Kita Ingin Menelurkan DJ Profesional
A
A
A
”Ampun DJ....,”. Kata itu kerap diucapkan penggila clubbing saat disc jokey (DJ) mampu menghadirkan ramuan musik nan rancak yang membuat mereka tidak bisa diam.
Namun jangan salah, sekarang banyak peramu musik elektronik dadakan. Banyak di antara DJ yang muncul secara instan.
Dengan Minim penguasaan materi dan meramu musik pas-pasan, mereka sudah bermunculan. Bahkan, tidak sedikit DJ cewek mengedepankan tampilan bodi seksi dari pada keahlian. Benar-benar memprihatinkan. Namun, tidak dengan kumpulan DJ ini. Mereka mampu meramu musik elektro berbekal keahlian dengan mengaplikasikan materi yang didapat dari lembaga pendidikan, termasuk kursus.
Para DJ ”berpendidikan” ini tergabung dalam Electrowars Indonesia (EW), sebuah wadah bagi para DJ profesional. Achoxvolta, DJ Sonixx, dan DJ Zero adalah pendiri EW. Meski baru ditasbihkan per 13 Mei 2013, anggotanya terus bertambah. Hingga kini sudah 45 DJ dari sejumlah kota yang bergabung. DJ-DJ yang didapuk dalam EI adalah mereka yang sudah malang melintang di dunia ke-DJ-an.
Jam terbang mereka tak perlu diragukan lagi. Menyandang predikat DJ profesional tidak lantas membuat mereka jumawa. Sebaliknya, EW secara intens mengadakan workshop di sejumlah kota. Targetnya, menelurkan DJ-DJ baru untuk melahirkan karya musik elektronik, terlebih industri musik Tanah Air dan industri kreatif yang kini semakin berkembang pesat.
”EW ini se- Indonesia. Anggotanya ada yang dari Jakarta, Yogyakarta, Bali, Bandung, Malang, dan kota-kota lain. Ke depan anggota akan terus bertambah dan ada di setiap kota,” Achox F Rizaal, Ketua EW. Ditemui KORAN SINDO JATIM di sela-sela Electro Movement yang menjadi ajang workshop edutainment di Kaya Resto & Cafe, Jalan Raya Jemursari 144, Surabaya, Jumat (14/11) malam lalu, Achox banyak mengulas misi EW.
Wadah yang digawanginya itu ingin memunculkan DJ profesional. EW bersinergi dengan banyak elemen, salah satunya DPD Perindo Surabaya, ormas yang digawangi para pemuda. Antusiasme anggota Perindo di Kota Pahlawan dalam mengikuti workshop cukup bagus. Salah satunya, Sekretaris DPD Perindo Surabaya Maria Dinar Hapsari yang langsung mengaplikasikan materi yang didapat. Tanpa canggung, dia langsung memainkan peranti musik elektronik itu.
Workshop edutainment bertema ”Pengaruh Elektronik Musik dalam Perkembangan Industri Musik di Tanah Air” ini cukup bergengsi. Sejumlah praktisi andal yang sudah dikenal dihadirkan sebagai narasumber. Ada Gasman Gazali (industri musik), Adi Antono (industri kreatif), DJ Sonixx (praktisi elektronik musik). Workshop edutainment lebih hidup dan kaya warna setelah Achoxvolta (nama DJ Achox), praktisi elektronik musik sekaligus Ketua EI tampil sebagai moderator.
Tampilan DJ Turntable Battle, DJ Rendyc (KOBE band) vs DJ Zero (Psychosomatic/- Pornocreep), DJ Performing, DJ Em & DJ Mariaqueen, DJ Wars All DJ, and Synthesizer performing, yang ditutup kebolehan DJ Perfomance dan DJ AthunG, mampu menciptakan atmosfer berbeda.
”Dunia musik elektronik kini berkembang semakin pesat dalam menyambut era pasar bebas 2015. Perkembangan ini harus direspons positif,” kata Achox.
Soeprayitno
Surabaya
Namun jangan salah, sekarang banyak peramu musik elektronik dadakan. Banyak di antara DJ yang muncul secara instan.
Dengan Minim penguasaan materi dan meramu musik pas-pasan, mereka sudah bermunculan. Bahkan, tidak sedikit DJ cewek mengedepankan tampilan bodi seksi dari pada keahlian. Benar-benar memprihatinkan. Namun, tidak dengan kumpulan DJ ini. Mereka mampu meramu musik elektro berbekal keahlian dengan mengaplikasikan materi yang didapat dari lembaga pendidikan, termasuk kursus.
Para DJ ”berpendidikan” ini tergabung dalam Electrowars Indonesia (EW), sebuah wadah bagi para DJ profesional. Achoxvolta, DJ Sonixx, dan DJ Zero adalah pendiri EW. Meski baru ditasbihkan per 13 Mei 2013, anggotanya terus bertambah. Hingga kini sudah 45 DJ dari sejumlah kota yang bergabung. DJ-DJ yang didapuk dalam EI adalah mereka yang sudah malang melintang di dunia ke-DJ-an.
Jam terbang mereka tak perlu diragukan lagi. Menyandang predikat DJ profesional tidak lantas membuat mereka jumawa. Sebaliknya, EW secara intens mengadakan workshop di sejumlah kota. Targetnya, menelurkan DJ-DJ baru untuk melahirkan karya musik elektronik, terlebih industri musik Tanah Air dan industri kreatif yang kini semakin berkembang pesat.
”EW ini se- Indonesia. Anggotanya ada yang dari Jakarta, Yogyakarta, Bali, Bandung, Malang, dan kota-kota lain. Ke depan anggota akan terus bertambah dan ada di setiap kota,” Achox F Rizaal, Ketua EW. Ditemui KORAN SINDO JATIM di sela-sela Electro Movement yang menjadi ajang workshop edutainment di Kaya Resto & Cafe, Jalan Raya Jemursari 144, Surabaya, Jumat (14/11) malam lalu, Achox banyak mengulas misi EW.
Wadah yang digawanginya itu ingin memunculkan DJ profesional. EW bersinergi dengan banyak elemen, salah satunya DPD Perindo Surabaya, ormas yang digawangi para pemuda. Antusiasme anggota Perindo di Kota Pahlawan dalam mengikuti workshop cukup bagus. Salah satunya, Sekretaris DPD Perindo Surabaya Maria Dinar Hapsari yang langsung mengaplikasikan materi yang didapat. Tanpa canggung, dia langsung memainkan peranti musik elektronik itu.
Workshop edutainment bertema ”Pengaruh Elektronik Musik dalam Perkembangan Industri Musik di Tanah Air” ini cukup bergengsi. Sejumlah praktisi andal yang sudah dikenal dihadirkan sebagai narasumber. Ada Gasman Gazali (industri musik), Adi Antono (industri kreatif), DJ Sonixx (praktisi elektronik musik). Workshop edutainment lebih hidup dan kaya warna setelah Achoxvolta (nama DJ Achox), praktisi elektronik musik sekaligus Ketua EI tampil sebagai moderator.
Tampilan DJ Turntable Battle, DJ Rendyc (KOBE band) vs DJ Zero (Psychosomatic/- Pornocreep), DJ Performing, DJ Em & DJ Mariaqueen, DJ Wars All DJ, and Synthesizer performing, yang ditutup kebolehan DJ Perfomance dan DJ AthunG, mampu menciptakan atmosfer berbeda.
”Dunia musik elektronik kini berkembang semakin pesat dalam menyambut era pasar bebas 2015. Perkembangan ini harus direspons positif,” kata Achox.
Soeprayitno
Surabaya
(ars)