan Lebaran, jaringan harus siap mengingat potensi traffic di wilayah Madura cukup besar. Bahkan, payload data di Madura mencapai 203%, sehingga Madura ini sangat haus akan ketersediaan internet,” katanya di sela-sela inspeksi jaringan Telkomsel.
Adapun hingga saat ini Telkomsel sudah memiliki 397 BTS yang tersebar di Madura. Sedangkan, jumlah pelanggan basic Telkomsel di wilayah Madura hingga kini tercatat mencapai 525.000 pelanggan atau naik 55% dibandingkan tahun lalu. Sementara, layanan data sudah mencapai 340.000 pelanggan atau naik 24% dibandingkan tahun lalu.
Melalui gebrakan percepatan infrastruktur jaringan telekomunikasi tersebut, lanjut Alex, diharapkan Telkomsel mampu menggaet pangsa pasar di Madura hingga 50% lebih dari posisi market share saat ini yang masih 35%. “Kami targetkan pelanggan kami tahun ini bisa tumbuh 8% secara nasional dan khusus Madura ditarget tumbuh 52%. Target Madura terbilang tinggi karena memang wilayah ini cukup telat dalam menjaring pasar, untuk itu sekarang kami mulai berpacu,” tutur Alex.
Alex mengatakan, saat ini industri telekomunikasi di Indonesia berada di titik paling maksimum dibandingkan negara lain yang pertumbuhannya negatif, terutama pertumbuhan traffic voice dan SMS. Namun, suatu saat traffic voice dan SMS di Indonesia pun bisa turun seperti negara lain. Untuk itu, perlu adanya pengembangan yang mengarah pada broadband 3G dan 4G dengan menggunakan fiber optik.
“Telkomsel sekarang ini mengalami pertumbuhan 6%-8%, bahkan di Madura traffic SMS naik 25% dan voice naik 20%. Jadi untuk beralih ke 3G dan 4G diperlukan perluasan fiber optik, dan seluruh BTS Madura kini sudah menggunakan fiber optic ,” bebernya.
Dia menambahkan, wilayah Indonesia memang belum seluruhnya dapat menjangkau ketersediaan internet, khususnya di daerah terpencil di wilayah Timur Indonesia. Telkomsel telah memiliki program Telkom Merah Putih yang didedikasikan untuk wilayah-wilayah terpencil tersebut.
Dari Rp25 triliun capex yang disiapkan, sekitar 1% digunakan untuk program tersebut. Tahun lalu Telkomsel membangun BTS di daerah kecil Tiong Ohang Kalimantan. “Kami pasang internet di sana bukan untuk cari revenue dan bukan membuat ekonomi daerah itu naik, melainkan karena desa itu terpencil dan terluar. Ini sudah berbicara NKRI,” ujarnya.
Rencananya pada 11 Mei juga akan diresmikan tersambungnya jaringan fiber optik mulai dari Indonesia tengah yang dimulai dari Kendari hingga Jayapura dan pada September akan sampai hingga Merauke.
Sementara itu, Executive Vice President Telkomsel Area Jawa Bali Yetty Kusumawati menambahkan, peningkatan layanan melalui penambahan BTS 3G dan 2G tersebut yang dilakukan karena pelanggan di Madura masih banyak yang menggunakan teknologi 3G dan 2G.
“Kami tidak bisa meninggalkan 2G karena pengguna layanan voice dan SMS termasuk masih tinggi, tapi juga tidak dipungkiri bahwa pengguna internet juga tumbuh,” katanya.
Akbar insani
Untuk memastikan kesiapan layanan telekomunikasi tersebut, Komisaris Utama Telkomsel Alex J Sinaga langsung melakukan inspeksi jaringan di Bangkalan, Madura, kemarin. Alex mengatakan, tahun ini Telkomsel menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp25 triliun.
Belanja modal tersebut salah satunya digunakan untuk membangun base transceiver station (BTS) di seluruh Indonesia. Khusus di Madura, tahun ini ditargetkan ada penambahan 115 BTS 3G dan 2G dan hingga semester I/2015 ditargetkan sudah 80% terealisasi.
Proyek penambahan BTS itu terbanyak akan difokuskan di wilayah Bangkalan, yakni akan dipasang 16 BTS. “Jadi sebelum bulan puasa dan Lebaran, jaringan harus siap mengingat potensi traffic di wilayah Madura cukup besar. Bahkan, payload data di Madura mencapai 203%, sehingga Madura ini sangat haus akan ketersediaan internet,” katanya di sela-sela inspeksi jaringan Telkomsel.
Adapun hingga saat ini Telkomsel sudah memiliki 397 BTS yang tersebar di Madura. Sedangkan, jumlah pelanggan basic Telkomsel di wilayah Madura hingga kini tercatat mencapai 525.000 pelanggan atau naik 55% dibandingkan tahun lalu. Sementara, layanan data sudah mencapai 340.000 pelanggan atau naik 24% dibandingkan tahun lalu.
Melalui gebrakan percepatan infrastruktur jaringan telekomunikasi tersebut, lanjut Alex, diharapkan Telkomsel mampu menggaet pangsa pasar di Madura hingga 50% lebih dari posisi market share saat ini yang masih 35%. “Kami targetkan pelanggan kami tahun ini bisa tumbuh 8% secara nasional dan khusus Madura ditarget tumbuh 52%. Target Madura terbilang tinggi karena memang wilayah ini cukup telat dalam menjaring pasar, untuk itu sekarang kami mulai berpacu,” tutur Alex.
Alex mengatakan, saat ini industri telekomunikasi di Indonesia berada di titik paling maksimum dibandingkan negara lain yang pertumbuhannya negatif, terutama pertumbuhan traffic voice dan SMS. Namun, suatu saat traffic voice dan SMS di Indonesia pun bisa turun seperti negara lain. Untuk itu, perlu adanya pengembangan yang mengarah pada broadband 3G dan 4G dengan menggunakan fiber optik.
“Telkomsel sekarang ini mengalami pertumbuhan 6%-8%, bahkan di Madura traffic SMS naik 25% dan voice naik 20%. Jadi untuk beralih ke 3G dan 4G diperlukan perluasan fiber optik, dan seluruh BTS Madura kini sudah menggunakan fiber optic ,” bebernya.
Dia menambahkan, wilayah Indonesia memang belum seluruhnya dapat menjangkau ketersediaan internet, khususnya di daerah terpencil di wilayah Timur Indonesia. Telkomsel telah memiliki program Telkom Merah Putih yang didedikasikan untuk wilayah-wilayah terpencil tersebut.
Dari Rp25 triliun capex yang disiapkan, sekitar 1% digunakan untuk program tersebut. Tahun lalu Telkomsel membangun BTS di daerah kecil Tiong Ohang Kalimantan. “Kami pasang internet di sana bukan untuk cari revenue dan bukan membuat ekonomi daerah itu naik, melainkan karena desa itu terpencil dan terluar. Ini sudah berbicara NKRI,” ujarnya.
Rencananya pada 11 Mei juga akan diresmikan tersambungnya jaringan fiber optik mulai dari Indonesia tengah yang dimulai dari Kendari hingga Jayapura dan pada September akan sampai hingga Merauke.
Sementara itu, Executive Vice President Telkomsel Area Jawa Bali Yetty Kusumawati menambahkan, peningkatan layanan melalui penambahan BTS 3G dan 2G tersebut yang dilakukan karena pelanggan di Madura masih banyak yang menggunakan teknologi 3G dan 2G.
“Kami tidak bisa meninggalkan 2G karena pengguna layanan voice dan SMS termasuk masih tinggi, tapi juga tidak dipungkiri bahwa pengguna internet juga tumbuh,” katanya.
Akbar insani
(ftr)