Sekolah Masih Sulit Kembangkan Sistem Pembelajaran Daring
loading...
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Sistem pembelajaran jarak jauh dengan cara online atau dikenal dengan daring di Gunungkidul masih belum efektif. Banyak kendala yang menjadikan solusi pendidikan di masa pandemi ini diterapkan.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul Bahron Rasyid menjelaskan, hingga saat ini belum semua sekolah bisa menerapkan sistem daring. Untuk tataran Sekolah(SD) saja belum menyentuh 30 persen. Begitu juga dengan SMP yang baru 50 persen. "Jadi ya tidak semua bisa banyak kendalanya u tuk daring ini, khususnya di Gunungkidul," terangnya kepada SindoNews Minggu (12/7/2020).
Dijelaskannya, salah satu kendala yang dihadapi ada jaringan internet yang belum bisa menjangkau sekolah yang jauh di pinggrian. Selain itu jika layanan Internet ada di sekolah, belum tentu siswa juga memiliki layanan data Internet di rumah. Selain itu juga kepemilikan telepon seluler yang mendukung juga menjadi kendala tersendiri. "Jadi sekolah dari rumah ini sebenarnya bukan pilihan Disdikpora. Namun ini karena kita mengedepankan protokol kesehatan," ulasnya.
Saat ini, pihaknya juga tidak bisa melakukan implementasi kurikulum yang sama. Ini lantaran kondisi masing-masing sekolah yang berbeda." Ada yang bisa daring standar pembelajaran. Ada yang tidak bisa. Semua tergantung sekolah, "katanya. (Baca: Keterserapan Pendidikan Sistem Daring Hasilnya Akan Berbeda-beda)
Kendati demikian, pihaknya juga memberikan kesempatan bagi sekolah yang hari pertama menghadirkan siswanya. Ini lantaran siswa butuh pengelan sekolah." Hanya saja memang harus menjalankan protokol kesehatan, " tandasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul Bahron Rasyid menjelaskan, hingga saat ini belum semua sekolah bisa menerapkan sistem daring. Untuk tataran Sekolah(SD) saja belum menyentuh 30 persen. Begitu juga dengan SMP yang baru 50 persen. "Jadi ya tidak semua bisa banyak kendalanya u tuk daring ini, khususnya di Gunungkidul," terangnya kepada SindoNews Minggu (12/7/2020).
Dijelaskannya, salah satu kendala yang dihadapi ada jaringan internet yang belum bisa menjangkau sekolah yang jauh di pinggrian. Selain itu jika layanan Internet ada di sekolah, belum tentu siswa juga memiliki layanan data Internet di rumah. Selain itu juga kepemilikan telepon seluler yang mendukung juga menjadi kendala tersendiri. "Jadi sekolah dari rumah ini sebenarnya bukan pilihan Disdikpora. Namun ini karena kita mengedepankan protokol kesehatan," ulasnya.
Saat ini, pihaknya juga tidak bisa melakukan implementasi kurikulum yang sama. Ini lantaran kondisi masing-masing sekolah yang berbeda." Ada yang bisa daring standar pembelajaran. Ada yang tidak bisa. Semua tergantung sekolah, "katanya. (Baca: Keterserapan Pendidikan Sistem Daring Hasilnya Akan Berbeda-beda)
Kendati demikian, pihaknya juga memberikan kesempatan bagi sekolah yang hari pertama menghadirkan siswanya. Ini lantaran siswa butuh pengelan sekolah." Hanya saja memang harus menjalankan protokol kesehatan, " tandasnya.
(don)