China Mendominasi Impor Jawa Timur
loading...
A
A
A
SURABAYA - Selama Januari - Oktober 2021, impor Jawa Timur (Jatim) sebesar USD21,88 miliar atau naik 35, 31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. China menjadi negara importir tertinggi dengan nilai USD5,00 miliar atau setara 28,97 persen dari total impor.
"Disusul impor dari Amerika Serikat sebesar USD 1,21 miliar atau dengan kontribusi sebesar 7,00 persen. Kemudian dari Hongkong sebesar USD 796,99 juta atau dengan kontribusi sebesar 4,61 persen," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Rabu (17/11/2021).
Baca juga: Razia Lapas Sidoarjo, Petugas Amankan Kompor hingga Kartu Permainan
Selama Januari - Oktober 2021, nilai impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD2,26 miliar. Utamanya dari Thailand dengan nilai sebesar USD763,03 juta atau dengan kontribusi 4,42 persen. Sedangkan nilai impor dari kawasan Uni Eropa sebesar USD1,14 miliar. "Utamanya dari Jerman sebesar USD 338,29 juta atau dengan kontribusi 1,96 persen," ujar Umar.
Komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur, menjadi komoditas impor yang dominan di periode Januari - Oktober 2021. Komoditas ini berkontribusi 6,40 persen dengan nilai USD 1,40 miliar.
Baca juga: 1.600 Personel Disiagakan Amankan Natal dan Tahun Baru di Surabaya
Disusul komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON 90 dan lebih tetapi di bawah RON 97 tidak dicampur dengan peranan sebesar 5,43 persen dengan nilai sebesar USD 1,19 juta. "Berikutnya adalah komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan kontribusi 4,19 persen dengan nilai USD 915,99 juta," imbuh Umar.
Sementara itu, impor Jatim pada Oktober 2021 naik 17,34 persen dibandingkan September 2021, yaitu dari USD 2,15 miliar menjadi USD 2,52 miliar. Kenaikan ini akibat kinerja impor sektor migas dan sektor nonmigas Jatim yang sama-sama mengalami peningkatan.
"Disusul impor dari Amerika Serikat sebesar USD 1,21 miliar atau dengan kontribusi sebesar 7,00 persen. Kemudian dari Hongkong sebesar USD 796,99 juta atau dengan kontribusi sebesar 4,61 persen," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Rabu (17/11/2021).
Baca juga: Razia Lapas Sidoarjo, Petugas Amankan Kompor hingga Kartu Permainan
Selama Januari - Oktober 2021, nilai impor nonmigas dari kelompok negara ASEAN sebesar USD2,26 miliar. Utamanya dari Thailand dengan nilai sebesar USD763,03 juta atau dengan kontribusi 4,42 persen. Sedangkan nilai impor dari kawasan Uni Eropa sebesar USD1,14 miliar. "Utamanya dari Jerman sebesar USD 338,29 juta atau dengan kontribusi 1,96 persen," ujar Umar.
Komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON lainnya tidak dicampur, menjadi komoditas impor yang dominan di periode Januari - Oktober 2021. Komoditas ini berkontribusi 6,40 persen dengan nilai USD 1,40 miliar.
Baca juga: 1.600 Personel Disiagakan Amankan Natal dan Tahun Baru di Surabaya
Disusul komoditas bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON 90 dan lebih tetapi di bawah RON 97 tidak dicampur dengan peranan sebesar 5,43 persen dengan nilai sebesar USD 1,19 juta. "Berikutnya adalah komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan kontribusi 4,19 persen dengan nilai USD 915,99 juta," imbuh Umar.
Sementara itu, impor Jatim pada Oktober 2021 naik 17,34 persen dibandingkan September 2021, yaitu dari USD 2,15 miliar menjadi USD 2,52 miliar. Kenaikan ini akibat kinerja impor sektor migas dan sektor nonmigas Jatim yang sama-sama mengalami peningkatan.
(msd)