Kehebatan Kapal Perang Majapahit, Ramping Muat Banyak Pasukan Dilengkapi Meriam Cetbang
loading...
A
A
A
MAJAPAHIT dikenal memiliki kekuatan perang yang kuat dan tak tertandingi di zamannya. Kapal perang Kerajaan Majapahit mampu menampung ratusan orang beserta perlengkapan perang.
Kapal perang ini digunakan untuk melakukan ekspedisi maritim ke sejumlah wilayah di Nusantara. Armada laut Kerajaan Majapahit berkembang pesat dan menjadi kekuatan militer yang disegani saat dipimpin oleh Mpu Nala dengan pengawasan Maha Patih Gajah Mada.
Kapal perang Majapahit sangat digdaya dan ditakuti kala itu lantaran lebih canggih dan kuat dibandingkan kapal milik kerajaan lainnya.
Semua itu berkat kepiawaian Mpu Nala dalam membuat kapal kayu yang andal dipakai untuk peperangan. Di awal Mpu Tala memimpin, Angkatan Laut Majapahit menggunakan kapal-kapal perang bekas tentara Mongol yang dikirim oleh Kubilai Khan untuk menaklukkan Jawa pada saat pemerintahan Kertanegara.
Kekuatan angkatan laut Kerajaan Majapahit kala itu masih lemah dan belum memiliki strategi perang dan komandan yang hebat. Maha Patih Gajah Mada kemudian meminta Mpu Tala membenahi angkatan laut Majapahit untuk mewujudkan Sumpah Palapa guna menyatukan wilayah Nusantara.
Mpu Nala mampu membenahi kapal perang dan memimpin armada laut Majapahit banyak diulas dalam buku "Jayaning Majapahit: Kisah Para Kesatria Penjaga Samudra" tulisan Agus S Serono, dan buku "Majapahit Peradaban Maritim" karya Irawan Joko.
Setelah dilantik oleh Raja Majapahit, Tribhuwana Tunggadewi sebagai Panglima Angkatan Laut Kerajaan Majapahit, Mpu Nala langsung bergerak cepat membenahi angkatan laut Majapahit.
Penguatan angkatan laut Majapahit dilakukan dengan peningkatan kualitas dan kesejahteraan prajurit, serta kualitas kapal perangnya.
Laksamana Nala langsung turun dan memimpin pasukannya di Pelabuhan Ujung Galuh atau sekarang jadi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang saat itu menjadi pangkalan angkatan laut Kerajaan Majapahit.
Berangsur-angsung angkatan laut Majapahit pun dibenahi. Laksamana Laut Mpu Nala dengan jenius menciptakan desain kapal untuk angkatan laut Majapahit. Kapal dibuat dengan kayu raksasa yang hanya ada dan tumbuh di pulau rahasia.
Kapal perang Majapahit juga dilengkapi meriam canggih pada zaman itu yang disebut dengan meriam Jawa, atau cetbang Majapahit. Meriam yang ditakuti musuh Majapahit itu diproduksi oleh pandai besi yang berada di Blambangan. Meriam cetbang merupakan penemuan Maha Patih Gajah Mada.
Meriam ini siap menyalak dan menghancurkan armada kapal musuh saat pertempuran di lautan. Sehingga membuat kapal-kapal Majapahit menguasai lautan.
Laksamana Nala mempelajari dan mengutak-atik konstruksi kapal perang peninggalan tentara Mongol. Hingga akhirnya dapat ditemukan kelemahan dari kapal perang peninggalan tentara Mongol, yang kala itu jadi kekuatan utama angkatan laut Majapahit.
Kelemahan itu di antaranya bentuk badan kapal yang gemuk sehingga mempersulit sistem navigasi kapal. Selanjutnya Mpu Nala merancang bentuk kapal yang ideal bagi angkatan laut Majapahit, yakni badan kapal yang lebih ramping namun kapasitasnya jauh lebih besar daripada kapal sebelumnya.
Kapal baru ini mampu menampung ratusan prajurit angkatan laut Kerajaan Majapahit, beserta perbekalan beserta kuda untuk ekspedisi maritim membelah lautan.
Kapal yang gesit dan kuat serta dilenglapi meriam cetbang ini dikenal dengan keganasannya dalam setiap pertempuran. Pembenahan angkatan laut Majapahit mampu dituntaskan oleh Laksamana Nala.
Hingga akhirnya Laksamana Nala memimpin ekspedisi maritim kerajaan Majapahit ke seluruh Nusantara. Pada tahun 1339-1341, angkatan laut Majapahit yang dipimpin oleh Laksamana Nala berhasil menundukkan seluruh Nusantara bagian barat, yang dimulai dari kerajaan Samudra Pasai, berlanjut ke seluruh Pulau Sumatera, Semenanjung Melayu, dan berakhir di Kalimantan.
Bahkan para ahli sejarah menilai ekspedisi angkatan laut Majapahit ke Samudra Pasai merupakan ekspedisi terbesar selama Kerajaan Majapahit berdiri. Saat itu ekspesi mengerahkan 400 kapal, di mana masing-masing kapalnya mampu menampung 200 hingga 1.000 orang.
Dengan kekuatan besar dan ditakuti, ekspedisi maritim Majapahit terus berlanjut. Hingga pada tahun 1343 Maha Patih Gajah Mada dan Laksamana Nala mampu menaklukkan Nusantara Timur, yakni Bali, Lombok, Sumbawa, Seram, Sulawesi, dan berakhir di Dompo.
Angkatan laut Kerajaan Majapahit dengan kekuatan sekitar 40.000 tentara menjadi angkatan laut terbesar dan terkuat di Asia Tenggara. Berkat tangan dingin Laksamana Nala, kekuatan angkatan laut Kerajaan Majapahit menjadi sangat dahsyat dan tak terkalahkan serta melegenda.
Kapal perang ini digunakan untuk melakukan ekspedisi maritim ke sejumlah wilayah di Nusantara. Armada laut Kerajaan Majapahit berkembang pesat dan menjadi kekuatan militer yang disegani saat dipimpin oleh Mpu Nala dengan pengawasan Maha Patih Gajah Mada.
Kapal perang Majapahit sangat digdaya dan ditakuti kala itu lantaran lebih canggih dan kuat dibandingkan kapal milik kerajaan lainnya.
Semua itu berkat kepiawaian Mpu Nala dalam membuat kapal kayu yang andal dipakai untuk peperangan. Di awal Mpu Tala memimpin, Angkatan Laut Majapahit menggunakan kapal-kapal perang bekas tentara Mongol yang dikirim oleh Kubilai Khan untuk menaklukkan Jawa pada saat pemerintahan Kertanegara.
Kekuatan angkatan laut Kerajaan Majapahit kala itu masih lemah dan belum memiliki strategi perang dan komandan yang hebat. Maha Patih Gajah Mada kemudian meminta Mpu Tala membenahi angkatan laut Majapahit untuk mewujudkan Sumpah Palapa guna menyatukan wilayah Nusantara.
Mpu Nala mampu membenahi kapal perang dan memimpin armada laut Majapahit banyak diulas dalam buku "Jayaning Majapahit: Kisah Para Kesatria Penjaga Samudra" tulisan Agus S Serono, dan buku "Majapahit Peradaban Maritim" karya Irawan Joko.
Setelah dilantik oleh Raja Majapahit, Tribhuwana Tunggadewi sebagai Panglima Angkatan Laut Kerajaan Majapahit, Mpu Nala langsung bergerak cepat membenahi angkatan laut Majapahit.
Penguatan angkatan laut Majapahit dilakukan dengan peningkatan kualitas dan kesejahteraan prajurit, serta kualitas kapal perangnya.
Laksamana Nala langsung turun dan memimpin pasukannya di Pelabuhan Ujung Galuh atau sekarang jadi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang saat itu menjadi pangkalan angkatan laut Kerajaan Majapahit.
Berangsur-angsung angkatan laut Majapahit pun dibenahi. Laksamana Laut Mpu Nala dengan jenius menciptakan desain kapal untuk angkatan laut Majapahit. Kapal dibuat dengan kayu raksasa yang hanya ada dan tumbuh di pulau rahasia.
Kapal perang Majapahit juga dilengkapi meriam canggih pada zaman itu yang disebut dengan meriam Jawa, atau cetbang Majapahit. Meriam yang ditakuti musuh Majapahit itu diproduksi oleh pandai besi yang berada di Blambangan. Meriam cetbang merupakan penemuan Maha Patih Gajah Mada.
Meriam ini siap menyalak dan menghancurkan armada kapal musuh saat pertempuran di lautan. Sehingga membuat kapal-kapal Majapahit menguasai lautan.
Laksamana Nala mempelajari dan mengutak-atik konstruksi kapal perang peninggalan tentara Mongol. Hingga akhirnya dapat ditemukan kelemahan dari kapal perang peninggalan tentara Mongol, yang kala itu jadi kekuatan utama angkatan laut Majapahit.
Kelemahan itu di antaranya bentuk badan kapal yang gemuk sehingga mempersulit sistem navigasi kapal. Selanjutnya Mpu Nala merancang bentuk kapal yang ideal bagi angkatan laut Majapahit, yakni badan kapal yang lebih ramping namun kapasitasnya jauh lebih besar daripada kapal sebelumnya.
Kapal baru ini mampu menampung ratusan prajurit angkatan laut Kerajaan Majapahit, beserta perbekalan beserta kuda untuk ekspedisi maritim membelah lautan.
Kapal yang gesit dan kuat serta dilenglapi meriam cetbang ini dikenal dengan keganasannya dalam setiap pertempuran. Pembenahan angkatan laut Majapahit mampu dituntaskan oleh Laksamana Nala.
Hingga akhirnya Laksamana Nala memimpin ekspedisi maritim kerajaan Majapahit ke seluruh Nusantara. Pada tahun 1339-1341, angkatan laut Majapahit yang dipimpin oleh Laksamana Nala berhasil menundukkan seluruh Nusantara bagian barat, yang dimulai dari kerajaan Samudra Pasai, berlanjut ke seluruh Pulau Sumatera, Semenanjung Melayu, dan berakhir di Kalimantan.
Bahkan para ahli sejarah menilai ekspedisi angkatan laut Majapahit ke Samudra Pasai merupakan ekspedisi terbesar selama Kerajaan Majapahit berdiri. Saat itu ekspesi mengerahkan 400 kapal, di mana masing-masing kapalnya mampu menampung 200 hingga 1.000 orang.
Dengan kekuatan besar dan ditakuti, ekspedisi maritim Majapahit terus berlanjut. Hingga pada tahun 1343 Maha Patih Gajah Mada dan Laksamana Nala mampu menaklukkan Nusantara Timur, yakni Bali, Lombok, Sumbawa, Seram, Sulawesi, dan berakhir di Dompo.
Angkatan laut Kerajaan Majapahit dengan kekuatan sekitar 40.000 tentara menjadi angkatan laut terbesar dan terkuat di Asia Tenggara. Berkat tangan dingin Laksamana Nala, kekuatan angkatan laut Kerajaan Majapahit menjadi sangat dahsyat dan tak terkalahkan serta melegenda.
(shf)