Tiga Sistem Terintegrasi Kota Pekanbaru Semakin Cerdas
A
A
A
PEKANBARU - Predikat kota cerdas Pekanbaru semakin nyata dengan diluncurkannya Sistem Pelayanan Publik Terintegrasi. Sistem ini tidak hanya sebagai pelayanan publik namun juga database ketertiban umum dan kependudukan.
Wakil Wali Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi meluncurkan Sistem Pelayanan Publik Terintegrasi yang merupakan inovasi Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Kota Pekanbaru, Senin (25/6/2019).
Pada Sistem Terintegrasi Pelayanan Publik ini telah diluncurkan sepuluh inovasi daerah hasil proyek perubahan yang dibuat oleh peserta diklat PIM II maupun PIM III. Hal ini semakin memantapkan Pekanbaru sebagai kota cerdas atau smart city yang dicirikan dengan kota penuh inovasi dan kreativitas.
“Inovasi ini akan mendorong kita menjadi masyarakat yang taat hukum dan tertib sebagai ciri masyarakat madani,” ungkap Wakil Wali Kota.
Menurut Ayat Cahyadi sistem pelayanan ini akan di selenggarakan melalui dua sisi yaitu pelayanan agar warga mendapatkan haknya secara baik dan pelayanan agar masyarakat dapat melaksanakan kewajibannya. "Jadi seimbang antara hak dan kewajiban. Untuk itu kita akan menyiapkan dasar regulasinya dan menyosialisasikannya,” ucapnya.
Kepala Dinas Kominfo Statistik dan Persandian Kota Pekanbaru, Firmansyah Eka Putra menerangkan, di antara inovasi tersebut adalah pelayanan terintegrasi pelayanan publik – ketertiban umum. Inovasi ini membawa Pekanbaru selangkah lebih maju dari sebelumnya.
“Selama ini penyelenggaraan pelayanan publik kita fokus kepada kualitas bagaimana masyarakat mendapatkan haknya, sekarang kita mencoba mengintegrasikan layanan yang juga membantu masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya,” jelas Eka.
Yang unik dari inovasi ini adalah diintegrasikannya tiga sistem layanan dalam satu sistem, yaitu sistem pelayanan publik, sistem ketertiban umum dan data kependudukan.
Integrasi dilakukan pada level aplikasi maupun level database. Mereka yang terdata pernah melanggar ketertiban umum (yang diatur dalam Perda) maka ketika melakukan permohonan pada konter layanan publik secara mudah akan teridentifikasi oleh sistem (karena identitasnya telah tersimpan dalam database pelanggaran).
Petugas akan membantu warga tersebut untuk melaksanakan kewajibannya terhadap pelanggaran tersebut sehingga namanya tidak ada lagi dalam daftar pelanggar ketertiban umum.
"Tidak ada warga yang ditolak hak mendapatkan pelayanan karena adanya pelanggaran, warga dapat melaksanakan kewajibannya dengan menjalankan sanksi yang sudah ditentukan atau memohon dispensasi waktu dengan mengisi blanko yang telah disediakan," lanjut Eka.
Lebih jauh disampaikan Eka, bahwa sistem informasi ketertiban umum adalah informasi publik yang dapat diakses oleh siapa saja, berisi daftar warga pelanggar ketertiban, aturan /perda yang mengatur ketertiban dan fasilitas pengaduan terhadap kejadian pelanggaran ketertiban.
"Warga yang masuk dalam daftar ini, nama dan fotonya akan terpublikasi terus menerus sampai mereka menunaikan sanksinya, sehingga dengan cara ini akan muncul rasa malu dan kita berharap sistem ini akan mendorong tumbuhnya budaya tertib melalui law enforcement dengan pemanfaatan teknologi informasi,” ujarnya.
“Kedepan sistem ini akan kita lengkapi dengan teknologi pengenal wajah (face recognition) sehingga tidak dibutuhkan lagi satgas lapangan seperti yang kita bentuk sekarang, yang mendata wajah dan identitas warga pelanggar melalui aplikasi yang kita sebut e-tibun. Sistem ini mendekatkan kita ke negara-negara maju, seperti Singapura dimana teknologi mampu memaksa mereka untuk berbudaya tertib.” tutup Eka.(Kominfo5/RD2)
Wakil Wali Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi meluncurkan Sistem Pelayanan Publik Terintegrasi yang merupakan inovasi Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Kota Pekanbaru, Senin (25/6/2019).
Pada Sistem Terintegrasi Pelayanan Publik ini telah diluncurkan sepuluh inovasi daerah hasil proyek perubahan yang dibuat oleh peserta diklat PIM II maupun PIM III. Hal ini semakin memantapkan Pekanbaru sebagai kota cerdas atau smart city yang dicirikan dengan kota penuh inovasi dan kreativitas.
“Inovasi ini akan mendorong kita menjadi masyarakat yang taat hukum dan tertib sebagai ciri masyarakat madani,” ungkap Wakil Wali Kota.
Menurut Ayat Cahyadi sistem pelayanan ini akan di selenggarakan melalui dua sisi yaitu pelayanan agar warga mendapatkan haknya secara baik dan pelayanan agar masyarakat dapat melaksanakan kewajibannya. "Jadi seimbang antara hak dan kewajiban. Untuk itu kita akan menyiapkan dasar regulasinya dan menyosialisasikannya,” ucapnya.
Kepala Dinas Kominfo Statistik dan Persandian Kota Pekanbaru, Firmansyah Eka Putra menerangkan, di antara inovasi tersebut adalah pelayanan terintegrasi pelayanan publik – ketertiban umum. Inovasi ini membawa Pekanbaru selangkah lebih maju dari sebelumnya.
“Selama ini penyelenggaraan pelayanan publik kita fokus kepada kualitas bagaimana masyarakat mendapatkan haknya, sekarang kita mencoba mengintegrasikan layanan yang juga membantu masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya,” jelas Eka.
Yang unik dari inovasi ini adalah diintegrasikannya tiga sistem layanan dalam satu sistem, yaitu sistem pelayanan publik, sistem ketertiban umum dan data kependudukan.
Integrasi dilakukan pada level aplikasi maupun level database. Mereka yang terdata pernah melanggar ketertiban umum (yang diatur dalam Perda) maka ketika melakukan permohonan pada konter layanan publik secara mudah akan teridentifikasi oleh sistem (karena identitasnya telah tersimpan dalam database pelanggaran).
Petugas akan membantu warga tersebut untuk melaksanakan kewajibannya terhadap pelanggaran tersebut sehingga namanya tidak ada lagi dalam daftar pelanggar ketertiban umum.
"Tidak ada warga yang ditolak hak mendapatkan pelayanan karena adanya pelanggaran, warga dapat melaksanakan kewajibannya dengan menjalankan sanksi yang sudah ditentukan atau memohon dispensasi waktu dengan mengisi blanko yang telah disediakan," lanjut Eka.
Lebih jauh disampaikan Eka, bahwa sistem informasi ketertiban umum adalah informasi publik yang dapat diakses oleh siapa saja, berisi daftar warga pelanggar ketertiban, aturan /perda yang mengatur ketertiban dan fasilitas pengaduan terhadap kejadian pelanggaran ketertiban.
"Warga yang masuk dalam daftar ini, nama dan fotonya akan terpublikasi terus menerus sampai mereka menunaikan sanksinya, sehingga dengan cara ini akan muncul rasa malu dan kita berharap sistem ini akan mendorong tumbuhnya budaya tertib melalui law enforcement dengan pemanfaatan teknologi informasi,” ujarnya.
“Kedepan sistem ini akan kita lengkapi dengan teknologi pengenal wajah (face recognition) sehingga tidak dibutuhkan lagi satgas lapangan seperti yang kita bentuk sekarang, yang mendata wajah dan identitas warga pelanggar melalui aplikasi yang kita sebut e-tibun. Sistem ini mendekatkan kita ke negara-negara maju, seperti Singapura dimana teknologi mampu memaksa mereka untuk berbudaya tertib.” tutup Eka.(Kominfo5/RD2)
(alf)